Mobitekno – PLN menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan enam startup Indonesia dalam strateginya untuk menggali potensi bisnis di luar kelistrikan (Beyond kWh). Hal ini dilakukan sebagai langkah progresif perseroan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkesinambungan lewat program Connext Powered by PLN.
Keenam perusahaan teknologi rintisan yang dirangkul PLN untuk menjalani usaha baru yakni Fresh Factory, Amoda, Kanggo, Imajin, Nodeflux, dan Rekosistem.
Kolaborasi PLN dan startup: Win-win Solution
Kerjasama antara BUMN, seperti PLN Group dan perusahaan rintisan dapat memberikan manfaat signifikan bagi kedua belah pihak. PLN dapat mendapatkan manfaat dari inovasi, efisiensi, ekspansi ke pasar baru, brand awareness, dan daya saing dari perusaahaan rintisan yang digandengnya. Sedangkan startup juga dapat mendapatkan manfaat dari jaringan, keahlian, dan dukungan dari PLN selama ini.
Penandatanganan dilakukan oleh jajaran Manajemen Atas PLN, Direksi Subholding dan Anak Usaha PLN, dengan Founder atau Co-founder startup terpilih di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Selasa (25/07).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN senantiasa membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengembangan bisnis.
“Melalui program Connext, kami menyampaikan dukungan penuh kepada startup terpilih yang akan belajar dan bergabung dengan ekosistem PLN. Ini merupakan bentuk kolaborasi PLN dengan startup yang bertujuan mengubah tantangan global terkait disrupsi teknologi menjadi peluang,” ucap Darmawan.
Strategi PLN untuk antisipasi disrupsi teknologi
Program Connext dibagi dalam dua program, yakni inkubasi dan kolaborasi. Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis, Hartanto Wibowo menjelaskan bahwa program inkubasi ditujukan untuk perusahaan rintisan tahap awal yang tertarik untuk belajar dan bergabung dengan ekosistem PLN. Program ini akan menawarkan pelatihan dan pembinaan one on one untuk meningkatkan pemahaman bisnis dan kinerja startup peserta.
“Selanjutnya untuk program kolaborasi ditunjukkan kepada startup tahap lanjut dengan tujuan akhir melakukan kolaborasi bisnis dengan PLN,” ungkap Hartanto.
Menurut Hartanto Wibowo, melalui entitas usahanya yaitu PT PLN Icon Plus, PT Haleyora Power dan PT Energy Management Indonesia (EMI) akan terus mendorong utilisasi aset secara maksimal hingga di luar kelistrikan.
“Kami bersama enam startup pilihan, akan memaksimalkan aset untuk pengembangan teknologi digital, internet, hingga cold chain management,” ujar Hartanto.
Hartanto merinci untuk PLN Icon Plus, akan berkolaborasi dengan Fresh Factory dari industri cold chain, Nodeflux dari industri computer vision, Amoda dari industri commercial space management, dan Kanggo dari industri home services.
Kemudian EMI berkolaborasi dengan Rekosistem dari industri waste to energy untuk pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Selanjutnya, PT Haleyora Power berkolaborasi dengan Imajin dari industri manufaktur on demand.
”Kolaborasi ini sebagai bentuk adaptasi perusahaan terhadap kemajuan teknologi dan perubahan perilaku masyarakat saat ini yang serba digital dan ringkas. Tak ketinggalan, semua proses bisnis yang dilakukan PLN juga mengusung keberlanjutan di bidang lingkungan dan sosial dengan keterlibatan aktif masyarakat,” tutup Hartanto.
Tags: BUMN, Connext Powered, Kolaborasi, PLN, PLN Icon Plus, stratup, Teknologi