February 2, 2023

Chainalysis: Didominasi Sektor DeFi, Peretasan Kripto dengan Nilai Terbesar Terjadi di 2022

Penulis: Iwan RS
Chainalysis: Didominasi Sektor DeFi, Peretasan Kripto dengan Nilai Terbesar Terjadi di 2022  

Mobitekno – Menurut laporan perusahaan analitik Chainalysis, tahun 2022 bisa disebut sebagai tahun terburuk dalam kasus perampokan terkait aset kripto. Disebutkan pelaku terbesarnya berasal dari Korea Utara yang berhasil ‘menggarong’ hingga US$ 3,8 miliar (sekitar Rp56,8 triliun). Terbesar dari yang pernah ada selama ini.

Perusahaan yang menyediakan alat intelijen dan manajemen risiko bagi lembaga negara, crypto exchange, hingga institusi keuangan ini menyatakan aktivitas peretasan tersebut “surut dan mengalir” sepanjang tahun, dengan “lonjakan besar” terjadi pada bulan Maret dan Oktober.

Oktober menjadi bulan dimana terjadi peretasan mata uang kripto terbesar dengan nilai US$ 775,7 juta (sekitar Rp11,6 triliun) dari 32 serangan yang terpisah.

Sebagai akibatnya, pasar perdagangan kripto pun merunduk di 2022, diikuti anjloknya minat berbagai pihak di tengah ambruknya kepercayaan terhadap perusahaan kripto. Investor banyak mengalami kerugian besar dan regulator pun akhirnya menyuarakan sistem perlindungan konsumen yang lebih baik di industri ini.

Chainalysis report 01

Chainalysis report 02

Chainalysis dan perusahaan lainnya juga mengonfirmasi Reuters bahwa meski akun yang terkait Korea Utara (Korut) kehilangan nilai jutaan dolar, hal tersebu tidak menghalangi peretas untuk terus menjalankan aksinya.

Peretas yang terkait dengan Korut, seperti sindikat penjahat siber Lazarus Group sejauh ini merupakan peretas kripto paling produktif dengan prediksi hasil curian berkisar US$ 1,7 miliar (sekitar Rp25,4 triliun) dalam beberapa serangan tahun lalu. Tentu saja laporan aksi peretasan ini dibantah oleh pihak Korut.

Menurut panel ahli yang memantau sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap negara tersebut, Korea Utara semakin mengandalkan peretasan untuk mendanai program rudal dan senjata nuklirnya, terutama karena perdagangan yang kian menyusut di bawah sanksi dan pandemi COVID-19.

Chainalysis report 03

Chainalysis report 04

Menurut Chainalysis, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa peretasan mata uang kripto berkontribuysi cukup besar dari perekonomian negara tersebut. Untu k pertama kalinya tahun lalu, penegak hukum AS berhasil menyita US$ 30 juta (sekitar Rp 448,6 miliar) dana curian dari peretas yang berkaitan dengan Korut.

Target peretas terbanyak ada di sektor DeFi atau keuangan terdesentralisasi yang memang berkembang pesat di industri kripto. Tercatat lebih dari 82% mata uang kripto yang dicuri tahun lalu dari sektor ini.

Aplikasi DeFi (dApps) yang umumnya berjalan di blockchain Ethereum, adalah platform keuangan yang memungkinkan aktivtias keuangan di luar bank tradisional yang beroprasi dengan mata uang kripto.

Menurut Chainalysis dalam laporan Januari 2023, tahun lalu terjadi rekor dalam jumlah total transaksi kripto aktivitas ilegal dengan nilai mencapai 20,1 miliar dolar AS (hampir Rp 300 triliun).

Tags: , , , , ,


COMMENTS