Mobitekno – Kondisi bisnis pascapandemi beroperasi pada volume dan kecepatan yang membutuhkan fleksibilitas, skalabilitas, daya tanggap, dan jangkauan yang belum pernah ada sebelumnya. Kapasitas, daya, dan kedekatan pusat data dapat berdampak besar pada bagaimana bisnis dapat memberikan hasil bagi pelanggan mereka.
Setelah sukses mengakuisisi pusat data GTN di Indonesia, EdgeConneX berkomitmen terus memperluas platform pusat data Edge dan hyperscale-nya secara global. Kampus pusat data hyperscale yang direncanakan di Jakarta akan memberikan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan EdgeConneX akan kapasitas di pasar yang vital dan berkembang di kawasan Asia Pasifik.
Kelvin Fong, Managing Director (APAC) di EdgeConneX, mengungkapkan kemajuan perusahaan usai akuisisi enam bulan terakhir cukup mengesankan. Ia mengungkapkan, “Saya harus mengatakan bahwa tim Indonesia sangat membantu. Mereka sangat pekerja keras, rajin, dan haus untuk belajar. Itulah sebabnya kami dengan senang hati mengirim mereka ke kursus bahasa Inggris, mengirim mereka ke AS, ke Amsterdam, untuk pelatihan perangkat lunak, atau apa pun untuk membantu mereka meningkatkan diri mereka sendiri,” ujarnya saat media interview di Jakarta, Rabu (26/10).
“Mereka juga telah berhasil mengimplementasikan hasil kerja EdgeConneX dari bulan April hingga hari ini. Respons kami sangat baik dengan tuntutan dari pelanggan kami. Jadi sekarang semangatnya meningkat, mereka mendapatkan alatnya, dan sekarang mereka menantikan rencana ekspansi kami di lahan yang berdekatan. Saya melihat sejak itu, kami sangat sukses dalam mengintegrasikan GTN,” jelas Fong.
Kelvin Fong, Managing Director (APAC) di EdgeConneX
Menyinggung soal layanan untuk menyasar level Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Fong menyatakan bahwa EdgeConneX memiliki layanan untuk UKM. Menurut dia, secara tradisional, EdgeConneX adalah pemain hyperscale dan grosir untuk ritel, UKM.
“Kami memiliki mitra yang melayani mereka. Mitra akan menawarkan lebih banyak layanan karena biasanya UKM membutuhkan lebih banyak layanan bernilai tambah. Misalnya, mereka mungkin tidak memiliki departemen IT, atau perangkat lunak tertentu, dan mereka tidak ingin melisensikannya. Mereka akan melakukan outsourcing dan di situlah kami bekerja dengan mitra kami untuk melayani pasar UKM,” tambah Fong.
EdgeConneX tidak mengabaikan UKM, karena menurut Fong, suatu saat mereka bisa menjadi Unicorn.
“Kami menawarkan kepada mereka keahlian kami dalam produk, dan pengetahuan tentang produk mereka. Mereka tahu apa itu infrastruktur digital rekayasa pusat data. EdgeConneX memiliki pengalaman dalam hal komersial, teknis, dan pengiriman. Kembali ke UKM, UKM memiliki rangkaian produk yang sangat berbeda. Untuk rangkaian produk UKM, kami harus bekerja sama dengan mitra kami dalam memahami layanan nilai tambah mereka, seperti layanan pengelolaan dan layanan konektivitas,” papar Fong.
Terkait pusat data yang berkelanjutan yang menggunakan energi ramah lingkungan, Fong menjelaskan di luar Indonesia, (AS, Eropa, Cina, dan India) EdgeConneX sudah menjadi perusahaan yang 100% off-set menerapkan berkelanjutan.
“Kami adalah penyedia layanan data center menggunakan energi terbarukan dan kabin terbesar. Di Indonesia, kami mencari sumber terbarukan untuk mengimbangi fasilitas kami. Kami bekerja sama dengan mitra untuk menemukan sumber energi terbarukan. Dari segi permodalan, kami juga melihat green loans financing, dan green loans banking, yang sangat penting. Yang ketiga adalah gedungnya. Jadi, kami menggunakan bahan konstruksi yang ramah lingkungan. Dari segi tim konstruksi, kami berusaha tidak ada pemborosan. Bahkan sebelum Anda membangun sesuatu, Anda mungkin ingin meruntuhkannya. Tapi meruntuhkan bangunan tidak ramah lingkungan,” pungkas Fong.
Tags: EdgeConneX, hyperscale, kampus hyperscale, Kelvin Fong, Pusat Data, UMKM