February 24, 2021

Survey NTT: 96,2% Pelaku Bisnis di Asia Pasifik Memandang Pentingnya Cloud

Penulis: Karyo | Editor: Rizki R
Survey NTT: 96,2% Pelaku Bisnis di Asia Pasifik Memandang Pentingnya Cloud 

Mobitekno – NTT Ltd., perusahaan layanan teknologi global, telah merilis Laporan Cloud Hybrid 2021, yang memperlihatkan kebutuhan utama yang diperlukan untuk ketangkasan sebuah bisnis, dan peran yang diberikan cloud hybrid dalam membantu bisnis mencapai ketangkasan tersebut.

Laporan Hybrid Cloud dari NTT mengungkapkan pendorong utama di balik adopsi cloud hybrid.

Sebelum Covid-19, banyak perusahaan telah memulai perjalanan transformasi digital, tetapi pandemi ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan tidak segesit yang mereka pikir sebelumnya. Pandemi ini menunjukkan adanya kekurangan dalam infrastruktur cloud bisnis, sisi keamanan, dan kemampuan arsitektur jaringan yang telah menghambat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dan tetap gesit.

Terlepas dari ketidakpastian ini, pandemi telah memberikan peluang yang signifikan untuk mempercepat inisiatif-inisiatif transformasi digital.

Cloud hybrid, jika diterapkan dengan benar, akan menciptakan efisiensi

Selama kurun waktu yang tidak pasti, perusahaan – perusahaan terus memperketat keuangan mereka dan menggunakan cloud hybrid untuk meningkatkan efisiensi biaya serta mendorong kinerja organisasi secara keseluruhan.

Laporan tersebut menemukan bahwa peningkatan kecepatan dalam penerapan aplikasi dan layanan merupakan pendorong terbesar adopsi cloud hybrid (38,8%) di APAC, terutama dengan adanya pergeseran ke model kerja terdistribusi yang memungkinkan karyawan dapat bekerja di dimanapun dan perusahaan perlu mengakses data dan aplikasi dengan cara yang baru, berbeda dan seringkali rumit. Menurut responden di APAC, motivasi terbesar kedua untuk mengadopsi cloud hybrid adalah peningkatan pada kelincahan bisnis secara keseluruhan (38,3%), diikuti oleh total biaya operasional TI yang lebih efisien (34,0%).

Setelah bekerja dengan NTT untuk mengimplementasi infrastruktur TI hybrid, Christophe Le Caignec, Kepala Operasi TI, di Lefebvre Sarrut Services, mengatakan: “’Infrastruktur kami sekarang memberikan kami untuk fokus pada waktu, sumber daya untuk pengembangan aplikasi dan siklus pengaturan waktu sehingga membantu kami untuk mewujudkan layanan baru untuk dipasarkan lebih cepat.”

Saat ini perusahaan, bagaimanapun, perlu mengimplementasikan cloud hybrid dengan cara yang akan mengoptimalkan lingkungan TI untuk memaksimalkan efisiensi. Inilah sebabnya mengapa lebih dari setengah organisasi (53,6%) sangat setuju tentang kebutuhan untuk terlibat dengan para ahli, seperti penyedia cloud terkelola.

Mengatasi Berbagai Rintangan

Selain memaksimalkan efisiensi biaya, bisnis juga dituntut untuk melakukan perubahan sikap terhadap keamanan dan kepatuhan serta kompleksitas penerapan cloud hybrid. Laporan tersebut menemukan bahwa lebih dari separuh responden di APAC (51,2%) menyatakan bahwa kesulitan dalam mengelola keamanan data merupakan penghalang terbesar dalam mengadopsi cloud hybrid.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, ketika bekerja di lingkungan yang kompleks seperti itu, maka organisasi-organisasi harus memilih lingkungan TI yang tepat, di mana nantinya secara aman dapat menjadi tuan rumah bagi aplikasi mission-critical mereka yang di tempatkan di cloud publik dan cloud pribadi; dan bekerjasama dengan mitra yang memahami industri tempat mereka bekerja untuk memastikan adanya kepatuhan.

Laporan tersebut pun telah menemukan bahwa kinerja jaringan dan kurangnya keterampilan juga dianggap sebagai hambatan yang cukup besar untuk pengadopsian cloud hybrid. Apabila keduanya tidak ditangani dengan tepat, saat menerapkan cloud, maka dapat mengurangi manfaat yang ditawarkannya.

Rob Lopez, Executive Vice President, Intelligent Infrastructure di NTT Ltd., berkomentar “Saat bisnis ingin menavigasi di tahun yang baru, mereka harus melihat ke lingkungan cloud hybrid yang telah dioptimalkan untuk ketangkasan, keamanan, dan didukung oleh arsitektur jaringan yang tepat sekaligus memenuhi persyaratan kepatuhan.”

“Hal ini adalah fondasi dari kesuksesan dalam implementasi cloud dan akan memungkinkan bisnis untuk mengatasi segala bentuk gangguan yang dihadapinya,” ungkap Lopez dalam keterangannya, Selasa (16/2). 

Melakukan Kemitraan untuk Mencapai Kesuksesan

Kolaborasi industri dan bekerjasama dengan para ahli dari eksternal akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk menyiapkan lingkungan cloud hybrid bagi kelincahan bisnis pada sebuah perusahaan. Saat kami bertanya kepada responden di APAC tentang jenis kemitraan yang digunakan, 70,8% bisnis mengatakan mereka terlibat dengan integrator sistem, sementara 55,4% terlibat dengan konsultan spesialis keamanan informasi atau penyedia layanan keamanan terkelola (MSSP), dengan menggaris-bawahi pentingnya keamanan bagi penerapan cloud.

Tags: , , , , ,


COMMENTS