Mobitekno – Di zaman digital seperti saat ini, data merupakan asset paling berharga, terutama untuk perusahaan-perusahaan, agar bisnis mereka tetap bisa berjalan. Adanya data memungkinkan bisnis terus beradaptasi dengan kondisi yang sedang berjalan. Oleh sebab itu, Cloudera, perusahaan enterprise data cloud, selalu berusaha untuk membantu perusahaan-perusahaan yang membutuhkan manajemen data. Cloudera memiliki solusi untuk mengelola data, baik cloud maupun hybrid, dengan keamanan yang tinggi.
“Dengan data, sesuatu yang tidak memungkinkan dikerjakan pada saat ini bisa menjadi hal yang memungkinkan di masa yang akan datang. Untuk itulah, kami membantu perusahaan untuk mengelola data mereka agar bisa membantu strategi bisnis mereka. Kami juga menjamin keamanan penuh data mereka,” ujar Fanly Country Manager Cloudera untuk Indonesia, 14/1/2021.
Adanya pandemic Covid-19 pada tahun 2020 juga memberikan banyak tantangan bagi banyak perusahaan untuk mengatur bisnis mereka. Banyak diantara mereka yang akhirnya mempercepat proses transformasi digital dari jadwal yang sudah mereka tentukan. Hal ini karena banyak perusahaan yang menggunakan system remote pada pekerjaannya di tengah pandemic Covid-19 yang meminta para karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Dari analisis Cloudera selama setahun ini, ada beberapa hal yang membuat perusahaan melakukan transformasi digital dengan lebih cepat. Dan salah satunya satunya adalah teknologi 5G.
“Tahun 2020 memang penuh tantangan bagi banyak perusahaan. Cloudera pun mencatat pada akhirnya system Hybrid menjadi pilihan ideal bagi mereka, karena dapat memadukan data on premise yang selama ini mereka gunakan,” kata Fajar Muharandy selaku Senior Solutions Engineer Cloudera untuk Indonesia di kesempatan yang sama.
Dalam 12 bulan terakhir, memang banyak perusahaan yang memanfaatkan data untuk memperkuat daya tahan bisnis mereka. Dan pada akhirnya, Cloudera pun menyimpulkan ada empat tren yang bisa mempengaruhi strategi data perusahaan di Asia Pasifik pada tahun 2021 ini. Keempat tren tersebut adalah:
Tren 1: Adanya 5G di Asia Pasifik dan Terjadinya Data Storm
Adanya teknologi 5G akan berdampak pada strategi data perusahaan sebab teknologi ini dapat memberikan konektivitas yang masif bagi Internet of Things (IoT). Satu jaringan 5G dapat menangani sampai 1 juta connected devices di area seluas 1 kilometer persegi. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik yang mengadopsi teknologi IoT harus siap-siap bernavigasi di tengah data storm yang tercipta oleh connected devices itu.
Tren 2: Machine Learning Bisa Diakses oleh Setiap Orang
Ketika perusahaan-perusahaan bertransformasi digital, mereka akan menghadapi pertumbuhan data yang eksponensial dan meningkatnya kompleksitas teknologi-teknologi baru. Maka, makin banyak perusahaan yang menggunakan machine learning untuk menghadapi tantangan-tantangan tadi, tetapi banyak dari mereka yang mengambil pendekatan machine learning sedikit demi sedikit alih-alih menyeluruh. Alhasil, mereka sulit menjadi betul-betul data-driven. Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik bisa mengatasi masalah ini dengan mengoperasionalkan machine learning, artinya betul-betul memanfaatkan machine learning tanpa bantuan dari IT dan tim data science. Untuk melakukan ini, mereka perlu memahami, memercayai, dan mengkomunikasikan model machine learning agar berdampak pada bisnis mereka. Mereka yang sanggup melakukannya – sejauh mereka dapat menjalankan insight yang dihasilkan oleh AI – akan sanggup untuk bertahan dan berkembang pada masa next normal.
Tren 3: Tata Kelola Data akan Mengemuka di Jagad Hybrid Cloud
Hybrid cloud saat ini sudah menjadi pilihan default bagi kebanyakan perusahaan. IDC memprediksi bahwa pada 2021, lebih dari 90 persen perusahaan di Asia Pasifik (kecuali Jepang) akan mengandalkan perpaduan antara on-premise/dedicated private cloud, beberapa public cloud, dan platform lama (legacy) untuk menjawab kebutuhan infrastruktur mereka. Dengan data yang menyebar di seluruh hybrid cloud, sangat penting bagi perusahaan untuk mengamankan dan mengelola data-data itu secara efektif, entah digunakan atau tidak. Perusahaan yang pengamanan dan tata kelola datanya lemah tak hanya rentan menjadi korban cyberattack maupun ancaman dari dalam, tapi juga akan kesulitan mematuhi berbagai regulasi seperti peraturan perlindungan data dan kewajiban Know Your Customer (KYC).
Tren 4: AI Dikepung Berbagai Persoalan Etika
Ketika makin banyak perusahaan menggunakan artificial intelligence (AI) untuk menciptakan solusi yang scalable, meningkat pula risiko reputasi, regulasi, dan hukumnya. Sebab sistem AI dilatih untuk belajar dari sekumpulan dataset, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik harus mengantisipasi masalah etis yang muncul dari makin luasnya pengumpulan, analisis, dan penggunaan data dalam jumlah besar. Saat ini, wacana seputar etika AI berkisar pada masalah anonimisasi data. Australia, Singapura, dan Korea Selatan sudah memiliki kerangka kerja AI. Adapun market lain, termasuk India dan Indonesia, sedang menyusun berbagai regulasi dan menetapkan standar nasional untuk inovasi AI pada tahun 2021. Selain itu, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik dapat berperan dengan membangun tata kelola data yang kuat.
Tags: Cloudera, Cloudera Hybrid Cloud, CLoudera on Premise, Empat tren Data Cloudera