Mobitekno – Peningkatan ini akan banyak terjadi di industri jasa keuangan, manufaktur, dan asuransi. Prediksi ini berdasarkan Data Gravity Index DGx versi 1.5 yang baru saja dikeluarkan Digital realty. Survei dilakukan di 53 kota metropolitan di seluruh dunia, meningkat dari 21 kota metropolitan pada survei versi 1.0 sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Digital realty ini mengukur intensitas dan data gravitasi pertumbuhan data enterprise di 23 industri global yang berbeda.
“Ketika dunia bisnis mengalami fase transformasi digital yang sangat cepat, memahami dampak intensitas gravitasi data (data gravity) akan menjadi kebutuhan fundamental bagi berbagai perusahaan dan penyedia layanan untuk meraih berbagai peluang dari pemanfaatan data (data-driven),” kata Tony Bishop, SVP, Platform, Growth and Marketing, Digital Realty. “Gravitasi data adalah penghambat pertumbuhan bisnis di berbagai industri di seluruh dunia. Data Gravity Index DGx 1.5 mengeksplorasi dampak gravitasi data di lebih banyak kota metropolitan dan industri-industri penting. Kami mendesainnya untuk membantu berbagai perusahaan mengembangkan arsitektur yang data-centric ketika mereka berjuang menghadapi berbagai tantangan transformasi digital.”
Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa intensitas gravitasi data terbesar ada pada industri perbankan dan jasa keuangan. Selain itu, industri manufaktur dan asuransi juga mendapatkan hasil yang sama. Semua industri ini diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan yang sangat cepat, terutama dalam hal transformasi digital, interaksi berbasis digital, dan volume pertukaran data secara global.
Di penelitian ini, Digital Realty juga menemukan beberapa temuan penting, terutama di perusahaan-perusahaan dalam jajaran Forbes Global 2000:
- Intensitas gravitasi data di perusahaan perbankan dan jasa keuangan akan semakin besar karena pertumbuhan pusat-pusat perbankan dan finansial penting di tingkat regional.
- Manufaktur-manufaktur besar akan meningkatkan kemampuan data dan analitik mereka, yang didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga (in-home consumption)
- Industri asuransi diperkirakan akan mengalami intensifikasi gravitasi data karena interaksi berbasis digital menjadi semakin penting ketika kota-kota metropolitan mengalami pertumbuhan volume pertukaran data enterprise yang sangat pesat.
Prediksi Regional untuk Kota-kota Metropolitan seperti Jakarta
Di laporan tersebut juga terkuak bahwa Jakarta diperkirakan akan mengalami pertumbuhan intensitas gravitasi data tercepat. Setelah Jakarta, ada juga Singapura, Roma, Hong Kong, Melbourne, dan Atlanta.
Sementara itu, kota-kota metropolitan yang menjadi markas perusahaan-perusahaan perbankan dan jasa keuangan dalam jajaran Forbes Global 2000, seperti London, New York, Tokyo, Paris, Hong Kong, Amsterdam, Beijing, Silicon Valley, Frankfurt, Toronto, Singapura, Washington, DC, Charlotte, Sydney, Milan, dan Seoul, akan mengalami pertumbuhan volume pertukaran data enterprise yang signifikan, mengingat posisi mereka sebagai pusat-pusat finansial.
“Gravitasi data terus mengalami akselerasi tanpa henti, dan begitu pula urgensi untuk mengatasinya,” kata Dave McCrory, VP of Growth, Head of Insights & Analytics, Digital Realty.
“Kami memperluas jangkauan temuan Data Gravity Index dengan menyertakan analisis dari 23 industri dan 32 kota metropolitan tambahan agar menghasilkan berbagai insight untuk membantu para pemimpin bisnis dalam membuat keputusan strategis mengenai lokasi yang akan dipilih untuk menempatkan data mereka,” lanjut McCrory.
Pertumbuhan data di kota-kota metropolitan ini juga memberikan manfaat terhadap beberapa solusi cloud yang ada saat ini, seperti AWS Outposts. Menurut Amazon Web Services, Data Gravity Index menunjukkan pentingnya kedekatan ke data set, dan dengan AWS Outposts, para pelanggan dapat menghadirkan layanan, API, dan tool Amazon Web Services (AWS) di mana pun mereka membutuhkannya. Ini berlaku baik untuk data kependudukan, performa dengan latensi yang sangat rendah, pemrosesan data secara lokal, ataupun saat melakukan modernisasi.
“Dengan AWS Outposts, para pelanggan kami mendapatkan manfaat dari pengalaman yang konsisten, baik di lingkungan on-premise maupun cloud,” kata Joshua Burgin, General Manager AWS Outposts Amazon Web Services, Inc. “Dengan menggunakan Digital Realty Data Hub dan AWS Outposts, para pelanggan dapat mengintegrasikan data yang bersumber dari publik ataupun privat, di pusat pertukaran data mereka, dengan pengalaman hybrid yang benar-benar konsisten,” lanjut Burgin.
Metodologi Data Gravity Index DGx sendiri didasarkan pada analisis keberadaan perusahaan enterprise yang ada di Global 2000 di setiap kota, bersama dengan variabel khusus di setiap kota, termasuk PDB, populasi, jumlah karyawan, teknik, pengeluaran TI, bandwidth rata-rata dan latensi, serta aliran data. Digital Realty melakukan penelitian antara Agustus 2019 dan Agustus 2020 dan memanfaatkan lebih dari selusin sumber data pihak ketiga, mulai dari Forum Ekonomi Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga perusahaan konsultan dan riset pasar global.
Tags: Data Gravity Index DGx, Digital Realty