Mobitekno – Pandemi Covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan, termasuk sektor perdagangan. Pedagang Grosir dan Eceran FMCG (Fast Moving Consumer Goods) menjadi salah satu pelaku bisnis yang terkena dampak, karena adanya pembatasan fisik yang menimbulkan kendala terhadap rantai suplai produk-produk FMCG.
Dampak tersebut perlu diatasi karena produk-produk FMCG termasuk di dalamnya kebutuhan bahan pokok tetap sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itulah GudangAda, sebagai perusahaan startup yang bergerak di bidang aplikasi jual beli online pedagang grosir dan eceran FMCG B2B Indonesia menghadirkan solusi bagi para pedagang tradisional FMCG di era digital saat ini.
GudangAda menghadirkan solusi dengan menyediakan aplikasi yang dapat diunduh lewat Play Store. Aplikasi GudangAda menyediakan fitur jual beli produk-produk FMCG secara mudah. Selain itu juga ada juga fitur atau opsi GudangAda Logistik untuk mempermudah pengiriman barang.
Imelda Scherers, Sr. VP Marketing & Commercial of GudangAda, menyatakan pihaknya menyadari kendala teknologi yang masih banyak dihadapi oleh para pedagang tradisional. Oleh karenanya, GudangAda juga menghadirkan solusi dengan pendekatan yang berbeda.
“Sebagai aplikasi berbasis digital, GudangAda tetap mengombinasikan penggunaan human touch dalam melakukan edukasi dan pendampingan di masa awal pengenalan agar pedagang tradisional FMCG dapat terbantu dalam mengadopsi digitalisasi. Untuk menjalankan fungsi tersebut, kami memiliki lebih dari 600 orang di tim Business Development kami yang tersebar di 500 kota lebih di Indonesia yang siap mengedukasi para pedagang,” papar Imelda dalam acara Virtual Media Gathering, Rabu (12/8) kemarin.
Sementara itu, Steven Sang, Founder of GudangAda, mengungkapkan bahwa aplikasi ini juga hadir sebagai solusi atas kendala rantai pasok FMCG akibat adanya berbagai aturan dan ketentuan protokol kesehatan yang harus dipatuhi di masa pandemi Covid-19 ini.
“Solusi GudangAda dapat membantu menjaga ketersediaan produk FMCG untuk pemenuhan produk kebutuhan masyarakat sehari-hari,” ujar Steven Sang.
Hal itu akan membantu para pedagang terdampak agar suplai barang tetap terjaga selama pandemi ini.
Lebih lanjut Steven Sang, menjelaskan bahwa tujuan didirikannya GudangAda, yaitu untuk menyediakan sebuah platform dengan berbagai fitur yang dapat mendukung para pedagang tradisional FMCG untuk dapat bersaing di era digitalisasi.
“Kami memiliki visi dan misi mendukung dan memberdayakan para pedagang tradisional FMCG agar dapat bertahan dan bahkan berkembang di masa pandemi ini dengan menyediakan solusi bisnis berbasis teknologi dengan prinsip Faster, Cheaper, Smarter, Bigger,” tambah Steven.
Senada dengan Steven, Researcher at Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus ÿang turut hadir pada kesempatan tersebut mengungkapkan, “Sebaiknya para pedagang tradisional ini tetap mengambil peluang-peluang di tengah pandemi agar tetap eksis dan tidak terkena dampak lebih lanjut dari pandemi”.
“Di era digital, kegiatan transaksi online menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Cepat atau lambat digitalisasi bisnis ini pasti akan terjadi dan akan dilakukan. Maka, peran B2B e-commerce maupun marketplace menjadi penting dalam membantu para pedagang tradisional untuk dapat memanfaatkan teknologi, dimana hal ini sejalan dengan himbauan pemerintah untuk melakukan konversi ke digital di masa pandemi untuk mengatasi masalah pada rantai suplai,” terang Heri.
Saat ini GudangAda telah memiliki lebih dari 150.000 pedagang grosir dan eceran yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhan bisnisnya pun cukup bagus, yakni mencapai 2 digit (antara 10-20%).
Kedepannya, GudangAda akan terus mendukung dan mengembangkan berbagai kemudahan dan layanan bagi para pedagang FMCG, agar lebih maju dan berkembang.
Tags: GudangAda, pandemi covid-19, Pedagang Grosir dan Eceran, sektor FMCG, Steven Sang