Mobitekno – Belum lama ini, dua puluh anak muda dari keluarga kurang beruntung unjuk kebolehan dengan memamerkan enam model contoh inovasi digital. Inovasi digital ini tentunya yang memiliki manfaat sosial kepada pejabat pemerintah, perusahaan swasta, dan investor. Mereka mendemokan inovasi ini melalui platform daring.
Inovasi digital yang meraka pamerkan memanfaatkan aplikasi smartphone, permainan daring, dan situs untuk memperlihatkan silusi yang mereka rancang untuk menjawab berbagai masalah, mulai dari pengelolaan sampah hingga kesehatan.
Aktivitas 20 anak muda ini disiarkan langsung di akun Youtube resmi Unicef. Aktivitas ini juga merupakan puncak program Markoding Digital Innovation yang dikembangkan Unicef dan Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa. Program ini pun mendapat dukungan dari berbagai perusahaan teknologi global ARM dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Dua puluh peserta ini merupakan para finalis dari hasil penyaringan 482 remaja di Jakarta yang mengikuti program dari awal.
“Membangun keterampilan anak-anak muda adalah hal prioritas dalam dunia yang berubah begitu cepat saat ini,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini. “Dengan bekerja sebagai tim untuk menciptakan program-program seperti yang mereka lakukan dalam tantangan inovasi ini, kami berharap para remaja akan terdorong mempelajari keterampilan baru, mencari ide baru, menjawab masalah, dan siap berperan meningkatkan kemakmuran bangsa,” lanjut Debora.
Para finalis yang rata-rata berusaia 15-19 tahun ini mengikuti pelatihan intensif selama dua bulan. Mereka dibina oleh mentor sukarela yang datang dari beragam latar belakang profesi, seperti desainer grafis, pembuat piranti lunak, pekerja sosial, analis investasi, guru, pelajar, pendiri perusahaan rintisan, dan diplomat. Pada periode ini, peserta dibekali dengan keterampilan teknis dan kecakapan abad ke-21, seperti kreativitas, pengambilan keputusan, dan kerja tim agar mereka mampu mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi-solusi digital sebagai tim.
“Kami ingin menumbuhkan generasi muda yang sadar akan permasalahan di sekitarnya, agar mereka menggunakan kreativitas untuk menciptakan solusi terhadap tantangan yang dihadapi, aktif mengasah empati dan kemauan belajar, serta yakin mereka bisa membawa perubahan,” ujar CEO & Pendiri Markoding Amanda Simandjuntak.
Nantinya, keterampilan yang didapatkan bisa menjadi bekal hidup mereka di masa depan. Hal ini sesuai dengan hasil studi baru dari Unicef bahwa keterampilan masa depan menunjukkan daya kreativitas, berpikir kreatif, dan keterampilan digital adalah tiga jenis kompetensi yang dianggap paling penting oleh remaja untuk masa depan mereka. Keterampilan-keterampilan ini terkadang tidak didapat di jalur pendidikan sekolah.
banyak kisah yang didapat para remaja peserta dan mentor program ini selama program berlangsung. Kisah-kisah menarik ini dapat dilihat di https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/anak-muda-dan-inovasi-kekuatan-super-dari-coding dan https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/tantangan-markoding.
Tags: Markoding, Markoding Digital Innovation, UNICEF, Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa