Mobitekno – Salah satu ‘berkah’ pandemi Covid-19 yang layak ‘disyukuri’ oleh sebagian perusahaan yang berkecimpung di dunia e-wallet adalah kenaikan pengguna dan volume transaksi yang semakin bertumbuh. Hal ini didorong atas kecenderungan masyarakat Indonesia menggunakan sistem pembayaran non-tunai saat berbelanja secara online selama pandemi, terutama di masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Markplus, Inc. salah satu perusahaan riset pemasaran memperkuat pernyataan tersebut dengan melaporkan hasil riset pertumbuhan dompet digital di masa pandemi dalam tiga bulan terakhir (Juni, Juli, hingga Agustus). Perusahaan mengambil 502 responden yang mewakili kota-kota besar dengan penetrasi penggunaan smartphone tertinggi di Indonesia. Hasilnya?
Head of High Tech, Property & Consumer Goods Industry MarkPlus, Inc. Rhesa Dwi Prabowo, menguraikan bahwa perusahaan melihat adanya kecenderungan peningkatan transaksi secara digital, karena masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhannya secara online.
Secara total volume transaksi e-wallet di Indonesia, ShopeePay cukup dominan dengan pangsa pasar sebesar 26%, kemudian disusul OVO (24% dari total), GoPay (23% dari total), DANA (19% dari total) dan LinkAja (8% dari total).
“Selain mengurangi risiko penularan COVID-19, transaksi non-tunai dianggap memiliki banyak keunggulan dibanding transaksi tunai, di antaranya adalah menawarkan transaksi yang lebih efisien dan efektif,” ungkap Rhesa dalam konferensi pers virtual pada Rabu (2/9).
Hal lain yang menarik adalah tingginya penetrasi dompet digital biasanya tumbuh beriringan dengan kepercayaan para pengguna, termasuk nilai transaksi per bulan yang dialokasikan ke dalam merek-merek dompet digital tersebut. Di masa pandemi, ShopeePay lagi-lagi berhasil menempati peringkat pertama dengan total nominal transaksi terbesar per bulan sekitar Rp 149.000, unggul dibandingkan LinkAja, DANA, dan OVO di sekitar Rp 134.000, serta GoPay sekitar Rp 109.000.
Tentunya, dengan nominal transaksi per bulan tersebut, ShopeePay kembali unggul berdasarkan total nilai transaksi dengan pangsa pasar 29%, diikuti OVO dengan 24%, GoPay dengan 19%, DANA dengan 19%, dan LinkAja dengan 8%. Sehingga, ShopeePay menjadi dompet digital paling sering digunakan dengan hasil sebanyak 30% responden, yang kembali diikuti OVO dengan 25%, GoPay dengan 21%, DANA dengan 18%, serta LinkAja dengan 5%.
“Selain perubahan kebiasaan belanja online, integrasi ShopeePay dengan Shopee sebagai salah satu platform e-commerce terbesar dapat menangkap peluang dengan berbagai penawaran menarik sehingga nilai transaksinya terus meningkat,” terangnya.
Bhima Yudhistira, Pengamat/Peneliti Ekonomi Digital INDEF pun turut menguraikan bahwa konsolidasi dompet digital dan platform e-commerce dari tahun ke tahun kian menjadi resep sukses untuk mendongkrak kesempatan memimpin pasar. Dalam konteks pandemi, integrasi ini tentunya semakin mempermudah pengalaman belanja online masyarakat.
Ilustrasi tingginya penggunaan dompet digital juga tergambar dalam survei. ShopeePay kembali menjadi merek paling sering digunakan di masa pandemi, dengan frekuensi transaksi rata-rata mencapai 7X tiap bulannya. Disusul oleh DANA dengan rata-rata penggunaan sebanyak 6,4X tiap bulan, OVO dengan rata-rata 6,2X tiap bulan, GoPay rata-rata 6,1X tiap bulan, dan LinkAja rata-rata 5,7X tiap bulan.
Selain pengalaman belanja efektif dan efisien, integrasi tersebut sering diidentikan dengan penawaran promo atraktif yang dapat menaikkan daya beli pembeli. Faktor ini juga yang membuat 53% responden memilih ShopeePay sebagai merek dompet digital yang dianggap paling memudahkan pengalaman belanja online, mengungguli OVO (20%), GoPay dan DANA (masing-masing 13%), dan LinkAja (2%).
Selain itu, ShopeePay (38%) juga terpilih sebagai merek dompet digital yang dianggap memberikan promosi paling banyak jika dibandingkan dengan OVO (28%), GoPay (20%), DANA (11%), dan LinkAja (3%).
Pada intinya, kata Rhesa, dompet digital atau e-wallet akan memudahkan tidak hanya konsumen, namun juga pelaku usaha, dan akan semakin banyak orang yang ‘hijrah’ ke pembayaran digital. Kalau terus kontinu dilakukan, tentu akan sangat baik bagi iklim perekonomian Indonesia.
Tags: DANA, GoPay, LinkAja, MarkPlus, OVO, Pembayaran Digital, Shopee Pay, survei e-wallet di masa pandemi