Mobitekno – Di zaman modern seperti ini, kemudahan menjadi satu hal yang diimpikan banyak orang. Perkembangan teknologi yang ada, perangkat yang semakin mobile, hingga jasa atau layanan yang ada di sekitar kita, semuanya bisa memudahkan aktivitas banyak orang. Inilah yang menjadi salah satu hal mengapa Super Apps menjadi tren untuk saat ini.
Super Apps sendiri merupakan sebuaah aplikasi yang memiliki banyak layanan atau fitur di dalamnya. Hanya dengan memasang satu aplikasi, konsumen bisa mendapatkan banyak layanan di dalamnya. Jadi, mereka tidak perlu meng-install aplikasi dari masing-masing layanan. Aplikasi seperti Gojek, GRAB, OVO, Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee merupakan contoh Super Apps yang ada saat ini.
Berbagai kemudahan memang bisa ditemukan di dalamnya. Mulai dari mengisi pulsa operator, membayar tagihan listrik, mengisi akun e-wallet, hingga meminjam uang bisa dilakukan dari satu aplikasi tersebut. Pengoperasiannya pun mudah.
Namun, kemudahan yang ditawarkan terkadang membuat konsumen lupa akan kerahasiaan data pribadinya. Beberapa aplikasi seringkali memaanfaatkan celah ini untuk mengumpulkan data pengguna, membuat profling, dan akhirnya menjual data pengguna ke pihak ketiga.
“Di zaman digital seperti saat ini, data atau informasi itu merupakan new currency. Semakin banyak layanan yang disediakan sebuah Super Apps, tentu saja membuat keamanannya semakin rentan. Secara tidak sadar ada banyak data privasi yang dikorbankan konsumen saat menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut,” ujar Fetra Syahbana, Country Manager F5 Networks saat berdiskusi dengan Mobitekno di awal Agustus kemarin. “Banyak masyarakat tidak sadar meng-upload identitas KTP mereka dengan mudah. Mereka tidak memikirkan bagaimana keamanan data KTP tersebut yang tentunya menjadi identitas penting konsumen. Jika masuk ke tangan yang salah, data tersebut menjadi harta yang sangat bernilai,” lanjut Fetra.
Keamanan memang menjadi kunci utama kredibilitas sebuah aplikasi, terutama Super Apps untuk saat ini. Perusahaan harus bisa meyakinkan konsumennya bahwa keamanan datanya dijamin kerahasiaannya. Di sinilah F5 Networks bekerja di beberapa aplikasi dengan menjadi jembatan penting bagi lalu-lintas data yang begitu ramai di sebuah aplikasi.
Sebagai platform application services, F5 Networks menempatkan diri ada di tengah-tengah antara konsumen dan aplikasinya. Semua lalu-lintas data yang mengalir di aplikasi bisa dideteksi oleh F5. Jadi, jika ada user mengaakses sebuah aplikasi, F5 bisa mendeteksi apakah user cukup dipercaya atau tidak untuk mengakses aplikasi tersebut. Hal ini bisa terjadi karena F5 bisa meng-capture profile user, kemudian memeriksanya dari data yang dimiliki F5.
Posisi F5 Networks antara aplikasi dan user
“Karena F5 networks ada di antara user dan aplikasi, maka sudah pasti trafic yang terjadi melalui F5 terlebih dahulu. Jadi kita pasti tahu, yang akses siapa dan aksesnya kemana. Nah, data itu sebenarnya ada di F5. Kita tinggal memeriksanya apakah user authorized untuk mengakses aplikasi atau tidak,” ucap Fetra.
Fetra pun menambahkan masih perlu edukasi mengenai keamanan data bagi masyarakat Indonesia. Dari pengalaman yang didapat F5 Networks, rata-rata orang Indonesia masih menomor-satukan masalah kemudahan. Mereka cenderung menggunakan aplikasi yang gampang dan mudah, tetapi lupa efek sampingnya terhadap keamanan. Biasanya mereka baru sadar jika ada kejadian yang merugikan mereka. Di zaman modern seperti ini uang fisik bisa dikalahkan dengan data berharga. Data menjadi mata uang yang kadang bisa didapatkan dengan mudah dengan memanfaatkan ketidaktahuan banyak orang tentang keamanan data.
Melihat kondisi ini, Fetra pun memberikan tips agar masyarakat bisa lebih aman melakukan transaksi atau aktivitas dengan aplikasi mobile:
- Bijaklah bermedia sosial. Media sosial bisa menjadi sumber data bagi banyak pihak sehingga profil pengguna media sosial bisa diketahui untuk kemudian dijadikan target serangan.
- Selalu berhati-hati dalam setiap aktivitas upload data pribadi seperti KTP. Ingat, KTP adalah identitas pribadi yang bisa berhubungan dengan informasi-informasi penting tentang si pemilik, seperti asuransi, data kesehatan, atau data keuangan.
- Sebaiknya hindari verifikasi yang meminta upload KTP beserta foto diri. Mengapa? Jika data ini bocor, siapapun bisa menggunakannya untuk kejahatan digital. Saat ini verifikasi data dengan KTP dan foto diri sudah cukup valid untuk meloloskan permintaan terhadap satu layanan di sebuah aplikasi, seperti peminjaman uang.
Tags: F5 Networks, keamanan data, Super Apps