Mobitekno – Pada tahun 2018, pertumbuhan bisnis logistik mencapai 8,44 persen (naik menjadi Rp735,2 triliun) dibandingkan 2017. Tahun 2019, optimisme merebak di antara pelaku jasa logistik. Sebab pada tahun ini, sektor logistik diprediksi tumbuh 11,56 persen, menjadi Rp889,4 triliun dan berkontribusi sebesar 5,55 persen pada GDP nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Anjelo, platform digital agregator logitsik asal Indonesia mengumumkan kehadiran mereka di Tanah Air melalui soft launching yang dilakukan belum lama ini, Rabu (11/12). Anjelo akan meramaikan industri jasa logistik melalui pemanfaatan teknologi yang menawarkan berbagai fitur, diantaranya perbandingan harga, durasi pengiriman, serta booking pick up.
Saat ini, Anjelo baru tersedia untuk versi website, sementara aplikasinya mulai tersedia di tahun depan.
Keunggulan yang ditawarkan Anjelo adalah kemampuan dalam menyediakan pilihan penyedia jasa logistik untuk berbagai kebutuhan mulai last mile delivery, freight meliputi udara maupun laut, layanan kepabeanan hingga pergudangan.
Dijelaskan oleh Co-Founder Anjelo Oky Kurniawan bahwa pelaku bisnis maupun masyarakat memiliki banyak sekali pilihan jasa pengiriman, tetapi mereka tidak tahu apakah pilihan tersebut tepat.
“Berangkat dari perbandingan dalam memilih yang cukup memakan waktu, Anjelo menghadirkan solusi ini, tinggal masukkan beberapa informasi maka perbandingan harga dan durasi waktu pengiriman akan muncul di layar smartphone mereka. Itu kan efisiensi waktu,” kata Oky saat berbincang dengan Mobitekno, Rabu (11/12).
Tak hanya itu, Anjelo juga memberikan berbagai macam pilihan layanan logistik sehingga dapat menjangkau segmen B2B (business to business) maupun C2C (customer to customer). Anjelo dengan fitur-fiturnya tidak hanya memberikan efisiensi waktu, namun juga menekan biaya operasional melalui pemilihan jasa logistik yang tepat.
Saat ini Anjelo sudah memiliki beberapa mitra logistik pengiriman meliputi lokal dan internasional. Kedepannya, Oky mengaku akan lebih gencar menjalin kemitraan dengan banyak pihak untuk menyempurnakan layanan mereka. Disamping itu, metode pembayaran yang tak kalah penting juga akan mereka sempurnakan, karena masyarakat saat ini menuju cashless.
“Kami juga akan coba mendekati beberapa penyedia layanan pembayaran, dengan pertimbangan-pertimbangan yang akan kami lakukan,” ucap Oky.
Target mereka di tahun 2020 adalah menyentuh 200.000 transaksi, baik besar maupun kecil. Selain itu, Anjelo juga akan berfokus pada segmen B2B (business to business) ketimbang C2C (customer to customer). Alasannya, secara transaksi B2B tidak sebanyak C2C, namun besar. Oky dan tim Anjelo menegaskan akan melihat trennya seperti apa.
Tags: Anjelo, industri logistik, jasa logistik, platform agregator logitsik, segmen B2B