Mobitekno – Banyak pengamat teknologi beranggapan jika ‘kampanye hitam’ pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap teknologi jaringan 5G dari Huawei lebih dimotivasi kepentingan dagang ketimbang masalah keamanan atau sejenisnya.
Meski demikian, Huawei Indonesia tetap menjaga komitmennya mendukung pembangunan ekosistem teknologi jaringan 5G di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Ini dibuktikan perusahaan raksasa Cina tersebut melalui berbagai kegiatan untuk mendorong pengingkatan pemahanan akan teknologi dianggap bagal menciptakan berbagai peluang positif sekaligus disrupsi di berbagai sektor.
Berbicara mengenai teknologi 5G secara tidak langsung semua pihak pun harus memamahi teknologi lainnya yang terkait, seperti Big Data, dan kecerdasan buatan (AI), IoT, Autonomous Driving, dan lain-lainnya.
Hal ini disampaikan Ken Qijian, VP Public Affairs & Communications Huawei Indonesia, dalam sambutannya saat acara Lokakarya “5G Open Mindset; dengan berbagai media di Jakarta, Jumat lalu (11/10/2019) .
“Lokakarya TIK ini terselenggara guna membangun kapasitas SDM Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya ditujukan bagi pelajar tingkat SMA maupun mahasiswa di perguruan tinggi, tetapi juga sejumlah birokrat di Kemenko Perekonomian, Kominfo, Dirjen Pajak, dan Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Kemenko Polhukam, serta Badan Siber dan Sandi Negara,” kata Ken.
Tujuan utama program lokakarya adalah membangun kesiapan ekosistem 5G di Tanah Air, baik sisi teknis (manajemen spektrum, ketersediaan perangkat, model bisnis yang menguntungkan) dan sisi non-teknis, seperti pemahaman dasar teknologi 5G, serta kemampuan SDM Indonesia untuk mengambil keuntungan dari teknologi itu.
Saat sesi dengan media, Huawei menjelaskan dampak implementasi 5G pada teknologi Mixed Reality (MR) hingga menciptakan adanya Smart City di berbagai kota Indonesia.
Huawei juga menjelaskan berbagai studi kasus penerapan teknologi 5G di berbagai negara. Diprediksi, 5G akan menjadi kekuatan pendorong dan tulang punggung dari konektivitas masa depan yang menginspirasi inovasi dan solusi baru pada skala yang selama ini belum dihadirkan.
5G juga memperkaya ekosistem jaringan telekomunikasi saat ini dan memungkinkan perluasan layanan jaringan seluler. Tiga hal baru dalam layanan seluler ini anatara lain, Enhanced Mobile Broadband (eMBB), Ultra-Reliable Low-Latency Communication (uRLLC), dan Massive Machine Type Communications (mMTC). Ketiga menjadi tiga pilar penting dalam layanan interkoneksi antara berbagai perangakat, termasuk handset, perangakat IoT, CPE, dan lain-lain.
Lokakarya penerapan teknologi 5G di berbagai bidang ini juga digelar Huawei bagi berbagai instansi pemerintah dan operator, hingga pemerintah. Khsus operator telekomunikasi, Huawei juga menggelar kerjasama uji coba 5G pada event-event penting.
Misalnya, kolaborasi Huawei dengan operator Telkomsel untuk uji jaringan 5G pada frekuensi 26 GHz dengan rekor kecepatan mencapai 70Gbps, serta mendukung uji coba 5G selama perhelatan Asian Games 2018.
Huawei juga melakukan uji coba teknologi 5G pada jaringan 4G yang telah ada. Contohnya melalui teknologi Massive MIMO ((multiple input, multiple output) dengan multi-antenna (hingga ratsan antena) dengan dukungan teknologi AI (Artificial Intelligence) dan teknologi Cloud AIR yang merupakan sistem otomasi pembagian spektrum.
Huawei berharap dengan semakin tingginya pemahanan akan teknologi 5G ini, berbagai stakeholder akan bersama-sama menciptakan ekosistem yang menguntungkan semua pihak, termasuk mendorong kemajuan ekonomi digital yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
Tags: 5G, eMBB, Enhanced Mobile Broadband, Huawei, IoT, Massive Machine Type Communications, mMTC, Teknologi 5G, Ultra-Reliable Low-Latency Communication, URLLC