Mobitekno – Saat membahas berbagai serangan tertarget akhir-akhir ini, pertanyaan yang selalu muncul adalah “Siapa pelaku di balik serangan tersebut?” Ini pertanyaan sederhana, namun pertanyaan tersebut kini menjadi semakin sulit dan rumit untuk dijawab.
Para peneliti keamanan termasuk Symantec biasanya mengelompokkan beberapa insiden serangan dan mencoba menghubungkannya dengan kelompok penyerang yang dapat diidentifikasi berdasarkan kemiripan sidik jari digital, seperti kesamaan kode, alat, dan infrastruktur yang dipakai. Namun, atribusi yang menggunakan metode tersebut menjadi semakin sulit diidentifikasi seiring tren penyerang yang “hidup di luar negeri“, untuk menghindari penggunaan alat khusus yang menggunakan sistem operasi standar dan alat-alat yang tak biasa, dalam membidik target mereka.
Ada juga metode klasik yang digunakan para penyerang dengan memasukkan tanda-tanda palsu, meliputi penyesatan, penyamaran, dan petunjuk-petunjuk palsu yang dirancang untuk menutupi identitasnya.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Symantec memandang bahwa atribusi tetap menjadi bagian penting dalam menganalisis serangan. Symantec mengaitkan aktivitas ke grup tertentu dan melihat pola perilaku yang memungkinkan lebih bisa dipahami terkait motivasi penyerang, profil target mereka, dan aset yang mereka kejar. Kecerdasan seperti ini sangat penting untuk melindungi pelanggan, sekaligus membantu penegakan hukum di tiap wilayah dimana Symantec memiliki jejak sejarah yang signifikan.
Namun terdapat batasan sejauh apa Symantec mengidentifikasi atribusi ini. Walaupun, perusahaan dapat menghubungkan insiden tertentu dengan kelompok penyerang yang sudah dikenal, mengidentifikasi siapa atau organisasi apa yang melakukan atau mendanai aktivitas itu, bukanlah lingkup atau fokus dari apa yang Symantec lakukan.
“Tingkat atribusi serangan seperti ini membutuhkan sumber daya yang besar dan akses ke informasi yang umumnya tersedia hanya untuk para penegak hukum atau badan intelijen pemerintah,” tulis sumber Symantec kepada redaksi Mobitekno.com beberapa waktu lalu, Senin (29/10).
Beberapa lembaga telah menunjukkan keberhasilan yang penting di bidang tersebut seperti pemerintah AS yang (mengaitkan campur tangan pemerintah Rusia pada pemilu 2016 lalu) replace the link with statement inside the parenthesis mengaitkan kampanye campur tangan pemilu 2016 dengan pemerintah Rusia. Baru-baru ini, Departemen Kehakiman mengajukan tuntutan terhadap peretas Korea Utara atas serangan WannaCry dan kampanye lainnya. Hasil ini dicapai melalui kerja sama dengan anggota industri keamanan, termasuk Symantec.
Symantec secara teratur mendukung dan bekerja sama dengan para penegak hukum dan badan intelijen dengan membagikan data serangan yang kami punya, guna mendukung penyelidikan mereka.
Symantec memiliki data intelijen terbesar di dunia mengenai jaringan ancaman sipil, sehingga para peneliti kami memiliki visibilitas yang luas pada seluruh lanskap ancaman dalam Generasi Cloud.
“Fokus kami adalah terus meneliti metode, alat, dan teknik yang digunakan oleh penyerang sehingga kami dapat mengembangkan kemampuan yang sepenuhnya baru guna melindungi pelanggan kami. Targeted Attack Analytics dari Symantec hanyalah salah satu contoh dari inovasi terbaru yang kami kembangkan guna membantu pelanggan mengotomatiskan penemuan serangan yang baru dan canggih,” lanjut sumber tersebut.
Tags: ancaman generasi Cloud, Cyber Security Whodunnit, keamanan siber, Laporan Symantec