MOBITEKNO – Minggu ini ada hal menarik berkaitan dengan dua tokoh penting TI yang berbeda pendapat mengenai masa depan teknologi kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence).
Keduanya adalah Mark Zuckerberg, bos dari raksasa media sosial Facebook dan Elon Musk yang merupakan bos dari beberapa perusahaan teknologi (Tesla, SpaceX, dan OpenAI). Baik Zuckerberg dan Musk yang juga miliarder ini kerap menarik perhatian banyak pihak jika beropini seputar teknologi.
Awal 'perdebatan' soal AI dimulai ketika Zuckerberg ditanya pendapatnya mengenai komentar Musk yang cenderung negatif mengenai dampak teknologi AI. Pada 2014 lalu, Musk mengungkapkan kekhawatirannya jika mesin AI dengan kecerdasan tinggi akan mengancam eksistensi manusia di masa mendatang. Musk bahkan menggolongkan tingkat ancamannya lebih tinggi dari bahaya senjata nuklir.
Musk mungkin saja merujuk pada hipotesis Singularity yang pernah disampaikan futurist Ray Kurzweil yang kini bekerja di Google. Menurut Kurzweil, era Singularity terjadi saat semua kemajuan teknologi, khususnya AI, akan menuju ke situasi dimana mesin akan menjadi lebih pintar dari manusia. Kapan Singularity terjadi, Kurzweil bahkan sudah mematoknya di tahun 2045 alias kurang dari tiga dekade lagi.
Atas pertanyaaan tadi, Zuckerberg yang menjawabnya via sesi Facebook Live di belakang rumahnya di Palo Alto, mengawalinya dengan menyatakan bahwa AI akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik di masa depan. Sebagai seorang yang optimis dalam banyak hal, Zuckerberg tentunya optimis juga akan masa depan AI.
Menanggapi pandangan bos Tesla dan SpaceX, Zuckerberg justru balik mengingatkan Musk dan para tokoh Silicon Valley lainnya yang selama ini 'consern' dengan perkembangan AI yang bisa mengancam manusia.
Zuckerberg tidak dapat memahami sikap dari mereka yang menentang (kemajuan AI) dan mencoba membesar-besarkan skenario terjadinya kiamat. "Ini (pandangan) yang sangat negatif, dan dalam beberapa hal saya anggap sangat tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Zuckerberg sangat meyakini jika AI akan dapat menyelamatkan banyak hidup manusia, seperti peranan AI untuk teknologi mobil otonom. Mark juga menggarisbawahi bagaimana AI sudah dimanfaatkan untuk mendiagnosis kondisi medis manusia dan menentukan obat yang tepat dan ideal untuk kesembuhannya.
Setelah mendengar komentar Zuckerberg, Musk langsung menjawabnya secara tidak langsung melalui akun Twitter (@elonmusk). Dalam ciutan responsnya, Musk berkomentar cukup tajam, "Saya sudah berbicara dengan Mark tentang hal ini. Pemahamannya atas persoalan ini sempit." Musk bahkan bercanda dengan menyatakan akan ada sebuah film terkait topik ini dalam waktu dekat.”
Perbedaan pandangan keduanya mungkin saja mewakili perbedaan pandangan umum dari generasi millennial (diwakili oleh Zuckerberg) dan pandangan dari generasi X (diwakili Musk) berkaitan dengan teknologi AI di masa mendatang.
Untuk lebih adilnya mungkin kita perlu melihat pandangan dari generasi sebelumnya (Baby Boomer) yang diwakili oleh tokoh TI besar Bill Gates. Apa pandangan salah satu pendiri Microsoft ini mengenai AI di masa mendatang? Gates cenderung sepaham dengan pandangan Musk.
Menurut Gates, mesin generasi awal dengan AI pintar akan sangat membantu manusia dalam banyak hal. Namun, jika perkembangannya (kecerdasannya) terus meningkat pesat dalam beberapa dekade, setiap orang perlu waspada akan berbagai dampaknya. Gates secara jelas menyatakan memahami kekhawatiran Musk dan justru tidak mengerti pandangan beberapa orang yang justru tidak menghiraukan dampak tersebut.
Tags: AI, Artificial Intelligence, Elon Musk, Mark Zuckerberg, masa depan, Teknologi