MOBITEKNO – Huawei bukan produsen pertama yang melakukan hal tersebut. Penggunaan komponen berbeda untuk satu model smartphone sudah lama ditempuh Apple dan Samsung. Samsung sudah lama menggunakan prosesor (Exynos dan Snapdragon) untuk seri Galaxy S, sedangkan Apple juga diketahui menggunakan dua modem berbeda (Intel dan Qualcomm) untuk iPhone 7/7 Plus.
Selain prosesor, Samsung diketahui juga pernah menggunakan dua pemasok berbeda untuk komponen lain, yaitu baterai dan sensor kamera. Contohnya, baterai Galaxy Note 7 yang dipasok oleh Samsung SDI dan Amperex Technology Limited (ATL). Begitu pula dengan modul sensor kamera pada Galaxy S8/S8+ yang dipasok oleh Sony (IMX) dan Samsung LSI (ISOCELL).
Salah satu alasan Apple dan Samsung menggunakan dua komponen berbeda untuk satu jenis produk kurang lebih sama. Selain faktor biaya produksi, keduanya tentu menginginkan agar target belasan bahkan puluhan juta unitnya bisa berlangsung tanpa ada kendala masalah pasokan komponen.
Produksi smartphone dalam jumlah besar dalam waktu singkat bukan persoalan mudah. Alasannya, kemampuan setiap pemasok komponen (untuk menyediakan jumlah komponen sesuai tuntutan produsen smartphone) tidaklah sama. Agar tidak menghambat target jumlah produksi, Apple atau Samsung mensiasatinya dengan menggunakan dua pemasok berbeda untuk satu jenis komponen.
Solusi ini bukannya tanpa risiko. Pasalnya, produsen harus bisa menjaga konsistensi (kualitas, fitur, dan performa) antara smartphone sejenis dengan jenis komponen yang berbeda.
Meskipun, menghadirkan user experience yang identik (menurut pandangan konsumen kritis) mungkin sukar diwujudkan, kedua produsen masih menganggap praktik ini 'sah-sah' saja selama sebagian besar konsumen tidak menganggap hal ini bukan persoalan yang berarti/signifikan.
Berkaca pada strategi Apple dan Samsung agar bisa memproduksi smartphone dalam jumlah besar, pertanyaan sama juga dapat ditujukan ke Huawei yang dikabarkan siap memproduksi Huawei P10 dalam jumlah belasan juta unit. Apakah Huawei juga menggunakan komponen berbeda untuk P10 atau P10 Plus?
Jawabannya mulai sedikit terjawab dengan beberapa komentar konsumen di Cina yang melaporkan spesifikasi komponen RAM (memori) dan internal storage yang berbeda. Keluhan dari konsumen ini juga dilaporkan Gizmochina dengan menunjukkan perbedaan benchmark AndroBench antara beberapa unit P10.
Pada komponen RAM, ada pengguna yang mengaku P10 mengusung RAM jenis LPDDR3, sedangkan lainnya dengan LPDDR4. Lain lagi internal storage. Selain laporan P10 menggunakan jenis eMMC 5.1, ada pula konsumen yang menyebutkan storage P10 miliknya sudah mengusung standar terbaru UFS 2.0, bahkan UFS 2.1.
Perbedaan ini sekali lagi mungkin tidak bakal disadari mayoritas konsumen (pengguna awam). Alasannya, selain sukar merasakan perbedaaan performanya secara langsung, juga karena pengguna awam biasanya jarang melakukan perbandingan langsung antara dua P10 (yang berbeda komponen) dengan tool (benchmark).
Bagi Anda yang bertanya apa dampak nyata bagi para pengguna yang memiliki P10 dengan dua komponen (RAM dan internal storage) berbeda bisa merunut pada perbedaan spesifikasi standar RAM (LPDDR3 vs LPDDR4) dan internal storage (eMMC vs UFS 2.0/2.1).
Standar RAM LPDDR4 membawa peningkatan efisiensi daya dibandingkan LPDDR3. Ini berarti baterai P10 dengan RAM LPDDR4 relatif akan lebih awet dari baterai P10 dengan RAM LPDDR3.
Disparitas (perbedaan) tiga hasil benchmark storage AndroBench 5.0 yang mencolok yang dilaporkan beberapa pengguna Huawei P10.
Berkaitan dengan perbedaan spesifikasi internal storage (eMMC vs UFS 2.0/2.1) sudah pasti berkaitan dengan performa baca (read) dan tulis (write), baik random dan sequential speed. Standar UFS hadir untuk menjawab tuntutan hadirnya embedded flash memory (NAND flash memory) dengan performa 'setara' SSD tapi seefisien NAND flash memory eMMC.
Perbedaan akan lebih terasa jika pengguna menjalankan atau meng-install game Android 'besar' atau merekam video dengan resolusi tinggi (4K). Tentu saja tidak semua pengguna melakukan aktivitas di atas. Ini pula yang mungkin melandasi para konsumen umumnya mungkin tidak akan terlalu mempermasalahkan perbedaan komponen ini.
Sejauh ini pihak Huawei juga telah merespons perbedaan komponen pada P10 ini, sebagaimana dilaporkan Android Authority belum lama ini. Seperti juga Apple dan Samsung, pihak Huawei beralasan bahwa perbedaan satu komponen tidak sepenuhnya merefleksikan performa smartphone secara keseluruhan.
Bagaimana menurut Anda yang berencana membeli penerus Huawei P9 ini jika kelak hadir di pasar Indonesia? Apakah perbedaan ini bukan masalah berarti atau malah membuat Anda ragu-ragu membeli P10?
Tags: Benchmark, eMMC, Huawei, Huawei P10, internal storage, komponen, LPDDR3, LPDDR4, RAM, Smartphone, spesifkasi, UFS 2.0, UFS 2.1