MOBITEKNO – Perkembangan teknologi di era digital saat ini tak bisa dielakan lagi, terlebih saat ini sudah memasuki era transformasi digital IoT. Hampir semua perangkat kini sudah terhubung dengan satu jaringan internet. Hal demikian tentu menjadi tantangan dan sekaligus menjadi ancaman bagi keberadaan berbagai perangkat gadget yang terhubung dengan internet terhadap serangan para peretas/hacker yang memanfaatkan berbagai teknik, cara dan peluang yang semakin canggih dan terorganisir.
Hal demikian seperti yang diungkapkan oleh Country Manager Director PT. Cisco Systems Indonesia, Budi Santoso, dalam paparannya di Jakarta, Rabu (18/01/2017). Menurut Budi, kalau dulu motif para hacker menyerang itu karena faktor iseng atau karena faktor kebencian. Kini menurut Budi, hampir semua serangan para hacker bermuara pada faktor bisnis. Artinya para hacker benar-benar mengharapkan atau mengincar uang.
Dari data para korban para hacker menunjukan bahwa kerugian secara materi/uang nilainya mencapai milyaran dolar pada tahun 2016 lalu dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini dan tahun berikutnya.
Di era transformasi digital sekarang ini, ancaman serangan para hacker sudah menjadi hal yang umum. Bahkan kini para hacker memiliki berbagai trik atau metode yang sangat jitu dan canggih. Sehingga para korban tidak merasakan sedang terserang. Seringkali korban baru mengetahuinya setelah beberapa bulan kemudian. Para hacker mampu mengelabui korban, dengan berbagai kamuflase sehingga peretas dapat mengolah dan mengamankan serta memanfaatkan data korbannya tanpa ada hambatan berati.
Menurut Budi, peretas kini punya cara-cara baru untuk mengelabui dan mencuri data. Peretas memanfaatkan kelengahan pengguna yang kadang tak teliti dengan hal sederhana. Dia mencontohkan, kini sering ditemui peretas ikut memasang iklan berbayar pada situs atau website, mereka rela merogoh kocek tapi setelahnya keuntungan mungkin lebih besar.
"Begitu (iklan) diklik, masuk ke malware, dan hacker berhasil mencuri data," ujar Budi saat paparannya di Jakarta, Rabu (18/01/2017. Terkadang, kata Budi, para hacker berpura-pura menjadi atasan dengan cara mengirim email yang mirip dengan emailnya ke bawahannya untuk memperoleh data-data penting.
Tren lainnya, menurut Budi, ada peretas yang membuat koneksi tanpa kabel (wireless) dengan menyamakan username dengan label tertentu. Misalnya, saat pengguna di kedai kopi Starbuck, saat konsumen mengklik user name palsu itu, data langsung dicuri oleh peretas.
Bahkan serangan melalui https pun kini sudah bisa ditembus, yang sebelumnya dianggap sudah aman setelah ada tambahan s setelah http. Serangan kini banyak memalui website dan email dalam bentuk ransomeware.
Menurut Budi, para hacker kini bekerja semakin canggih dan terorganisir. “ Bahkan ada semacam projeck mamagernya untuk sebuah serangan. Pola kerja Para hacker seperti dalam sebuah organisasi profesional. Masing-masing mempunyai peranan tersendiri. Seranganpun direncanakan dengan sangat mateng bahkan membutuhkan waktu yang beberapa bulan,” ungkap Budi.
Cisco sebagai penyedia solusi keamanan yang terdepan, kini memliki solusi untuk berbagai ancaman serangan para hacker yang semakin canggih tersebut. Cisco memiliki solusi End –to- End Security solution. Artimnya Cisco memiliki solusi keamanan untuk pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan. Cisco memiliki solusi untuk mencegah sebelum terjadi serangan. Cisco juga memiliki solusi apabila terkena serangan dan juga solusi setelah terjadi serangan.
“Cisco memiliki model End–to End Security dengan fase BEFORE (Discover Enforce Harden) , DURING (Detect Blok Defend) dan AFTER (Scope Contain Remediate),” ujar Budi menegaskan.
Tags: Cisco, Cisco Indonesia, Cyber Attack, Hacker, Serangan Cyber