MOBITEKNO – Produsen mobil listrik Tesla Motors Inc mulai menggunakan pabrik baterainya yang pertama (Tesla Gigafactory 1) di Nevada untuk memproduksi secara massal sel baterai lithium-ion. Proses produksi ini dilakukan Tesla bersama mitra lamanya dari Jepang, Panasonic Corp.
Sel baterai silindris ini disebut Tesla sebagai ‘2170 cell’ karena berukuran 21 x 70 mm. Sel baterai ini lebih tebal dan panjang dari baterai ‘18650 cell’ yang dikembangkan sebelumnnya bersama Panasonics. Baterai ini nantinya akan digunakan pada baterai yang digunakan pada berbagai produk energi Tesla, termsuk mobil listrik sedannya, Model 3.
Pada awalnya Gigafactory masih akan memproduksi sel baterai untuk modul baterainya, yaitu Powerwall 2 dan Powerpack 2. Sedangkan sel baterai untuk Model 3 baru akan dimulai pada kuartal kedua tahun ini.
Memproduksi baterai secara mandiri menjadi salah satu aspek strategis bagi produsen mobil listrik. Bukan hanya memproduksi sendiri, Tesla bahkan mengklaim sel baterainya selain paling murah, juga memiliki densitas energi tertinggi di dunia dibandingkan kompetitor lainnya.
Benar tidaknya, klaim serupa jug pernah dilontarkan para pesaing Tesla, diantaranya Faraday Future dengan mitranya LG Chem dan Lucid Motors dengan mitranya Samsung SDI dan LG Chem.
Pabrik Tesla Gigafactory yang juga menjadi gedung terbesar kedua di dunia setelah pabrik pesawat Boeing Everett Factory ini nantinya akan menghasilkan total daya listrik (dari sel baterai lithium-ion) hingga 35 gigawatt-hours setiap tahunnya pada tahun 2018.
Gigafactory akan membuka lahan kerja bagi 6.500 orang dan menciptakan peluang kerja tambahan lainnya hingga 20 ribu dan 30 ribu yang terkait dengan lingkungan sekitar pabrik.
Tags: 18650 battery cell, 2170 battery cell, baterai densitas energi tinggi, Gigafactory, Lithium Ion, Mobil Listrik, pabrik baterai, Tesla, Tesla Motors