[section_title title=”Atasi Tiga Kendala yang Dihadapi Perusahaan dalam Penerapan Cloud”]
Problemnya saat ini, masih banyak perusahaan yang enggan untuk mengadopsi teknologi cloud karena adanya kendala kompleksitas, risiko keamanan, dan biaya. Faktor-faktor kendala ini juga diperkuat oleh survei yang dilakukan Dell tahun lalu.
Berdasarkan survei Dell Global Technology Adoption Index (GTAI 2015) terhadap pembuat keputusan TI global, ada 9 dari 10 partisipan menyatakan bahwa strategi hybrid cloud merupakan hal penting agar perusahaan menjadi ‘Future-Ready’ atau siap menghadapi perubahan di masa mendatang.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa 55 persen organisasi di seluruh dunia menyatakan bahwa mereka memakai lebih dari satu jenis cloud. Hasil GTAI 2015 juga mengidentifikasi faktor biaya dan keamanan sebagai hambatan terbesar dalam adopsi dan implementasi cloud. Faktor kompleksitas juga juga paling sering diasosiasikan dengan implementasi hybrid cloud di perusahaan.
Seperti yang dikatakan Erwin Yusran, Country Business Manager, Enterprise Solution Group, Dell Indonesia, “Menurut mereka (pembuat keputusan) prosesnya terlalu kompleks, potensi biaya terlalu tinggi, dan kontrol yang tidak transparan (risiko keamanan)“.
“Namun, dengan kombinasi fitur Microsoft Azure dari public cloud ke private cloud dan DHCS untuk Microsoft, pelanggan akan bisa memiliki kemampuan pengaturan dan kontrol cloud terbaik,” tambahnya.
Tags: Aries Triwahyudi, Dell, Dell Hybrid Cloud System untuk Microsoft, DHCS untuk Microsoft, Erwin Yusran, hybrid cloud, Microsoft, Microsoft Azure