MOBITEKNO – Setelah konsisten selama beberapa tahun ini, strategi pengembangan prosesor Intel yang dikenal sebagai Intel Tick-Tock mulai menunjukkan indikasi perlambatan.
Siklus Tick-Tock yang menggambarkan Tick sebagai fase proses manufaktur chip yang lebih baik (kecil, efisien) dan Tock sebagai penerapan mikroarsitektur baru dilalui Intel dengan mengikuti pola dua tahunan.
Contoh yang masih segar diingatan kita adalah kehadiran mikroarsitektur Haswell yang hadir pada dua jenis prosesor, yaitu Haswell (Intel Core Gen. ke-4) dengan proses 22 nm yang dilanjutkan dengan chip Broadwell (Intel Core Gen. ke-5) dengan proses 14 nm.
Di sini, chip Haswell ada di fase Tock karena hadir dengan mikroarsitektur baru dan chip Broadwell ada di fase Tick karena diproduksi dengan proses manufaktir lebih kecil (14 nm).
Hadirnya chip Skylake 14 nm dengan mikroarsitektur Skylake baru (fase Tock) di akhir 2015, membuat orang berasusmsi bahwa Intel akan segera memasuki fase Tick dari model Tick-Tock dengan membuat chip baru denga proses node yang lebih kecil (10 nm) di tahun 2016 atau awal 2017. Benarkah demikian?
Berdasarkan berita yang dilansir dari website finansial ‘The Montley Fool’, kehadiran prosesor Intel 10 nm mungkin akan tertunda tahun ini. Menurut laporan, Intel masih menggunakan proses node 14 nm pada chip penerus Skylake, yang bersandi Kaby Lake. Ini berarti periode dua tahunan untuk proses manufaktur chip akan ‘melar’ di atas dua tahun.
Meski demikian, Intel tetap bertekad kembali ke siklus produksi dua tahunan saat mereka akan beralih dari fase produksi chip 10 nm ke chip 7 nm. Adapun chip Intel perdanan dengan proses node 10 nm akan bersandi Cannonlake. Chip ini tidak sendirian diproses 10 nm, karena Intel pun berenecana akan merilis dua chip 10 nm lainnya, yaitu Icelake (sekitar 2018) disusul Tigerlake (2019).
Model Tick-Tock yang dianut Intel sejak proses manufaktur 65 nm (mikroarstitektur Netburst) di awal tahun 2000 hingga ke 14 nm (mikroarstitektur Skylake) saat ini terbukti ampuh sebagai pegangan Intel dalam memacu kecepatan prosesor mereka agar selalu relevan dengan “Moore’s Law” yang dianut selama ini.
Susahnya mengikuti siklus Tick-Tick dua tahunan sebenarnya mulai dirasakan Intel sejak tahun 2007 saat raksasa semikonduktor tersebut meluncurkan mikroarsitektur prosesor terbaru saat itu, yaitu Nehalem 45 nm.
Kesulitan ini bukan hanya dihadapi Intel saja karena pabrikan chip lain, seperti misalnya TSMC yang membuat chip untuk smartphone Appe iPhone juga pernah mengalami hambatan saat ingi beralih ke proses node yang lebih kecil tanpa harus mengorbankan kualitas dan target kuantitas produksi chip yang dibuat.
Tags: 10 nm, 14 nm, Cannonlake, chip, CPU, Intel, proses manufaktur, Skylake, Tick-Tock, TSMC