MOBITEKNO – Intel telah menganut metodologi “Tick-Tock” dalam pengembangan chip selama 10 tahun terakhir ini. Namun, semakin mini dan kompleksnya produksi chip (CPU) saat ini, terutama dalam pengembangan chip 10 nm, Intel pun akhirnya memutuskan untuk merevisi metodologinya tersebut.
Perubahan metodologi Tick-tock mulai tercium dari dokumen (10-K filing) yang beredar belum lama ini yang menyatakan bahwa mereka akan memperpanjang periode penggunaan chip 14 nm dan 10 nm. Selanjutnya, Intel akan mengoptimalkan produknya, baik arsitektur atau berbagai aspek lainnya.
Dengan metode Tick-Tock, Intel melakukan pengembangan chip dalam dua fase atau periode. Fase “Tick” diwujudkan dengan menggunakan teknologi manufaktur terbaru agar sirkuit chip lebih kecil. Sedangkan fase “Tock” diwujudkan dengan penerapan desain arsitektur baru yang lebih cepat dan efisien daya.
Berdasarkan dokumen terbarunya (lihat gambar), Intel akan menerapkan metodologi pengembangan chip dalam tiga tahap. Ketiga tahap itu dimulai dari "Process", "Architecture", dan "Optimization".
Adanya tahapan baru ini (Optimization) berarti bisa disimpulkan proses pengembangan chip Intel secara tidak langsung akan mengalami perlambatan, baik dalam hal inovasi dan jeni produk chip. Dengan kata lain, konsumen PC juga akan menunggu lebih lama untuk meng-upgrade CPU lamanya dengan CPU baru.
Metode baru ini tidak serta merta akan menurunkan daya saing Intel di psar semikonduktor karena chip 10 nm Intel akan tetap hadir paling awal. Intel bahkan mengklaim keunggulan mereka dalam teknologi chip akan semakin lebar dibandinkan para pesaingnya (TSMC, Samsung) sejalan dengan meningkatnya ongkos manufaktur chip belakangan ini.
Tags: 10 nm, 14 nm, Architecture, Intel, manufaktur chip, Optimization, Process, Tick-Tock