March 17, 2016

Beragam Sektor Industri di Indonesia Butuh Teknologi Big Data dari Cloudera

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Beragam Sektor Industri di Indonesia Butuh Teknologi Big Data dari Cloudera 

MOBITEKNO – Sejalan dengan era informasi digital selama satu dekade ini, banyak perusahaan di berbagai industri sudah bergelut dengan masalah data yang kian membesar, baik kuantitas (volume) dan jenis datanya. Bagaimana seharusnya mengolah dan memproses data tersebut, sekaligus menganalisis datanya makin dirasakan menjadi suatu hal yang krusial.

Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya teknologi Big Data yang dianggap lebih ideal dalam memproses dan mengelola ‘jenis data baru’ ini ketimbang teknologi manajemen data konvensional (tradisonal) yang selama ini sudah ditawarkan oleh Oracle, IBM, atau SAP.

Kemampuan teknologi Big Data dalam menangani data terstruktur dan tidak terstruktur yang meliputi berbagai jenis dan tingkatan volume menjadi diferensiasi tersendiri teknologi data ini dibandingkan teknologi manajemen data tradisonal yang ada selama ini.

Pelaku industri, baik sektor telekomunikasi, retail, keuangan, perbankan, hingga kesehatan, sudah banyak memanfaatkan teknologi Big Data untuk lebih memahami dan memprediksi perilaku konsumennya.

Selain itu, Big Data pun dapat mengoptimalkan dan menyempurnakan proses bisnis. Bisa dikatakan, potensi penerapan Big Data sangatlah luas, jika tidak boleh dikatakan tidak terbatas.

Berbicara mengenai Big Data tentu tidak terlepas dari teknologi open source software framework yang disebut Apache Hadoop. Hadoop menjadi ‘kata kunci’ penting dalam teknologi Big Data karena telah menjadi open standard untuk framework pengolahan dan pemprosesan Big Data sejak dirintis 7,5 tahun lalu.

Salah satu perusahaan yang berfokus menawarkan solusi teknologi Big Data dengan basis framework Hadoop adalah Cloudera Inc. Perusahaan asal AS ini dibentuk pertama kali (2006) sebagai kolaborasi dari tiga insinyur asal Google, Yahoo, dan Facebook, dan satu mantan eksekutif Oracle.

Dalam pertemuan dengan sejumlah media di Jakarta belum lama ini (15/3/2016), Joseph Lee, Managing Director ASEAN & India Cloudera, mengatakan bahwa Hadoop yang cikal bakalnya merupakan teknologi yang diimplementasi di Yahoo dianggap oleh pencetusnya juga bisa bermanfaat bagi organisasi dalam menangani data dengan kategori baru yang ada di industri saat ini.

Selain menangani jenis data baru, Hadoop pun siap menangani apapun tipe struktur datanya, baik terstrukur seperti dalam database tradisonal atau data tidak terstruktur yang biasanya berasal dari interaksi di social media, mobile data, atau sumber data lainnya yang jumlahnya sangat masif dan bervariasi (teks, audio, foto, video, dll).

Cloudera mengklaim bisa membantu perusahaan dalam menangani Big Data dengan dukungan framework Hadoop secara cepat, mudah, dan aman (Fast, Easy, Secure).

Sementara ini, sasaan utaman Cloudera di Indonesia adalah industri telekomunikasi (operator) dan finansial/perankan. Salah satu klien utama Cloudera di sektor telekomunikasi, Telkomsel, menggunakan solusi Hadoop dari Cloudera untuk secara proaktif mengtahui berbagai permasalah pelanggannya yang berjumlah sangat besar (140 juta pengguna). Respons telkomsel yang cepat terhadap masalah pelanggan menjadi hal krusial yang berujung pada loyalitas pelanggannya.

Sektor berikutnya yang disasar Cloudera adalah sektor pemerintahan dan e-commerce. Setiap pemerintah tentu ingin lebih efektif mengetahui aspirasi dan masukan dari warganya.

Begitu pula sektor e-commerce yang mulai bertumbuh pesat di Indonesia. Kepuasan pelanggan akan produk yang dijual, layanan purna jual, dan berbagai data perilaku konsumennya saat berbelanja sangat penting bagi pelaku e-commerce. Cloudera juga mengaku telah mengimplementasikan solusi teknologi Hadoop-nya di industri F&B (Makanan dan Minuman) dan Rokok.

Prinsipnya menurut Joseph, apa pun perusahaan yang mulai menerapkan sistemnya secara online dan digital mau tidak mau harus menyediakan solusi untuk mengumpulkan berbagai jenis data yang dihasilkan (generate) oleh sistem tesebut sekaligus menganalisisnya.

Mengenai alasan perusahaan harus memilih Cloudera sebagai solusi Big Data, Joseph beragumen bahwa mereka lah yang dari awal merintis dan menwarkan implentasi Hadoop di pasar solusi Big data di perusahaan level enterprise. Itu artinya, jejak rekam aspek kestabilan dan keamanan dari solusi Big data Cloudera sudah bisa diketahui dari pengalaman perusaahan enterprise selama ini.

Selain itu, Cloudera juga telah menyediakan empat Support Center di benua Asia. Peran Support Center sangat penting bagi Cloudera karena klien pada umumnya tidak mau mengadopsi sutu solusi tenologi yang ditawarkan oleh perusahaan yang tidak menyediakannnya di kawasan tempatnya beroperasi.

Berbicara mengenai siapa saja mitra (solution integrator, hardware/software vendor) yang bekerjasa mendukung impelemntasi solusi Cloudera di Indonesia selama ini, Joseph menyebutkan salah satunya, seperti SAS, Teradata, Solusi247, dan terakhir Mediatrac yang juga hadir dalam media briefing kali ini.

Bagi perusahaan atau organisasi yang ingin mengadopsi solusi Big data dalam trasformasi bisnisnya di era digital tapi sudah mengadopsi solusi manajemen data tradisionla, seperti Oracle atau SAP tidak pelu mengganti sistemnya. “Mereka (perusahaan) tidak harus menggantinya (dengan Cloudera) karena solusi kami hadir untuk melengkapi sistem yang ada”, jelas Joseph menutup penjelasanya seputar kehadiran Cloudera di Indonesia.

Rencananya, Cloudera akan membuka kantornya resminya di Indonesia tahun ini untuk lebih mendekatkan hubungan dengan para mitra dan konsumennya di Indonesia. Indonesia menjadi negara terpenting di kawasan ASEAN yang menjadi target market Cloudera dalam beberapa tahun mendatang karena beberapa faktor, seperti kebutuhan beragam Industri menyambut datangnya teknologi Big Data dan potensi pasar yang tinggi.

 

 

Tags: , , , , , , , , , , ,


COMMENTS