MOBITEKNO – Setelah resmi berdiri pada tanggal 22 Juni 2016 lalu, Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO – Indonesia Data Center Provider Organization), yang didirikan oleh DCI, Elitery, GTN, Nexcenter, XL, Telkomsigma, dan kelompok akademisi dari Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia, kini bersiap mengadakan konferensi data center untuk pertama kalinya di Indonesia. Rencananya, rangkaian acara ini akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 2017.
Acara yang merupakan hajatan akbar para pengelola dan pelaku bisnis data center di Indonesia ini akan memberikan informasi edukatif kepada masyarakat dan juga industri mengenai peran penting keberadaan dan penggunaan data center di Indonesia. Acara ini juga akan menampilkan pameran para anggota IDPRO serta berbagai kajian tentang data center berkaitan dengan SNI fasilitas data center serta proses sertifikasinnya. Dalam ajang konferensi yang akan bertajuk ‘Indonesia Data Center Day‘ tersebut akan dibahas tentang implementasi peraturan PP 82 Tahun 2012 tentang data center.
“Acara Konferensi Data Center merupakan wujud nyata keseriusan kami dalam mendukung dan mengembangkan industri data center di Indonesia, sejalan dengan visi IDPRO, yaitu memenuhi potensi Indonesia sebagai pusat bisnis dan pengembangan data center terbesar di Asia Tenggara,” ungkap Kalamullah Ramli,Ketua Umum IDPRO saat penandatangan anggota baru IDPRO di Jakarta, Rabu ( 14/12/2016 ). “IDPRO didirikan dalam rangka upaya menuju Indonesia yang berkedaulatan data serta dalam rangka ikut mewujudkan Digital Nation,” tambah Kalamullah.
Sebagai Profesor dan dan akademisi dari Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia ( PPST-UI ), Kalamullah Ramli yang juga dipanggil Prof. Muli menjelaskan pentingnya hal yang berkaitan dengan data center bahwa Contens is King, sedangkan Data is God. “Konten adalah raja, sementara Data adalah dewa. Siapa yang memiliki data, dia memiliki masa depan. Oleh karena itu, kami bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai digital nation yang memiliki kedaulatan terhadap data. Apalagi pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 82 Tahun 2012 yang mewajibkan semua data orang Indonesia harus berada di Indonesia.”
Kedaulatan data posisinya sangat penting bagi sebuah negara. Saat data penting dan rahasia negara kemuadian bisa diblok di suatu tempat yang tidak bisa terjangkau, hal itu tentu akan mengakibatkan suatu kekacauan dan masalah yang besar. Secara bisnis, potensi pasar data center di Indonesia sangat besar. Apalagi dengan era digital yang sedang berkembang saat ini. Berkembangnya penetrasi internet, tumbuhnya ekosistem e-commerce, serta menjamurnya ekosistem startup di Tanah Air, hal itu menjadi pemicu tumbuhnya permintaan data center sebagai pusat untuk proses digitalisasi tersebut.
Sementara itu menurut bendahara IDPRO, Hendra Suryakusuma, berdasarkan data dari lembaga riset Frost and Sullivan, nilai pasar data center di Indonesia mencapai US$ 58,1 juta pada 2015. Pada 2022 diproyeksikan, akan mencapai US$ 482 juta, dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya mencapi 30 persen.
Sedangkan investasi data center sendiri menurut Richard KartaWijaya, Sekjen IDPRO, sekitar Rp. 13 Triliun. Sayangnya menurut Richard, 60 % pengguna cloud di Indonesia masih menggunakan data center asing, terutama ke Amazone.
Saat ini, menurut Richard masih banyak perusahaan kita termasuk para startup yang menggunakan fasilitas Cloud masih menggunakan data center asing nya ada di luar. Oleh karena itu, menurut Richard, dengan adanya IDPRO, diharapkan para pengguna Cloud yang pusat datanya ada di luar Indonesia diharapkan akan beralih ke data center Indonesia.
Indonesia sudah mempunyai kemampuan dan standar yang setara dengan kualifikasi data center yang dimiliki pihak asing. Oleh karenanya Richard berharap para pelalu bisnis data center di Indonesia bisa bergabung di IDPRO, sehingga bisa berkolaborasi menjadi pusat data center yang lebih besar dan berkualitas serta bisa berasing dengan data center yang ada di luar.
Tags: big data, Cloud, Data Center, IDPRO, keamanan data