May 14, 2016

Apa Agenda Apple Tanamkan Modal 1 Miliar Dollar di ‘Uber Cina’ Didi?

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Apa Agenda Apple Tanamkan Modal 1 Miliar Dollar di ‘Uber Cina’ Didi? 

MOBITEKNO – Kunjungan bos Apple ke Cina belum lama ini ternyata membawa banyak agenda besar, salah satunya yaitu ‘menggolkan’ rencana investasi Apple ke layanan jaringan transportasi dan ride hailing Didi Kuaidi (sekarang bernama Didi Chuxing). (Baca juga ‘Didi, Saingan Uber di Tiongkok Dapat Sokongan Apple Sebesar US$ 1 Miliar").

Didi Chuxing atau singkatnya Didi dianggap banyak pihak merupakan rival berat layanan jasa transportasi dan ride hailing terbesar di dunia saat ini, yakni Uber.

Meski Uber masih menjadi perusahan jasa transportasi dan ride-hailing dengan nilai valuasi tertinggi (sekitar US$ 62 miliar), penetrasi bisnis Uber di Cina masih kalah dengan pemain lokal Didi.

Menurut The Wall Street Journal, Didi yang didukung pendanaan utama dari investor lokal, Alibaba dan Tencent, telah menghadirkan layanannya di 400 kota di Cina. Didi bahkan sukses mencatatkan 11 juta transaksi tumpangan per harinya dalam melayani permintaan 300 juta konsumennya.

Sebaliknya Uber, menurut CEO-nya, Travis Kalanick, justru mengalami kerugian lebih dari US$ 1 miliar per tahun dalam berkompetis dengan Didi di pasar Cina. Kesuksesan Didi di pasar Cina pernah ditanggapi ‘sinis’ oleh CEO Travis Kalanick yang menuduh Didi membeli pangsa pasar yang tentu saja dibantah oleh pihak Didi.

Menyambut kerjasama Apple dan Didi ini, Jean Liu, Presiden Didi Chuxing mengatakan perusahaannya bisa belajar banyak dari Apple, sebaliknya Tim Cook pun menyatakan terkesannya Apple dengan bisnis yang dibangun Didi Chuxing selama ini, termasuk kepemimpinan timnya yang hebat. Apple pun berharap bisa mendukung Didi Chuxing untuk terus berkembang ke depan.

Masuknya dana besar Apple ke perusahaan Cina bisa dikatakan sebagai strategi baru mereka. Apple biasanya hanya menggelontorkan modalnya untuk ke perusahaan kecil demi mendapatkan akses atau paten teknologi baru dari perusahaan tersebut.

Setidaknya ada beberapa agenda Apple di pasar Cina yang sangat besar dan potensial ini. Apple merupakan perusahaan teknologi AS yang paling punya kepentingan bisnis di Tiongkok. Negara ini menjadi menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan Apple selama ini. Menurut Busines Insider, tahun lau saja Apple telah meraup pendapatan sebesar US$ 59 miliar dari negara Tirai Bambu tersebut.

Dana besar juga menjadi salah satu bukti komitmen kuat Apple bagi (pemerintah) Cina dalam mendorong pertumbuhan industri TI di Cina. Pemerintah Cina selama ini cukup ‘doyan’ memblokir layanan perusahaan AS (Apple atau Google) yang ditawarkan untuk warga Cina dengan alasan regulasi.

Bukan suatu kebetulan juga jika kerjasama Apple dan Didi ini berdekatan dengan kasus ditutupnya dua toko media digital Apple (iTunes Store book dan movie) belum lama ini di Cina.

Masuknya Apple ke perusahaan layananan transportasi di Cina juga memunculkan lagi spekulasi yang pernah hangat selama ini. Apple dikabarkan akan jalan terus mengembangkan proyek konsep mobil listriknya, termasuk teknologi autonomous. Kerjasamanya dengan Didi di Cina sangat mungkin akan diselaraskan dengan proyek mobil listrik yang dijuluki bos Tesla, Elon Musk sebagai proyek ‘open secret’ di Silicon Valley.

 

 

Tags: , , , , , , , , , ,


COMMENTS