July 13, 2016

Setelah GDL-1, Data Center NetApp GDL-2 Juga Raih Poin Sempurna dari EPA dalam Efisiensi Energi

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Setelah GDL-1, Data Center NetApp GDL-2 Juga Raih Poin Sempurna dari EPA dalam Efisiensi Energi 

MOBITEKNO – Saat ini, teknologi memegang peranan penting dalam memerangi perubahan iklim. Salah satunya dengan pemanfaataan teknologi ramah lingkungan yang mampu mengurangi konsumsi energi dengan mengganti sumber daya konvensional seperti bahan bakar fosil.

Salah satu teknologi ramah lingkungan yang marak dibicarakan adalah penerapan green data center. Seperti diketahui, data center mengkonsumsi energi dalam jumlah yang sangat besar. Berdasarkan data dari Natural Resources Defense Council (NRDC), di Amerika Serikat sendiri sepanjang 2013, data center mengkonsumsi listrik sekitar 91 miliar kWh. Ini berarti sebanding dengan output dari 34 pembangkit listrik tenaga batu bara skala besar (500 megawatt) dalam setahun.

Konsumsi energi data center diprediksi akan meningkat hingga 140 miliar kWh per tahun pada 2020 (meningkat sekitar 53 persen). Angka ini setara dengan output dari 50 pembangkit listrik dan memakan biaya listrik US$ 13 miliar dan berkontribusi menghasilkan 100 juta ton emisi karbon per tahunnya.

Oleh karena itu, wajar saja jika mulai banyak perusahaan membangun data center yang hemat energi dalam rangka menghemat biaya operasionalnya sekaligus meminimalisir dampak data center terhadap lingkungan.

Ana Sopia, Country Manager NetApp Indonesia, menyatakan, “Green data center merupakan ekosistem data center yang dirancang untuk menghemat penggunaan energi dan mengurangi dampak lingkungan, seperti penggunaan material gedung ramah lingkungan, pemanfaatan tenaga surya atau photovoltaic, penggunaan heat pump, dan penerapan mekanisme daur ulang sampah yang efisien.”

“NetApp, perusahaan dalam bidang penyimpanan dan pengelolaan data, merupakan salah satu perusahaan yang sudah menerapkan konsep green data center pada pusat penelitiannya di Research Triangle Park (RTP), North Carolina,” jelas Ana Sopia.

NetApp menerapkan fitur efisiensi energi pada pendinginan ruangan dengan memanfaatkan udara luar ruangan (free cooling) sebagai pendingin data center, dan tidak memakai AC (air conditioning) atau sistem paid cooling sejenis.

NetApp juga menerapkan sistem cold-aisle containment dengan kontrol tekanan aliran udara untuk proses pendingan. Keuntungannya, konsumsi energi kipas pun bisa ditekan yang membawa dua manfaat utama.

Pertama, personil bisa memindahkan data center tanpa perlu mengatur kembali keseimbangan sistem suplai udara. Kedua, kabinet data center juga dapat dikonfigurasi untuk densitas daya tinggi yang ekstrim sehingga mampu mengurangi footprint atau jejak fasilitas secara total.

Melalui penerapan green data center ini, NetApp memprediksi dapat menghemat ongkos US$ 7,3 juta biaya listrik dan mengurangi emisi karbondioksida hingga 93 ribu ton setahun atau setara dengan menghilangkan 15.400 mobil di jalanan.

Atas usaha ini, Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency) atau EPA, dalam rangka Hari Bumi 22 April 2016, memberikan penghargaan untuk data center NetApp, Global Dynamic Lab 2 (GDL-2), yang berhasil mendapatkan nilai 100 (sempurna) untuk program efisiensi energi data center Energy Star.

Bersama dengan data cener GDL-1, NetApp saat ini sudah memiliki dua data center yang masuk daftar 7 data center di Amerika Serikat yang memperoleh nilai sempurna dalam peringkat Energy Star.

Menurut Ana Sopia, "Di Indonesia sendiri, green data center sudah mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan berbasis TI. Penerapannya patut dipertimbangkan mengingat pesatnya pertumbuhan data akibat gencarnya digitalisasi dan penggunaan IoT.”

"Meski investasi pembangunan fasilitas ramah lingkungan memakan biaya lebih mahal. Namun, sebenarnya fasilitas ini akan menghasilkan OPEX lebih rendah, sehingga selain menghemat energi, juga efisien secara biaya,” tambah Ana.

Meski bangga dengan pengakuan tersebut, menurut NetApp yang lebih penting adalah semua perusahaan sepakat berkontribusi membangun masa depan yang berkelanjutan (sustainable future).

 

 

Tags: , , , , , , , , ,


COMMENTS