February 5, 2016

Tablet Ubuntu dari Canonical Punya Visi Sama dengan Smartphone Microsoft dengan Fitur Continuum

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Tablet Ubuntu dari Canonical Punya Visi Sama dengan Smartphone Microsoft dengan Fitur Continuum 

MOBITEKNO – Canonical meluncurkan tablet pertamanya dengan sistem operasi Ubuntu (Ubuntu OS), yaitu Aquaris M10 Ubuntu Edition. Tablet yang dibuat oleh pabrikan OEM Spanyol, Bq, merupakan tablet 10 inci dengan sistem core yang sama seperti Ubuntu phone.

Tablet M10 Ubuntu memiliki spesifikasi standar jika dibandingkan dengan tablet Android yang beredar saat ini. M10 dengan layar Full-HD 10,1 inci (resolusi 1920 x 1080 pixel) hanya diperkuat chipset MediaTek MT8163A (quad-core Cortex A53 1.5GHz), RAM 2GB, internal storage 16 GB, microSD (max 64 GB), baterai 7280 mAh (durasi 11 jam), kamera belakang/depan 8 MP/5 MP, dan port Micro HDMI.

Spesifikasi tablet M10 bukanlah sesuatu yang ingin ditonjolkan Canonical karena yang menjadi fokus utama mereka di sini adalah software Ubuntu OS itu sendiri. M10 menjadi perangkat pertama yang menjalankan mobile OS Ubuntu dengan kemampuan konvergensi (convergence).

Canonical yang membidani open source Ubuntu OS berbasis Linux ini sebenarnya sudah membawa ide besar dengan fitur konvergensi tersebut. Bagi Canonical, konvergensi membuka sekat antara perangkat berbeda yang harus menjalankan aplikasi dan sistem operasi tersendiri. Dengan kata lain, cukup dengan satu OS Ubuntu, berbagai aplikasi dan perangkat bisa didukung.

Fitur konvergensi di Ubuntu OS pada tablet M10 yang diusung Canonical bisa disetarakan, jika tidak boleh dikatakan sama, dengan fitur Continuum yang dihadirkan Microsoft pada Windows 10 Mobile untuk smartphone.

Fitur Continuum yang dipadukan dengan aplikasi berstandar Universal App membuat smartphone Windows 10 Mobile bisa digunakan seperti layaknya sebuah PC (dengan bantuan docking khusus, mouse, keyboard).

Menurut Jane Silber, CEO Canonical, konvergensi dianggap Canonical sebagai peluang untuk menciptakan sebuah platform yang umum dan mudah diadaptasikan. Dengan demikian, setiap orang, mulai dari developer hingga provider jaringan bebas mengimplementasikan solusinya.

Apabila dibandingkan dengan Microsoft Continuum, Silber menyatakan teknologi konvergensi Ubuntu punya beberapa keunggulan. Misalnya, aspek framework mobile dan desktop Ubuntu memilki kesamaan core (tidak seperti Windows).

“Kami memiliki visi yang sama dengan Microsoft. Di satu sisi, ini berarti kompetisi, tapi di sisi lainnya bisa bermakna saling mendukung terciptanya visi tersebut”, jawab Silber diplomatis.

Sejauh ini ide untuk menciptakan satu platform untuk berbagai perangkat (mobile dan non-mobile device) baru dirintis oleh Microsoft dengan Windows OS dan Canonical dengan Ubuntu OS.

Baik Apple dan Google hingga kini masih belum secara tegas melakukan konvergensi platformnya. Apabila Apple masih memberi sekat kedua OS-nya (MacOS X dan iOS), Google pun masih terlihat enggan menyatukan mobile OS Android dan Chrome OS yang ada pada ntebook chromebook.

 

 

Tags: , , , ,


COMMENTS