Mobitekno – Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong pertumbuhan sektor otomotif melalui berbagai insentif pajak, salah satunya adalah insentif 3% untuk kendaraan tertentu. Meski tampaknya kecil, insentif ini diyakini dapat memberikan dampak signifikan dalam menekan kenaikan harga kendaraan yang disebabkan oleh tambahan opsi 66% dari Pajak Penjualan atas Kendaraan Bermotor (PPnKB). Dengan adanya insentif ini, lonjakan harga diharapkan tidak terlalu terasa di masyarakat.
Kebijakan di Jakarta menjadi angin segar bagi calon pembeli kendaraan hybrid karena tidak ada kenaikan opsen. Hal ini sejalan dengan upaya produsen otomotif untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan. Namun, opsen di daerah lain masih menjadi tantangan.
“Para produsen dan distributor berharap pemerintah daerah melakukan evaluasi untuk menentukan angka yang lebih masuk akal. Harapannya, opsen tidak terlalu tinggi sehingga tetap mendukung pertumbuhan pasar kendaraan hybrid sekaligus produk-produk Completely Knocked Down (CKD) buatan dalam negeri,” papar Anton Jimmy Suwandi, Marketing Director Toyota-Astra Motor (TAM), kepada awak media baru-baru ini.
Insentif Dorong Pertumbuhan Pasar Otomotif
Menurut Anton, hingga November 2024, penjualan kendaraan diperkirakan sulit mencapai angka tahun lalu yang melebihi 1 juta unit. Tahun ini, angka penjualan diproyeksikan berada di kisaran 900 ribu unit atau bahkan kurang. Namun, pelaku industri otomotif optimis bahwa tahun depan pasar akan kembali ke angka 1 juta unit, didukung oleh kebijakan insentif yang mulai berlaku pada Januari 2025.
“Saat ini, para pabrikan sedang mempersiapkan model kendaraan baru untuk didaftarkan agar dapat segera menikmati insentif tersebut. Namun, implementasi masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah. Begitu juknis diterbitkan, harga kendaraan On the Road (OTR) dipastikan akan turun, sehingga mendorong daya beli masyarakat,” jelasnya.
Kondisi Line-Up Toyota: Masa Depan Innova Reborn
Dalam konteks pasar otomotif Indonesia, Toyota terus menjadi pemain utama dengan beberapa model unggulan. Salah satu model yang menjadi sorotan adalah Innova Reborn bensin, yang sedang dipertimbangkan untuk dihentikan produksinya. Alasannya, mayoritas penjualan Innova Reborn saat ini didominasi oleh varian diesel.
Namun, penghentian produksi Innova Reborn bensin bukan keputusan mudah. Model ini masih memiliki permintaan yang cukup tinggi di beberapa wilayah, terutama di daerah-daerah yang lebih menyukai kendaraan berbahan bakar diesel. Bahkan, secara keseluruhan, Innova Reborn berhasil terjual hampir 2.000 unit per bulan, dengan varian diesel mencatatkan angka yang sama.
Di sisi lain, varian baru seperti Innova Zenix (baik hybrid maupun bensin) mulai mencuri perhatian pasar. Dengan penjualan mencapai 2.500 hingga 3.000 unit per bulan, Zenix menjadi salah satu tulang punggung penjualan Toyota.
“Namun, Zenix belum sepenuhnya menggantikan peran Innova Reborn, terutama di wilayah seperti Jawa Timur, di mana permintaan Reborn lebih tinggi. Porsi penjualan fleet juga lebih banyak didominasi oleh Reborn dibandingkan Zenix,” ungkap Anton.
Melihat kondisi ini, Toyota berencana mempertahankan kombinasi produksi dan penjualan Reborn, Zenix bensin, dan Zenix hybrid. Strategi ini akan terus berjalan hingga ada keputusan lebih lanjut berdasarkan permintaan pasar dan kondisi produksi. Dengan mempertahankan fleksibilitas ini, Toyota berharap tetap menjadi pemimpin pasar otomotif di Indonesia.
Dengan berbagai tantangan, mulai dari kebijakan opsen hingga penyesuaian lini produksi, pelaku industri otomotif Indonesia tetap optimis akan pertumbuhan pasar di tahun mendatang. Insentif 3% yang diberikan pemerintah diharapkan menjadi pendorong utama bagi masyarakat untuk membeli kendaraan hybrid, sekaligus menjaga keseimbangan antara penjualan kendaraan CKD dan impor. Kombinasi strategi yang tepat menjadi kunci untuk menjaga momentum positif di industri ini.
Tags: Anton Jimmy Suwandi, Innova Reborn, insentif, Opsen pajak 66%, pelaku industri otomotif Indonesia, Toyota Astra Motor, Zenix Hybrid