Mobitekno – Laporan terbaru IBM, “APAC AI Outlook 2025“, mengungkap transformasi signifikan dalam adopsi dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia-Pasifik. Tidak lagi sekadar eksperimen, AI kini telah menjadi bagian integral dari strategi bisnis perusahaan-perusahaan di kawasan ini.
Laporan IBM ini menarik terkait penemuan bahwa perusahaan di Asia-Pasifik mulai melihat hasil nyata dari investasi mereka dalam AI. Fokus kini bergeser dari sekadar mencoba-coba teknologi baru, menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak atau pengembalian investasi (ROI) dari proyek AI. Hal ini menunjukkan tingkat kematangan yang semakin tinggi dalam adopsi AI di kawasan ini.
Menurut laporan tersebut, perusahaan di kawasan Asia-Pasifik saat ini telah melangkah dari tahap eksperimen AI dan mulai memusatkan perhatian pada upaya memaksimalkan dampak dari investasi AI.
Lebih dari setengah (54 persen) kini mengharapkan AI memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis mereka, seperti dalam hal inovasi atau peningkatan pendapatan.
Perubahan besar terletak pada pengembangan solusi AI yang hemat biaya, dengan fleksibilitas untuk menggunakan model open-source yang dibuat khusus serta integrasi yang lancar antara berbagai penyedia.
Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, di depan awak media menyatakan bahwa banyak bisnis di Indonesia mulai melirik atau melakukan eksperimen dengan AI dan siap untuk melangkah ke tahap berikutnya.
“Laporan ini menyoroti potensi tahun 2025, di mana fokus AI akan lebih mengarah pada tujuan strategis berdasarkan keunggulan kompetitif dan peningkatan ROI,” ujar Roy di kantor IBM Indonesia, The Plaza Office Tower, Jakarta (4/12/2024).
AI di Asia-Pasifik: Masa depan yang lebih cerdas dan manusiawi
Laporan IBM APAC AI Outlook 2025 telah mengungkap lima tren strategis yang akan membentuk lanskap kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia-Pasifik dalam beberapa tahun ke depan. Tren-tren ini menunjukkan bahwa AI tidak hanya akan semakin canggih, tetapi juga akan semakin terintegrasi dengan kehidupan manusia dan bisnis.
Pertama, inovasi berbasis human-centric akan menjadi fokus utama. AI akan dirancang untuk bekerja sama dengan manusia, bukan menggantikannya. Kolaborasi antara manusia dan mesin akan membuka peluang baru untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Misalnya, AI dapat membantu manusia dalam melakukan tugas-tugas yang repetitif, sehingga manusia dapat fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan membutuhkan pemikiran kritis.
Kedua, model open-source yang fleksibel akan semakin populer. Perusahaan akan semakin mengadopsi model AI yang lebih kecil dan lebih spesifik untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang unik. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan solusi AI yang lebih disesuaikan dan lebih efisien. Selain itu, model open-source juga mendorong inovasi yang lebih cepat karena lebih banyak orang dapat berkontribusi dalam pengembangannya.
Ketiga, AI yang bertanggung jawab akan menjadi perhatian utama. Perusahaan akan semakin sadar akan pentingnya etika dan keamanan dalam pengembangan dan penerapan AI. Hal ini termasuk memastikan bahwa AI tidak digunakan untuk tujuan yang merugikan atau diskriminatif, serta melindungi privasi data pengguna.
Keempat, keterampilan AI akan menjadi semakin penting. Permintaan akan tenaga kerja yang memiliki keterampilan AI akan terus meningkat. Perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja yang mampu merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi AI. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan di bidang AI akan menjadi sangat penting.
Terakhir, kerjasama lintas industri akan menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi AI. AI memiliki potensi untuk merevolusi berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga kesehatan. Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, diperlukan kerjasama antara berbagai industri. Kolaborasi ini akan memungkinkan pengembangan solusi AI yang lebih komprehensif dan inovatif.
Tantangan dan peluang
Meskipun prospek AI di Asia-Pasifik sangat menjanjikan, perusahaan-perusahaan di kawasan ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya tenaga kerja dengan keterampilan AI yang memadai, serta kekhawatiran tentang keamanan data. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari ekosistem yang kuat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.
Laporan IBM APAC AI Outlook 2025 memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan AI di Asia-Pasifik. Dengan fokus pada inovasi berbasis human-centric dan peningkatan ROI, AI siap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital di kawasan ini. Perusahaan-perusahaan yang mampu memanfaatkan potensi AI secara efektif akan berada di posisi yang lebih baik untuk bersaing di era yang semakin kompetitif.
Tags: AI, IBM, IBM APAC AI Outlook 2025, outlook 2025