Mobitekno – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), perusahaan teknologi keuangan inklusif yang berfokus pada ekonomi akar rumput secara berkelanjutan, menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di 50 Desa Wisata di Indonesia.
Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan bahwa berangkat dari pembelajaran Amartha selama 14 tahun dalam membimbing dan melayani lebih dari 2,7 juta UMKM, kami melihat bahwa UMKM memiliki peran dan potensi besar untuk mendorong pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, namun perlu pendekatan yang tepat.
“Untuk itu, kami siap dukung Kemenparekraf untuk membantu pelaku usaha mikro di daerah wisata agar segmen ini bisa semakin berkontribusi dan berkarya, sebagaimana sudah kita mulai di Botubarani, Gorontalo,” tambahnya.
Hal ini sejalan dengan harapan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, pada acara Kemenparekraf di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu lalu (16/11/2024).
Hariyanto mengimbau agar semua mitra strategis yang bergabung di program Desa Wisata dan yang telah menandatangani nota kesepahaman bisa dijadikan sebagai langkah untuk memperkuat pengembangan desa wisata dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Program Desa Berdaya Amartha tingkatkan kesejahteraan warga desa wisata
Kerjasama ini merupakan lanjutan kolaborasi Kemenparekraf dengan perusahaan mikcrofinance yang bertransformasi menjadi perusahaan fintech sejak 2016 lalu. Keduanya sepakat untuk membangun industri pariwisata berkelanjutan di Desa Botubarani, Kecamatan Kabilabone, Gorontalo.
Melalui program Desa Berdaya Amartha, pelaku UMKM setempat dibimbing untuk mendapat penghasilan tambahan melalui workshop peningkatan literasi digital dan daur ulang limbah plastik menjadi aneka aksesoris bermutu. Selain manfaat ekonomi, proses daur ulang sampah juga bisa melindungi lingkungan pesisir.
Program Desa Berdaya Amartha merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat akar rumput, khususnya di daerah pesisir. Program ini fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha kecil dan mikro, serta promosi ekonomi sirkular. Amartha berupaya menyediakan teknologi dan dukungan yang diperlukan oleh masyarakat desa untuk mengembangkan usaha mereka, sekaligus mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan.
Plt Sekretaris Kementerian/ Sekretaris Utama Kemenparekraf, Dessy Ruhati, mengapresiasi program Desa Berdaya Amartha tersebut. Menurut dia, program ini mampu meningkatkan kesejahteraan warga di kawasan wisata.
“Program Desa Berdaya Amartha ini sangat berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan wisata,” ujar Dessy.
Dukung target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen
Peranan UMKM dinilai penting untuk mengejar target pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dalam rangka mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Target devisa dari pariwisata sebesar US$22,1 miliar pada 2025, lebih besar dari tahun ini yaitu US$7,38 miliar-US$13,08 miliar.
Target kunjungan turis asing pun meningkat menjadi 17 juta, naik dari proyeksi tahun 2024 yang sebesar 10,41-14,3 juta. Sementara untuk sektor ekonomi kreatif, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 5,15 persen. Pemerintah juga memiliki target tenaga kerja ekraf dengan 74,58 juta orang pada 2025, meningkat dari target tahun ini yang hanya 24,34 juta.
Peluang ini menjadi kesempatan bagi pelaku UMKM untuk berkontribusi. Namun di sisi lain, harus diakui bahwa UMKM di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain terbatasnya akses pendanaan, kurangnya inovasi, hingga rendahnya literasi digital.
Menurut Andi Taufan, berdasarkan pengalaman Amartha, upskilling UMKM sangat mungkin dilakukan, namun butuh pendekatan dan solusi yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Di Amartha, mereka sudah cukup lama mempelajari kebutuhan dan profil UMKM ultra mikro, sehingga kami mampu memberikan pendekatan dan penyuluhan yang terbukti mampu membantu mereka untuk berkembang.
“Di 2023, sekitar 67.000 UMKM ultra mikro binaan Amartha berhasil naik kelas dengan pendapatan tahunan yang meningkat menjadi lebih dari Rp300 juta. Pengalaman inilah yang menjadi modal kita dalam menguatkan peran UMKM di 50 Desa Wisata Kemenparekraf,” pungkas Andi Taufan.
Dessy Ruhati berharap melalui penandatanganan nota kesepahaman ini Kemenparekraf dan Amartha dapat terus bersinergi untuk mendorong pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Melalui kolaborasi dengan Amartha, kami berharap ke depan bisa menjangkau desa wisata lainnya, sehingga kemakmuran bisa lebih merata lagi. Jika desa wisata maju, otomatis ekonomi warga juga meningkat,” tutup Dessy.
Tags: Amartha, Desa Berdaya Amartha, desa wisata, ekonomi desa, FinTech, kemitraan, kesejahteraan, pesisir, program, UMKM