Mobitekno – Startup akuakultur dari Indonesia, eFishery mengumumkan pendirian koperasi digital berbasis teknologi blockchain. Koperasi ini akan menjadi Koperasi Multi Pihak (KMP) pertama di sektor ekonomi Indonesia khsusnya sektor perikanan.
Koperasi yang dinamakan Koperasi Multipihak Tumbuh Bersama Pembudidaya ini diumumkan dalam perayaan satu dekade (10 tahun) berdirinya eFishery di Bandung, Rabu (11/10).
Koperasi ini akan menggabungkan seluruh komponen dalam ekosistem yang dibangun eFishery, termasuk asek pembudidaya, agen pakan, pembeli (buyer), dan pemasok (supplier) yang dapat bergabung dalam koperasi dan melakukan transaksi di dalamnya.
Dari tayangan kanal resminya di Youtube, CEO dan Co-founder eFishery, Gibran Huzaifah mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi blockchain di koperasi akan membuat seluruh data bisa terhubung langsung dengan global buyer yang pada akhirnya bisa meningkatkan insentif dan value bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
“Koperasi digital ini menggabungkan seluruh komponen yang dibangung e-fishery, para pembudidaya, agen pakar, buyer, supplier, itu bisa bergabung di koperasi dan transaksinya bisa terwujud di koperasi ini,”
Menurutnya, karena koperasi tersebut berbasis digital dan blockchain maka setiap transaksi akan menghubungkan keseluruhan data yang ada dan akhirnya masing-masing pihak akan mendapatkan insentif yang lebih baik alias merasakan dampaknya. Jadi, aspek kolaborasi setiap pihak inilah yang jadi semangat koperasi tersebut.
Dari slide presentasi yang ditampilkan, Koperasi Multipihak Tumbuh Bersama Pembudidaya ini akan melibatkan para pembudidya udang, ikan atau lainnya dengan pemilik bisnis F&B, layanan keuangan (financial services) dalam melakukan berbagai transaksi produk perikanan dalam jaringan blockchain.
Meski belum dijelaskan teknologi blockchain apa yang digunakan, nantinya akan ada koin khusus (eFishery Coin) yang digunakan untuk menjembatani mereka dengan para global buyer.
Ekspansi bisnis eFishery di luar Indonesia
Seperti halnya startup yang secara kontinyu melakukan scale-up bisnisnya, eFishery juga akan melakukan ekspansi komersial ke negara di luar Indonesia. Negara yang menjadi sasaran pertama adalah India pada kuartal pertama tahun depan. Banyaknya kesamaan situasi dan kondisi dengan Indonesia menjadi salah satu alasan India dipilih menjadi negawar perta di luar Indonesia..
Apabila ekspanis di India berhasil, eFishery juga berencana akan melakukan ekspansi ke berbagai negara lain seperti, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Didirikan pada tahun 2013, eFishery saat ini memiliki 200.000 petani ikan di 280 kota di Indonesia. Perusahaan ini juga telah memfasilitasi transaksi penjualan udang dan ikan hingga Rp8 triliun dalam satu dekade usianya. Pada bulan Juli, perusahaan mengumpulkan pendanaan sebesar US$200 juta dengan valuasi US$1,3 miliar.
Koperasi multipihak eFishery dorong pertumbuhan ekonomi
Dilansir DealStreetAsia, Chief Product Officer dan Co-Fonder eFishery, Chrisna Aditya menyatakan dengan adanya koperasi multipihak, 200 ribu mitra petani ikan akan lebih dimudahkan dalam memperoleh pakan ikan dan menjual produk mereka melalui aplikasi, sehingga mereka pun dapat lebih fokus pada proses budidayanya.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, secara langsung menyerahkan sendiri Surat Keputusan Pendirian Badan Hukum Koperasi Multipihak Tumbuh Bersama Pembudidaya pada Gibran mewakili eFishery di acara seremoni 10th Annifishery di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Rabu (11/10/2023).
Teten menilai pendirian koperasi eFishery dalam mendirikan koperasi digital berbasis blockchain di sektor perinkanan ini sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang ada di tanah air.
“Dari suatu kegiatan ekonomi produksi yang melibatkan banyak pihak itu memang cocok dengan koperasi multipihak sehingga sirkular ekonominya ini untuk memperbesar langsung pihak yang terlibat, dan ini sangat bagus, dan saya kira ini akan sangat men-support ekosistem. Dan ini melibatkan petambak-petambak kecil dan menyebar di berbagai tempat,” tambah Teten.
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) juga mendorong Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI) agar mereplikasi lebih banyak konsep koperasi multi pihak (KMP) di Indonesia.
Adopsi Blockchain untuk Sektor Perikanan
Peresmian koperasi digital eFishery diumumkan tidak lama setelah pengumuman bursa ikan yang juga berbasis blockchain sebagai kerja sama antara anak perusahaan pangan milki negara ID FOOD (PT Rajawali Nusantara Indonesia) dengan perusahaan teknologi blockchain lokal D3 Labs.
Rencananya, anak perusahaan ID FOOD, PT Perikanan Indonesia akan menggunakan platform pelelangan ikan real-time berbasis teknologi blockchain yang disebut Indonesia Fishery eXchange (IFX) sebagai salah satu langkah dalam mendorong digitalisasi perdagangan ikan yang sebelumnya bersifat manual.
Tujuan utama dari IFX adalah untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pasar perikanan di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi blockchain, sistem penjualan yang masih manual dapat diubah menjadi digital. Dengan demikian, setiap transaksi yang terjadi dalam bursa dapat dilacak dan diverifikasi, sehingga mengurangi risiko penipuan dan memastikan bahwa setiap anggota mendapatkan bagian yang adil dari hasilnya.
Tags: blockchain, digital, eFishery, KMP, koperasi, Koperasi Multi Pihak, Koperasi Multipihak Tumbuh Bersama Pembudidaya, perikanan