Mobitekno – Tiga tahun sejak meluncurkan model bahasa dengan algoritma deep learning GPT-3.5, OpenAI akhirnya mengumumkan versi penerus yang lebih cerdas, yakni GPT-4 (Generative Pre-trained Transformer 4).
Belakangan ini model bahas besar atau Large Language Model (LLM) GPT dan chatbot-nya ChatGPT menjadi populer karena kepintarannya menjawab pertanyaan pengguna dalam bahasa yang alami layaknya manusia.
ChatGPT dan alternatif atau kompetitor lainnya, seperti Google Bard dan Meta LLaMA menjadi pembicaraan banyak pihak, baik pro dan kontra karena berpotensi membawa dampak pada bias algoritma, lisensi artistik, dan disinformasi.
Meski demikian, perusahaan teknologi besar, seperti Microsoft sangat optimis akan prospek teknologi AI. Ini dibuktikan dengan investasi besar Microsoft sekitar US$11 miliar ke OpenAI untuk dapat dikembangkan dan diterapkan pada berbagai layanannya, termasuk mengintegrasi ChatGPT pada search engine Bing baru.
Selain kemampuannya untuk mengolah hingga 25.000 kata atau sekitar delapan kali lipat dari limitasi pada GPT-3.5, OpenAI juga mengklaim GPT-4 membawa beberapa penyempurnaan, seperti fitur multimodal, lebih akurat, dan kreatif dalam menjawab suatu query atau pertanyaan dari pengguna.
Fitur multimodal memungkinkan GPT-4 bukan hanya mampu menghasilkan teks dari input teks, tetapi juga dari input gambar. Jadi, pengguna dapat mengunggah gambar ke ChatGPT dan mendapatkan respons teks yang relevan berdasarkan apa yang mereka lihat. Misalnya, pengguna dapat mengunggah foto hewan peliharaannya dan mendapatkan keterangan atau cerita tentangnya. Fitur ini juga memungkinkan pengguna membuat dan mengedit gambar menggunakan perintah teks di ChatGPT.
Keakuratan GPT-4 yang lebih baik juga ditunjukkan dengan adanya lebih dari 500 miliar parameter yang penting dalam menentukan cara sistem AI memproses data dan menghasilkan suatu hasil. Ini berarti lebih dari dua kali lipat GPT-3.5 dengan 175 miliar parameter. Parameter yang lebih banyak berarti hasil jawaban akan menjadi lebih akurat dan andal dalam proses menghasilkan teks sesuai dengan maksud dan konteks pengguna.
GPT-4 juga akan lebih kreatif karena dapat menghasilkan teks yang tidak hanya realistis tetapi juga orisinal dan beragam. GPT-4 dapat menghasilkan gaya penulisan yang berbeda, seperti puisi, fiksi, artikel berita, esai, cuplikan kode berdasarkan preferensi dan instruksi pengguna. Yang menarik, GPT-4 juga dapat menangani tugas yang lebih kompleks, seperti meringkas teks panjang atau membuat video dari deskripsi teks.
GPT-4 disebut juga semakin mirip dengan manusia karena dapat meniru pola ucapan manusia lebih baik daripada versi GPT sebelumnya. Itu dapat menggunakan metode pemrosesan bahasa alami (natural language), seperti analisis sentimen, deteksi sarkasme, dan lain-lain Untuk memahami nada dan emosi input pengguna dan meresponsnya. Ia bahkan mendukung percakapan yang lebih alami dengan pengguna yang mengajukan pertanyaan seperti membuat lelucon atau sejenisnya.
Bagi pengguna ChatGPT yang ingin mengakses kemampuan GPT-4 bisa berlangganan layanan ChatGPT Plus dengan biaya sekitar US$20/bulan (sekitar Rp 285 ribu/bulan). Alternatifnya, pengguna dapat memakai fasilitas chat Bing yang sejak 14 Maret lalu sudah didukung oleh teknologi GPT-4.
Selain Bing, GPT-4 juga sudah dimanfaatkan oleh beberapa pihak, seperti Khan Academy, Stripe, Duolingo, hingga bank investasi kakap Morgan Stanley. Bagi pengembang (developer) yang ingin mengintegrasikan GPT-4 ke dalam aplikasinya harus bergabung dalam daftar tunggu (waitlist).
Tags: AI, Bing, ChatGPT, Google Bard, GPT-3.5, GPT-4, large language model, LLM, Meta LLaMA, Microsoft, OpenAI