Mobitekno – Transformasi digital memang perlu dilakukan oleh banyak industri agar mereke bisa beradaptasi dengan teknologi-teknologi terkini, sehingga bisa mempertahankan bisnisnya. Ada keuntungan mengenai hal ini pada pandemi Covid-19 kemarin. Penerapan teknologi digital di berbagai sektor turut mempercepat adopsi transformasi digital di banyak industri, akibat adanya anjuran bekerja secara remote. Untuk itu, organisasi-organisasi secara cepat memperbaharui aplikasi dan arsitektur untuk memperbaiki pengalaman konsumen dan efisiensi backend. Sementara strategi bisnis dan teknologi harus disesuaikan, arsitektur perusahaan yang mendasarinya juga harus diubah untuk mendukungnya serta mengantisipasi perubahan di masa depan.
Pandemi mendorong 88% organisasi di dunia untuk melakukan pekerjaan jarak jauh (remote working).Sementara 80% konsumen mengindikasi bahwa mobile app merupakan penghubung utama untuk layanan keuangan. Laporan State of Application Strategy terbaru yang dikeluarkan F5 menemukan bahwa hampir sepertiga (32%) organisasi jasa keuangan mulai mengotomatiskan bisnis mereka sementara lebih dari setengah (58%) secara bersamaan telah memulai proyek AI. Temuan ini berfungsi sebagai penekanan kuat bagi organisasi layanan jasa keuangan untuk meninjau arsitektur perusahaan mereka saat ini.
Sebuah arsitektur perusahaan mengatur bagaimana bisnis beroperasi melalui fungsi dan prosesnya. Dengan demikian, bisnis dapat dibatasi dalam batasan yang sudah ada dan tidak dapat beradaptasi dengan kondisi yang berubah. Sebagian besar perusahaan keuangan saat ini memiliki arsitektur perusahaan yang dikembangkan beberapa dekade yang lalu dan mungkin sebagian besar tetap tidak berubah.
Hal yang Harus Dipikirkan untuk Transformasi Digital
Organisasi dapat menggunakan standarisasi komunikasi pada tingkatan infrastruktur dan pengaplikasiannya untuk menyederhanakan dan mempercepat transisi teknis ke digital. Dalam merencanakan arsitektur perusahaan digital, kita perlu mempertimbangkan berbagai standar di dalam dua tren teknis yang luas yaitu keamanan dan edge computing.
Privasi menjadi perhatian yang berkembang di tengah percepatan transformasi digital, dan sangat penting bagi organisasi untuk meningkatkan keamanan ketika menyimpan informasi pribadi pengguna dalam jumlah yang banyak. Selain itu, berbagai industri bergegas untuk mengambil data, memanfaatkan peningkatan penggunaan perangkat digital oleh pelanggan, pemasok, distributor, dan mitra untuk menemukan efisiensi atau aliran pendapatan baru. Seiring organisasi bergerak maju menuju transformasi digital dan menjadi lebih bergantung pada data, mereka harus semakin sadar akan kepentingan privasi data dan mencari cara untuk mengamankan data konsumen.
Dengan tren aplikasi saat ini dan layanan yang dihosting di beberapa lokasi, hal itu membuat memiliki keamanan yang menyeluruh dari aplikasi menjadi semakin menantang bagi organisasi. Oleh karena itu, organisasi dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi distributed cloud yang dapat membantu menyediakan satu platform observasi terpadu, memungkinkan tim DevOps, NetOps, dan SecOps untuk meningkatkan visibilitas arsitektur keamanan mereka secara keseluruhan dan berkolaborasi dengan lebih baik satu sama lain.
Edge Computing
Edge Computing telah menjadi standar untuk menjaga interoperabilitas dalam jaringan dan protokol komunikasi. Edge menawarkan peluang ekspansi yang lebih besar dan kemampuan untuk mengatasi hambatan jangka panjang melalui penggunaan aplikasi standar dan transport protocols untuk memperluas lapisan infrastruktur mereka ke berbagai lokasi.
Misalnya, pemrosesan kartu kredit dapat dilakukan secara efektif di edge daripada melalui database di kantor pusat perusahaan. Ini dapat menghemat waktu dan bandwidth dalam jangka panjang. Dalam waktu singkat, pusat data mikro dapat disiapkan di area yang memiliki populasi pengguna yang tinggi, sementara titik layanan cloud pop-up dapat mendukung kebutuhan sementara seperti konser atau acara khusus. Terlepas dari itu, organisasi harus mempekerjakan tim dengan keahlian baru ini atau industri harus menyediakan cara untuk menerapkan aplikasi dan layanan yang kompatibel secara transparan di edge.
Ditambah dengan AI, edge computing dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan menghasilkan data dan wawasan yang lebih akurat, dan satu persatu melayani kebutuhan pelanggan mereka dengan lebih baik. Organisasi keuangan juga dapat didukung oleh AI analytics untuk melindungi pelanggan mereka dari potensi serangan cyber.
Tantangan yang Ada
Berikut adalah beberapa tantangan saat ini yang dihadapi oleh organisasi saat membangun arsitektur teknologi perusahaan yang kuat. Pengembangan aplikasi mulai melampaui infrastruktur karena tim ad-hoc membuat aplikasi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap bisnis. Kedua, pengguna sekarang sangat mobile, dengan mereka beralih dari tempat kerja tradisional yang memiliki akses tetap dan terpusat ke perangkat seluler dan terdesentralisasi. Pengguna juga dapat menggunakan lebih dari satu perangkat sekaligus dan berada jauh dari server pusat aplikasi.
Dan terakhir, penyerang menjadi lebih mahir dalam mengeksploitasi kekurangan dalam aplikasi. Anda harus memiliki tim keamanan yang siaga untuk menangani seluruh siklus hidup sebuah aplikasi, mulai dari pengembangan ke penerapan hingga pengoperasian yang sedang berlangsung, karena lanskap keamanan terus berubah dan menimbulkan risiko. Dibutuhkan keterampilan yang lebih luas di berbagai teknik dan alat yang menjangkau seluruh susunan teknologi. Dan sebagai perusahaan layanan jasa keuangan, kehilangan data pelanggan akan menjadi pertanda buruk bagi organisasi.
Jadi dengan semua tantangan yang disebutkan di atas merujuk pada pertimbangan, apakah arsitektur perusahaan Anda saat ini memungkinkan Anda berkembang dalam ekonomi digital? Apakah sudah memperhitungkan ancaman baru terhadap bisnis Anda serta peluang baru yang sebelumnya tidak ada? Sebagai bisnis di dunia jasa keuangan, kita harus memastikan bahwa teknologi yang digunakan telah diperhitungkan untuk kemajuan perusahaan, dan tidak hanya tercermin melalui infrastruktur, tetapi juga arsitektur bisnis itu sendiri.
Tags: AI, edge computing, transformasi digital