November 22, 2016

Tren Selfie Sudah Makan Korban 127 Jiwa dalam Dua Tahun Terakhir. Bagaimana di Indonesia?

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Tren Selfie Sudah Makan Korban 127 Jiwa dalam Dua Tahun Terakhir. Bagaimana di Indonesia?  

MOBITEKNO – Survei tren selfie terbaru berjudul “Me, Myself and My Killfie: Characterizing and Preventing Selfie Deaths", menghasilkan laporan yang memprihatinkan. Menurut laporan tersebut, tren ber-selfie ria sudah memakan korban jiwa setidaknya 127 orang selama periode 29 bulan (hingga September 2016).

Dari 127 korban tersebut, 60 persen kematian terjadi di negara India, disusul berturut-turut 7 persen dan 6,3 persen terjadi di Pakistan dan Amerika Serikat. Kematian akibat selfie (selfie death) adalah kematian yang terjadi pada seseorang/sekelompok orang seharusnya tidak terjadi jika mereka tidak melakukan aktivitas selfie.

""

Bagaimana dengan tingkat kematian akibat selfie yang terjadi di Indonesia? Untungnya, orang Indonesia masih tergolong memiliki akal sehat meski tren selfie juga sudah melanda segala lapisan masyarakat, baik muda/tua atau pria/wanita.

Setidaknya menurut laporan ini, persentase kematian akibat selfie (selfie detah) di Indonesia masih tergolong rendah selama 29 bulan terakhir, yakni 0,7 persen atau hanya 1 korban dari total 127 korban di seluruh dunia.

Studi yang dilaporkan Carnegie Mellon University dan Indian Universities ini menemukan adanya delapan faktor yang dihubungkan dengan selfie death. Kedelapan faktor tersebut antara lain ketinggian, air, ketinggian & air, kereta api, senjata, kendaraan, listrik, dan hewan (binatang).

Dari kedelapan faktir tersebut tiga faktor pertama (ketinggian, air, ketinggian & air) menjadi penyebab utama terjadinya kematian akibat melakukan aktivitas selfie. 

Meski wanita lebih sering melalukan selfie, pria berkontribusi sebanyak 76 persen dalam kasus selfie death. Mayoritas korban (sekitar 70 persen) berasal dari kalangan muda (di bawah usia 24 tahun) atau dikenal sebagai generasi Millennial. Ini juga memperkuat asumsi kaum Millennial menjadi golongan konsumen yang paling getol melakukan selfie.

""

Laporan juga melakukan pedekatan matematis dan ilmiah untuk membedakan antara aktivitas selfie yang berbahaya dan tidak berbahaya. Penjelasan lebih lengkap bisa disimak pada dokumen ini.  Meski tanpa panduan ilmiah pun, berdasarkan akal sehat sebenarnya seseorang masih bisa memilah-milah risiko seperti apa yang dihadapinya jika sedang melakukan selfie berdasarkan situasi dan kondisi saat melakukan selfie.

Selfie saat berada di jurang, ketinggian tanpa adanya pengaman, rel kereta api, sungai arus deras, atau tanah yang berpotensi longsong sudah jelas berbahaya meski peluang terjadinya insiden relatif renadh. Jadi waspada dan pikir baik-baik saat ingin ber-selfie!

 

 

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS