Mobitekno – Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4) resmi diluncurkan. Aplikasi keamanan ini hadir sebagai upaya memperkuat perlindungan masyarakat dari ancaman kejahatan siber yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Dikembangkan oleh PT Digital Forensic Indonesia (DFI) yang dipimpin oleh Ruby Alamsyah. Sebagai salah satu penerima SANS Lethal FORENSICATOR coin, Ruby telah diakui dalam kemampuan dan kontribusinya di bidang keamanan siber. IC4 yang juga tersedia sebagai layanan ini diluncurkan sebagai pilihan instrumen penting untuk menghindari bukan hanya individu tetapi juga bisnis dari berbagai acaman siber ke depan.
Peluncuran IC4 dihadiri oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, serta Deputi III Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia dari Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Sulistyo.
Sepanjang tahun 2024, masyarakat Indonesia telah menghadapi banyak tantangan serius di ranah digital akibat maraknya serangan siber yang mengancam stabilitas dan kepercayaan publik terhadap ekosistem digital. Maraknya kebocoran data pribadi, ancaman phising dan malware, penyalahgunaan rekening bank, dan insiden keamanan lainnya menjadi bukti nyata akan kerentanan sistem yang menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan digital di tanah air. Dalam konteks ini, kehadiran Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4) menjadi langkah strategis untuk memperkuat pertahanan digital nasional.
IC4 dirancang sebagai solusi terpadu untuk menghadapi berbagai bentuk kejahatan digital yang kian meresahkan. Platform ini bukan hanya bertujuan memberikan perlindungan kepada pengguna individu, tetapi juga memperkuat infrastruktur keamanan digital secara keseluruhan. Dengan kemampuan untuk mendeteksi dan menanggulangi ancaman seperti penipuan daring dan serangan phishing, IC4 menawarkan pendekatan proaktif dalam menjaga integritas ruang digital di Indonesia.
Usung fitur keamanan unggulan untuk tangkal kejahatan siber
Aplikasi IC4 dilengkapi dengan serangkaian fitur canggih yang dirancang untuk memberikan respons cepat dan efektif terhadap ancaman siber. Melalui fitur “Cek Data”, pengguna dapat memverifikasi keabsahan berbagai elemen, termasuk surel, tautan phishing, berkas APK, nomor rekening, pesan penipuan, nomor telepon, hingga profil lembaga keuangan teknologi (fintech) yang mencurigakan. Fitur ini memungkinkan masyarakat untuk mengidentifikasi potensi ancaman sebelum menjadi korban.
Selain itu, IC4 menyediakan mekanisme pelaporan kasus kejahatan daring yang efisien. Pengguna dapat mengajukan laporan langsung melalui aplikasi, yang kemudian ditindaklanjuti oleh tim ahli IC4. Platform ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan take down permanen terhadap tautan atau URL yang terkait dengan aktivitas kriminal, sehingga mencegah penyebaran lebih lanjut dan meminimalkan dampak kerugian.
“IC4 menyediakan berbagai fitur layanan, seperti Cek Data sebagai deteksi awal kejahatan online. Melalui fitur ini, masyarakat dapat mengecek e-mail, link phishing, file/APK, rekening, pesan penipuan, nomor telepon, hingga profil fintech. Selain itu, lewat IC4, kita juga bisa melaporkan kasus kejahatan online,” ujar Ruby Alamsyah di kawasan bisnis Jakarta Selatan.
Dukungan pemerintah dan visi strategis
Peluncuran IC4 mendapat sambutan positif dari pemerintah, yang diwakili oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, serta Deputi III Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Sulistyo.
Nezar Patria menegaskan bahwa IC4 memainkan peran krusial dalam melindungi masyarakat di tengah percepatan transformasi digital. Sementara itu, Sulistyo menyoroti potensi IC4 sebagai elemen integral dalam strategi keamanan siber nasional, sejalan dengan proses pengesahan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber yang sedang dirancang.
Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama antara sektor swasta dan pemerintah untuk membangun ekosistem digital yang lebih aman dan tangguh. IC4 diharapkan menjadi bagian dari kerangka kerja nasional dalam menghadapi ancaman siber lintas batas.
Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atau sekarang menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terungkap kejahatan siber di Indonesia cukup memprihatinkan. Layanan cekrekening.id, misalnya, telah mencatat lebih dari 572.000 aduan terkait nomor rekening yang digunakan untuk penipuan daring sejak 2017 hingga 2024. Total kerugian yang ditimbulkan mencapai triliunan rupiah, mencerminkan urgensi penguatan sistem perlindungan digital.
Tags: Aplikasi, BSSN, DFI, digital, IC4, Indonesia Cyber Crime Combat Center, Keamanan, Komdigi, platform, siber
