January 25, 2025

Akamai Prediksi Tren Keamanan Siber di Tahun 2025, Deepfake Jadi Senjata Utama Penipuan Finansial

Penulis: Rizki R
Akamai Prediksi Tren Keamanan Siber di Tahun 2025, Deepfake Jadi Senjata Utama Penipuan Finansial 

Mobitekno – Di tengah kemajuan teknologi yang terus melaju pesat, tahun 2024 merekam evolusi ancaman siber yang semakin kompleks dan menantang. Akamai Technologies mencatat kebangkitan Mirai Botnet hingga ancaman berbasis kecerdasan buatan, lanskap keamanan digital terus bergerak dinamis, meninggalkan tantangan yang mendalam bagi dunia bisnis, pemerintahan, dan individu.

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) juga menjadi salah satu ancaman dunia maya terbesar saat ini. Meski demikian, banyak organisasi di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) masih belum sepenuhnya siap menghadapinya. Serangan DDoS tidak hanya menargetkan perusahaan komersial, tetapi juga menyerang sektor-sektor strategis seperti perbankan, transportasi, dan utilitas publik.

Ruben Koh, Director of Security Technology, APJ Region di Akamai, menyatakan, “Bayangkan jika sistem perbankan mengalami gangguan karena serangan ini, atau transportasi publik lumpuh akibat kerusakan sistem digital. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh organisasi yang menjadi target, tetapi juga oleh masyarakat luas yang menggantungkan aktivitas sehari-hari pada infrastruktur tersebut,”

Ia menambahkan, “DDoS bukan sekadar ancaman bagi perusahaan, melainkan ancaman bagi kehidupan modern yang sepenuhnya terhubung,”

Sebagai bagian dari upaya melawan ancaman siber, Akamai terus berinovasi dengan membangun model kecerdasan buatan (AI) untuk mengantisipasi serangan siber, termasuk DDoS. Dengan teknologi ini, mereka tidak hanya mempelajari pola serangan tetapi juga merancang perlindungan yang lebih efektif.

“Teknologi berbasis AI mampu menganalisis ancaman secara real-time, memberikan solusi yang lebih responsif, dan memperkuat keamanan siber di berbagai lini,” ujar Koh.

Di tahun 2025 dan seterusnya, menurut Akamai, implementasi AI diproyeksikan akan menjadi kunci dalam memperkuat sistem keamanan. Namun, penting diingat bahwa AI hanyalah alat. Optimalisasinya tergantung pada bagaimana teknologi ini diterapkan dan diintegrasikan ke dalam strategi pertahanan organisasi.

Illustration Artificial Intelligence AI by Freepik scaled

Di tengah euforia adopsi AI, Akamai mengingatkan dasar-dasar keamanan tidak boleh diabaikan. Serangan tradisional seperti phishing atau eksploitasi titik akhir API masih menjadi ancaman yang signifikan. Para penyerang selalu mencari celah, dan celah tersebut sering kali muncul dari kelalaian dalam menjaga patch sistem, mengaktifkan perlindungan, atau melatih karyawan dalam mengenali ancaman siber.

Sistem yang terlindungi, protokol yang terjaga, dan sumber daya manusia yang tanggap terhadap ancaman akan menjadi tameng utama melawan serangan dunia maya, baik di masa kini maupun di masa depan.

Untuk lebih jelasnya, berikut sorotan utama dari tren keamanan siber tahun 2024 dan prediksi untuk tahun mendatang.

Ancaman Siber yang Mencuri Perhatian di 2024

Akamai

1. Kebangkitan Kembali Mirai Botnet

Mirai Botnet, yang sempat menimbulkan kekacauan di tahun-tahun sebelumnya, kembali menjadi ancaman serius. Dengan memanfaatkan perangkat IoT yang tidak terlindungi, botnet ini menyerang infrastruktur digital dengan serangan DDoS besar-besaran, melumpuhkan layanan vital dalam hitungan detik.

2. Peningkatan Serangan Rantai Pasokan dan yang Disponsori Negara

Serangan rantai pasokan kian menonjol, terutama yang didukung oleh aktor negara. Penyerang tidak lagi hanya menargetkan perusahaan besar, tetapi juga mitra dan vendor mereka, menciptakan celah yang sulit dideteksi.

3. Serangan DDoS Layer 7 di Asia-Pasifik

Asia-Pasifik menjadi wilayah yang paling banyak diserang secara global, terutama oleh serangan DDoS Layer 7. Serangan ini dirancang untuk membanjiri aplikasi web dengan lalu lintas berbahaya, menyebabkan gangguan besar pada layanan.

IMG 20250125 224059

4. Ancaman Siber Berbasis AI

Pelaku ancaman kini menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan serangan yang lebih canggih dan sulit diprediksi. Mulai dari deepfake yang menipu hingga malware berbasis AI, ancaman ini semakin menguji ketahanan sistem keamanan.

5. Peningkatan Hacktivisme

Hacktivisme kembali bangkit dengan gelombang baru serangan DDoS yang bertujuan untuk memprotes kebijakan pemerintah atau perusahaan. Serangan ini sering kali didorong oleh motivasi ideologis, bukan hanya keuntungan finansial.

6. Evolusi Keterampilan Pelaku Ancaman

Para pelaku ancaman kini mengembangkan keterampilan teknis yang lebih baik, membuat serangan mereka semakin sulit dilacak dan diatasi. Menurut laporan terbaru dari Akamai, serangan aplikasi web dan API di Asia-Pasifik meningkat 65% dari Q1 2023 hingga Q1 2024.

Industri yang paling rentan terhadap ancaman ini adalah layanan keuangan dan e-commerce, dua sektor yang memegang data sensitif dalam jumlah besar. Dengan Asia-Pasifik menjadi wilayah kedua yang paling banyak diserang secara global, kebutuhan akan perlindungan yang lebih kuat menjadi sangat mendesak.

Prediksi Keamanan Siber untuk 2025 versi Akamai

IMG 20250125 224040

Melihat tren ancaman yang berkembang, berikut adalah prediksi utama untuk tahun 2025

Kerentanan LLM yang Semakin Terungkap

Model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT diprediksi akan menghadapi lebih banyak eksploitasi kerentanan, memicu kebutuhan akan pengamanan yang lebih ketat.

Ancaman Selama Pemilu

Dengan banyaknya negara yang akan menyelenggarakan pemilu, ancaman siber yang bertujuan untuk manipulasi informasi dan gangguan sistem pemilu diperkirakan akan meningkat.

Regulasi AI yang Diperketat

Kecerdasan buatan akan menjadi fokus regulasi yang lebih ketat, baik untuk melindungi pengguna maupun memastikan transparansi dalam pengembangannya.

IMG 20250125 224125

Peningkatan Teknologi Deepfake

Menurut Akamai, Deepfake diproyeksikan menjadi senjata utama dalam penipuan finansial, di mana suara dan wajah akan ditiru untuk menciptakan ilusi yang meyakinkan. Untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks, infrastruktur keamanan siber akan bergerak menuju platform terpadu yang memungkinkan prediksi ancaman yang lebih akurat dan respons serangan yang lebih cepat.

Tags: , , , , ,


COMMENTS