
Mobitekno – Bank DBS Indonesia, bersama DBS Foundation, meluncurkan langkah nyata untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Mengalokasikan dana sebesar SGD 9 juta atau lebih dari Rp100 miliar selama tiga tahun ke depan, mereka berkomitmen mendukung perempuan, petani kecil, kaum muda, dan penyandang disabilitas di berbagai wilayah Indonesia. Inisiatif ini merupakan bagian dari janji DBS Group untuk mengalokasikan SGD 1 miliar hingga tahun 2033 dalam mendukung komunitas rentan.
Peresmian program ini dihadiri oleh jajaran pemimpin, termasuk Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, Head of Group Strategic Marketing & Communications Mona Monika, serta para mitra strategis seperti The Asia Foundation, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, dan Dicoding Indonesia.
“Di Bank DBS, kami beraspirasi menjadi ‘Best Bank for a Better World’. Ini mencerminkan komitmen kami untuk menciptakan dampak positif, tidak hanya pada bisnis, tetapi juga pada lingkungan dan masyarakat,” ujar Lim Chu Chong.
Tiga Program Strategis, Solusi untuk Tantangan Sosial
Melalui kerja sama dengan tiga mitra strategis, DBS Foundation merancang program-program berfokus pada pemberdayaan masyarakat rentan:
1. Program SHE CAN
Bersama The Asia Foundation (2024–2027), program ini bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan untuk 80.000 perempuan marjinal di Kalimantan Barat. SHE CAN juga membekali perempuan dengan keterampilan kepemimpinan dan kewirausahaan untuk mendukung kemandirian ekonomi.
2. Program FEAST
Berkolaborasi dengan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (2025–2028), program ini membantu 28.000 petani kecil di Flores untuk menerapkan pertanian cerdas iklim. Selain meningkatkan produktivitas, FEAST memprioritaskan peran perempuan dalam diversifikasi pangan dan ketahanan gizi keluarga.
3. Program Coding Camp
Bersama Dicoding Indonesia (2024–2026), inisiatif ini memberikan pelatihan coding dan soft skills kepada 130.000 pelajar SMK dan mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas. Program ini bertujuan membuka akses ke peluang kerja di sektor digital yang terus berkembang.
Ketimpangan sosial masih menjadi isu krusial di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Sosial 2022, Indonesia berada di peringkat 125 dalam Indeks Inklusivitas global, tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya. Di wilayah timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), tingkat kerawanan pangan mencapai 14,68 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 4,5 persen.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya intervensi inklusif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat rentan. “Setiap inisiatif DBS Foundation dipandu oleh dua fokus utama: menyediakan kebutuhan dasar dan mendorong inklusi. Fondasi yang kuat untuk perubahan positif jangka panjang hanya dapat dibangun jika kebutuhan esensial terpenuhi,” kata Mona Monika.
DBS Foundation Bangun Masa Depan yang Berkelanjutan
DBS Foundation, yang berdiri sejak 2014, terus berkomitmen mendukung wirausaha sosial melalui berbagai program. Hingga kini, lebih dari SGD 2,28 juta telah disalurkan kepada 14 wirausaha sosial di Indonesia, termasuk pada empat usaha di tahun 2023 yang fokus menangani isu lingkungan dan pemberdayaan perempuan.
Dengan filosofi From a Spark Within to Impact Beyond, DBS Foundation percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Berbagai inisiatif ini tak hanya mendukung komunitas rentan, tetapi juga menciptakan dampak yang melampaui generasi.
Sebagai bank yang dinobatkan sebagai World’s Best Bank for Corporate Responsibility oleh Euromoney pada 2023, Bank DBS Indonesia membuktikan bahwa inklusi sosial dan keberlanjutan bukan sekadar visi, tetapi misi yang terus diwujudkan.
Tags: Bank DBS, DBS Foundation, DBS Group, Dicoding Indonesia, The Asia Foundation, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial