May 19, 2025

Audio Eraser di Galaxy S25 Series, Samsung Jadikan Editing Audio Semudah Sentuhan Jari

Penulis: Desmal Andi
Audio Eraser di Galaxy S25 Series, Samsung Jadikan Editing Audio Semudah Sentuhan Jari 

Mobitekno – Bayangkan kamu lagi bikin video street performance di pusat kota—musisi jalanan memainkan gitar akustik dengan apik, tapi tiba-tiba suara klakson mobil malah lebih dominan dari alunan musiknya. Atau saat bikin konten vlog di kafe hits, obrolan kamu dan teman jadi nggak terdengar karena latar belakang yang riuh. Di sinilah fitur terbaru dari Samsung, Audio Eraser, memainkan perannya.

Lewat Galaxy S25 Series, Samsung mengenalkan fitur Audio Eraser yang dirancang untuk menjawab masalah klasik para pembuat konten: noise. Bukan sekadar fitur tempelan, Audio Eraser dibangun dari riset mendalam oleh tim AI Solution di Samsung Research dan kolaborasi erat dengan divisi Mobile eXperience (MX) Business.

Tak main-main, berdasarkan data internal Samsung, lebih dari separuh pengguna (51%) menilai fitur ini sebagai salah satu yang paling menarik dari seluruh rangkaian fitur di Galaxy S25 Series—berada di posisi dua teratas. Ini bukan tanpa alasan.

Audio Eraser Deteksi Otomatis, Edit Langsung

Mengedit suara kini jadi lebih praktis. Dengan Audio Eraser, pengguna bisa secara instan memfilter suara bising dan menonjolkan suara utama seperti percakapan atau musik. Tak peduli apakah video itu direkam sendiri atau diterima dari orang lain, fitur ini bekerja cepat dan akurat.

Konsepnya mirip seperti Object Eraser yang lebih dulu populer di lini Galaxy S21. Bedanya, kini Samsung membawa teknologi canggih ini ke ranah audio. Secara teknis, fitur ini mampu mendeteksi dan memisahkan hingga enam jenis suara berbeda dalam satu rekaman: mulai dari suara manusia, musik, angin, hingga kebisingan lalu lintas.

Dengan teknologi pemisahan audio berbasis AI, Audio Eraser mengelompokkan suara-suara tersebut ke dalam kategori berbeda, lalu mengeksekusi proses penghapusan atau peredaman suara latar sesuai keinginan pengguna. Hasilnya? Kualitas suara jadi lebih bersih dan fokus ke elemen penting.

Untuk menciptakan teknologi ini, Samsung tak hanya mengandalkan simulasi di laboratorium. Mereka juga turun langsung ke lapangan untuk merekam berbagai suara nyata dari berbagai situasi. Misalnya saja suara angin yang ternyata menjadi salah satu tantangan utama dalam pengembangan.

“Suara angin memang susah ditebak dan tidak konsisten,” ujar Hejung Yang dari tim AI Solution Samsung. “Kami sampai merekam angin di luar jam kerja hanya demi menambah data asli ke dalam model pelatihan.”

Selain itu, setiap anggota tim riset bertugas menganalisis lebih dari seribu klip audio tiap minggu. Tujuannya adalah memastikan model AI benar-benar mampu bekerja di berbagai kondisi suara nyata.

Menurut Jiwon Kim, proses eksperimen ini berlangsung secara konsisten selama berbulan-bulan, hingga akhirnya diperoleh algoritma optimal yang bisa dijalankan langsung di perangkat (on-device) dengan konsumsi daya yang efisien.

Keunggulan Audio Eraser tak hanya dari sisi kualitas audio, tapi juga dalam hal kecepatan dan keamanan. Karena dijalankan langsung di perangkat, pengguna bisa mengedit audio secara real-time tanpa harus unggah ke server eksternal. Ini jelas memberikan nilai tambah dalam hal privasi data.

“Fokus kami adalah mengembangkan algoritma yang cepat, efisien, dan tetap hemat daya,” kata Hosang Sung dari tim pengembang. “Dengan pendekatan ini, pengguna bisa langsung menikmati hasil edit tanpa jeda atau lag.”

Samsung sendiri memang sudah cukup lama membangun pondasi AI on-device, dan fitur ini menjadi bukti nyata dari kematangan teknologi mereka.

Audio Eraser
Samsung Research

Sinergi Antar Tim, Inovasi yang Terwujud

Fitur Audio Eraser adalah contoh konkret bagaimana inovasi lahir dari kolaborasi solid antar divisi. Tim Samsung Research dan MX Business saling bahu membahu, mulai dari perumusan ide, penyempurnaan software, hingga proses validasi kualitas audio.

Bahkan, kerja sama lintas tim ini juga tampak dalam pengembangan Galaxy Buds3 dan Buds3 Pro. Teknologi Adaptive ANC yang ditanamkan pada TWS terbaru Samsung ini dikembangkan agar bisa menyesuaikan peredaman suara berdasarkan bentuk telinga pengguna dan perubahan posisi saat pemakaian.

Menurut Kyoungbo Min, tantangan besar dalam TWS adalah mengintegrasikan performa software dengan desain hardware yang kecil dan ringkas. “Kami harus menyusun ulang algoritma dari awal untuk menghadapi variasi hardware,” ujarnya. “Lewat simulasi intensif, kami akhirnya mendapatkan solusi yang fleksibel.”

Samsung tak berhenti di Audio Eraser. Teknologi pemisahan sumber suara (source separation) diproyeksikan menjadi basis utama untuk berbagai inovasi audio di masa mendatang. Tim Samsung Research bahkan sudah mengeksplorasi kemungkinan ekspansi teknologi ini ke berbagai aplikasi lain, termasuk sistem komunikasi dan platform hiburan digital.

Hoonyoung Cho, Vice President sekaligus kepala AI Solution Team, menegaskan bahwa visi utama mereka adalah menghadirkan kontrol audio yang personal dan fleksibel untuk semua pengguna. “Kami ingin semua orang bisa menikmati kualitas suara terbaik, apapun situasi dan preferensi mereka.”

Dengan Galaxy AI sebagai ekosistem yang terus berkembang, bukan tak mungkin teknologi seperti Audio Eraser akan menjadi standar baru dalam dunia perangkat pintar.

Tags: , ,


COMMENTS