
Mobitekno – Kebutuhan akan talenta digital terus meningkat seiring laju adopsi teknologi di berbagai sektor industri. Organisasi dari berbagai skala kini menghadapi tantangan besar, terutama dalam mencari tenaga kerja yang kompeten di bidang keamanan siber, cloud computing, manajemen layanan TI, hingga kecerdasan buatan (AI). Melihat kondisi ini, Red Hat hadir dengan solusi konkret melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi teknologi berbasis open source.
Selama lebih dari dua dekade, Red Hat terus mengembangkan Red Hat Training and Certification, sebuah program pelatihan berbasis praktik yang dirancang untuk memvalidasi kemampuan teknis secara langsung. Dengan metode pengujian langsung, program ini bukan sekadar teori, tapi memastikan peserta siap terjun ke lapangan.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah Red Hat Learning Subscription (RHLS), yang kini jadi andalan banyak perusahaan dalam proses digitalisasi. Melalui langganan ini, tim IT bisa mengakses katalog lengkap kursus Red Hat kapan saja dan di mana saja, sekaligus mendapatkan tools dan materi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan mereka.
“Di era AI terbuka saat ini, organisasi semakin memilih untuk membangun model AI privat berbasis open source yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka, sehingga data tetap aman di lingkungan internal dan tidak perlu keluar ke cloud. Dengan dukungan teknologi open source seperti InstructLab dan Red Hat OpenShift AI, mereka bisa memulai dari solusi yang sudah ada tanpa membangun dari nol, lebih cepat, hemat sumber daya, dan mudah dioperasikan, bahkan dari skala kecil sekalipun,” ujar Vony Tjiu, Country Manager Red Hat Indonesia.
Pemanfaatan Layanan Red Hat, dari Pemerintah Hingga dan Industri Swasta
Beberapa institusi di Indonesia telah memanfaatkan layanan pelatihan dari Red Hat dengan hasil signifikan. Salah satunya adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) yang berhasil memangkas waktu pengembangan aplikasi hingga 50% setelah mengadopsi platform microservices berbasis Red Hat. Untuk memastikan transisi berjalan mulus, DJPb memanfaatkan RHLS untuk melatih para developer dan tim operasional mereka dalam menggunakan Red Hat OpenShift dan Red Hat JBoss EAP.
Contoh lainnya datang dari Tanobel, perusahaan produsen air minum dalam kemasan. Dalam perjalanan transformasi digitalnya, Tanobel mendaftarkan tim pengembang dan operasional mereka ke Red Hat Learning Subscription. Hasilnya, proses adopsi teknologi kontainer berjalan lebih lancar, bahkan kini sekitar 90% beban kerja Tanobel sudah berjalan di OpenShift.

Red Hat Academy: Solusi Pendidikan Teknologi dari Hulu
Tak hanya menyasar sektor profesional, Red Hat juga aktif membangun talenta digital dari bangku kuliah lewat program Red Hat Academy (RHA). Melalui kerja sama dengan institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia, Red Hat membuka akses pelatihan teknologi tanpa biaya kepada para mahasiswa.
Program ini tidak hanya menghadirkan materi pembelajaran, tetapi juga memberikan potongan harga untuk ujian sertifikasi, serta akses ke jaringan industri global melalui RHA Talent Network. Hingga 2024, lebih dari 7.500 siswa Indonesia telah mengikuti pelatihan Red Hat Academy, dengan dukungan dari lebih dari 200 kampus dan universitas yang tersebar dari kota besar hingga daerah terpencil.
Lewat RHA, Red Hat berusaha menghapus hambatan akses pelatihan teknologi, baik secara finansial maupun geografis. Mahasiswa bisa belajar kapan saja dengan materi yang dirancang untuk mendukung kebutuhan industri, mulai dari dasar-dasar Linux hingga teknologi cloud dan DevOps.
Red Hat juga tak tinggal diam melihat tren teknologi seperti AI dan machine learning (ML) yang kian berkembang. Untuk menjawab tantangan ini, Red Hat menghadirkan kursus khusus bertajuk Developing and Deploying AI/ML Applications on Red Hat OpenShift AI (AI267).
Kursus ini ditujukan bagi para engineer, developer, dan data scientist yang ingin memahami cara menerapkan praktik terbaik MLOps, kombinasi machine learning dan DevOps, dalam lingkungan open source. Peserta akan belajar mulai dari pelatihan model AI, hingga penerapannya di lingkungan OpenShift AI.
Red Hat juga memperluas kolaborasi dengan pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta program Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Lewat kerja sama ini, Red Hat mendukung pelatihan teknologi untuk mahasiswa dan lulusan baru agar siap bersaing di dunia kerja.
Dengan berbagai program pelatihan, sertifikasi, dan dukungan terhadap ekosistem pendidikan nasional, Red Hat menunjukkan komitmennya dalam mendukung Indonesia membangun generasi talenta digital yang kompeten dan siap pakai. Mulai dari membekali siswa dengan dasar-dasar open source, hingga mendampingi perusahaan dalam transformasi digital, Red Hat menempatkan pelatihan teknologi sebagai pilar utama untuk keberhasilan jangka panjang.
Investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan digital bukan sekadar formalitas, tapi langkah strategis untuk masa depan. Red Hat percaya bahwa dengan ekosistem teknologi terbuka dan akses pembelajaran yang luas, talenta digital Indonesia bisa bersaing di level global.
Tags: Red Hat, Red Hat Academy