
Mobitekno – Salesforce, perusahaan CRM berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) menggelar Agentforce World Tour di Jakarta (11/4/2025) untuk memperkenalkan Agentforce baru (Agentforce 2.0) sebagai platform tenaga kerja digital (digital labour platform) revolusioner yang membawa AI ke level baru.
Agentforce World Tour yang juga akan digelar di beberapa kota besar di dunia lainnya ini bukan sekadar ajang teknologi, melainkan panggung bagai Salesforce untuk menunjukkan bagaimana AI dapat mengubah cara bisnis/perusahaan beroperasi, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dihadiri lebih dari 500 pelanggan dan mitra, Agentforce World Tour Jakarta menghadirkan keynote pentying, demo pembuatan agen AI secara langsung, hingga diskusi mendalam tentang inovasi produk dan strategi khusus untuk berbagai industri. Acara ini juga membuka peluang bertemunya para pemimpin bisnis, inovator, dan pelaku industri yang ingin memanfaatkan potensi AI untuk meraih kesuksesan di era digital.
AI sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI dalam sambutannya menegaskan peran krusial AI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Dengan proyeksi perekonomian digital Indonesia yang diperkirakan melonjak hingga 360 miliar dolar AS pada 2030 (empat kali lipat dari saat ini), AI menjadi kunci untuk mewujudkan ambisi tersebut.
“Indonesia punya target besar untuk ekonomi digitalnya. AI adalah alat yang akan mempercepat kami mencapai tujuan itu,” ujar Edwin.
Edwin mengungkapkan rencana pemerintah untuk mebuat peta jalan AI dan pedoman etika penggunaannya di Indonesia, termasuk menekankan kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Menurutnya, platform seperti Salesforce, dengan Agentforce bisa menjadi katalis untuk memberdayakan pelaku usaha Indonesia untuk bersaing di panggung global.
Edwin juga menyoroti evolusi AI yang kini tidak lagi sekadar alat bantu, melainkan mitra kerja yang cerdas. “AI seperti Agentforce akan mengubah cara manusia dan teknologi berinteraksi, menciptakan kolaborasi yang lebih produktif,” tambahnya. Pesannya jelas: pelaku usaha harus proaktif mengadopsi AI ke dalam inti bisnis mereka untuk tetap relevan dan kompetitif.
Agentforce: Lebih dari sekadar Agent AI
Untuk lebih memahami Agentforce, mungkin sebaiknya memahami apa itu agen AI (AI agent) yang biasanya berfungsi mengikuti instruksi yang telah ditentukan dan mungkin memerlukan interaksi manusia untuk menjalankan tugas tertentu. Bahkan ChatGPT juga bukan sebuah agen AI sejati, melainkan lebih dianggap sebagai model bahasa besar (LLM) yang bertindak sebagai Copilot (asisten). ChatGPT dapat terlibat dalam percakapan dan membantu tugas, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri atau mengambil tindakan sendiri.
Salesforce sendiri menggunakan istilah Agentic AI untuk menggambarkan teknologi yang mendasari Agentforce, sistem AI yang dapat bekerja secara mandiri tanpa pengawasan manusia. Agentic AI memungkinkan agen AI untuk membuat keputusan, beradaptasi dengan situasi baru, dan menetapkan tujuan untuk mencapai hasil tertentu.
Agentforce lebih dianggap sebagai AI otonom yang terintegrasi dengan platform Salesforce, seperti Customer 360 dan Data Cloud. Platform ini memungkinkan bisnis menciptakan agen AI yang bisa bekerja secara mandiri, mengambil tindakan proaktif, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Dari penjualan (sales), layanan pelanggan, hingga pemasaran, Agentforce menawarkan alat dan pustaka keterampilan (skill library) yang siap pakai untuk berbagai fungsi bisnis.
Agentforce mampu berintegrasi dengan aplikasi, seperti Tableau, Slack, dan mitra Salesforce lainnya. Ini memungkinkan perusahaan membangun “tim tanpa batas” yang menggabungkan tenaga kerja manusia dengan agen AI, mengubah alur kerja secara drastis. Misalnya, agen AI bisa menganalisis data pelanggan secara real-time, memberikan rekomendasi personal, atau bahkan menyelesaikan tugas rutin tanpa intervensi manusia.
“Indonesia adalah pusat inovasi yang penuh peluang,” kata Iman Muhammad, Country Leader Salesforce Indonesia. Dengan Agentforce, kami memberi bisnis alat untuk memaksimalkan potensi AI, merevolusi sektor seperti telekomunikasi, manufaktur, dan jasa keuangan.”
Agentforce tingkatkan pengalaman pelanggan Fisher & Paykel
Salah satu demo menarik disajikan oleh Huzefa Bandukwala (Solutions Leader, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam, Salesforce) tetang bagaimana produsen peralatan rumah tangga Fisher & Paykel memanfaatkan platform ini untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
Sebagai merek premium, Fisher & Paykel memiliki standar tinggi dalam memberikan layanan yang cepat, efektif, dan personal. Dengan Agentforce, mereka berhasil mengatasi tantangan umum dalam layanan pelanggan, seperti kurangnya visibilitas riwayat interaksi pelanggan.
Misalnya, ketika seorang pelanggan menghubungi pusat layanan untuk mencari lemari es baru, agen otonom Agentforce bukan hanya merekomendasikan model yang sesuai berdasarkan preferensi dan riwayat pembelian, tetapi juga langsung menjadwalkan pengiriman sesuai waktu yang diinginkan pelanggan. Proses ini berjalan mulus tanpa perlu intervensi berulang dari staf manusia, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Saat Agentforce tidak berhenti pada efisiensi operasional. Dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, seperti menjawab pertanyaan umum atau mengatur jadwal, bisnis dapat mengalihkan tenaga kerja manusia mereka untuk fokus pada tugas yang lebih strategis, seperti membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Use case dari pelaku industri Indonesia
Perwakilan dari Bank Negara Indonesia (BNI), Indosat Ooredoo Hutchison, dan Tiket.com memaparkan bagaimana mereka memanfaatkan teknologi Salesforce untuk mendorong pertumbuhan dan efisiensi.
Salah satu sorotan adalah presentasi dari Victor Setya, Vice-President of Data di Tiket.com. Sebagai salah satu OTA (Online Travel Agent) terbesar di tanah air, Tiket.com telah lama menggunakan Service Cloud, Slack, dan Tableau untuk mengintegrasikan data dan memberikan pengalaman wisata terbaik bagi pelanggan.
Kini, Tiket.com juga menjajaki potensi Agentforce untuk menciptakan agen AI yang bisa membantu pelanggan membandingkan harga dan memesan layanan dengan lebih cepat. Bagi mereka, teknologi AI dapat memberikan pengalaman yang lebih personal dan efisien, sekaligus menghemat waktu pelanggan.
Kisah Tiket.com mencerminkan tren lebih luas di Indonesia, di mana sektor publik dan swasta semakin gencar mengadopsi AI untuk mempercepat transformasi digital. Dengan dukungan Salesforce, perusahaan-perusahaan ini mampu menggabungkan data dari berbagai titik sentuh CRM untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus dan terpersonalisasi.
Dengan AI sebagai pendorong utama, Salesforce menunjukkan bahwa bisnis, kecil atau besar, dapat menciptakan peluang baru, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan. Di sini Salesforce memposisikan diri sebagai mitra yang dapat dipercaya dalam perjalanan transformasi digital Indonesia.
Bagi para pelaku usaha yang hadir, era agentic AI patutu dicermati dalam mengahadapi berbagai tantangan pasar di masa mendatang. Dengan Agentforce, bisnis bukan hanya dapat bertahan di tengah perubahan, tetapi juga memimpin revolusi digital.
Tags: Agentforce World Tour, Agentforce World Tour Jakarta, AI, CRM, Indosat, Komdigi, Salesforce, Tiket.com. BNI