Mobitekno – Perusahaan telekomunikasi global Ericsson belum lama ini menggelar ajang Imagine Live Indonesia 2024 di Jakarta (28/5/2024). Ajang yang digelar di Four Seasons Hotel ini merupakan acara tahunan Ericsson untuk memamerkan inovasi terbaru dalam teknologi komunikasi dan jaringan yang dihadiri pula oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti operator telekomunikasi, perusahaan, pemerintah, akademisi, dan mahasiswa.
Seperti ajang tahun lalu, Ericcson kembali memamerkan perkembangan teknologi 5G terbaru besutannya yang dapat diimplementasikan di Indonesia. Imagine Live Indonesia 2024 diisi dengan berbagai kegiatan, mseperti sesi keynote dari para pemimpin industri dan pakar teknologi, pameran dan demo produk dan solusi Ericsson, diskusi hingga workshop terkait berbagai topik teknologi komunikasi dan jaringan.
Jadi, Imagine Live Indonesia merupakan acara penting bagi Ericsson untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan teknologi di Indonesia. Acara ini juga menjadi merupakan platform penting bagi para pemangku kepentingan untuk belajar tentang teknologi terbaru dan menjelajahi peluang kolaborasi dengan Ericsson.
Ericsson Indonesia: 5G bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
Dalam sambutannya, Krishna Patil selaku Head of Ericsson Indonesia mencoba meyakinkan bahwa teknologi jaringan yang dihadirkan Ericsson ini dapat membantu percepatan dan perluasan jaringan 5G di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dengan banyaknya startup yang membutuhkan koneksi internet andal, Khrisna menuturkan, 5G merupakan teknologi yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini.
“5G bisa mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi, supaya Indonesa bisa menjadi pemimpin dalam industri,” ujar Krishna.
Berdasarkan laporan GSMA (Global System for Mobile Communications Association tahun 2024, 5G diprediksi akan memberikan kontribusi hingga lebih dari US$41 miliar (sekitar Rp659,89 triliun) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam kurun waktu 2024 hingga 2030.
Menurut studi Ericsson Consumer Lab, pengguna 5G di Indonesia menghabiskan rata-rata 35 menit per hari lebih banyak ketimbang pengguna di pasar yang baru mengadopsi 5G untuk layanan digital. Selain itu, aktivitas yang dilakukan juga membutuhkan data yang tinggi seperti streaming video 4K/HD, panggilan video, memainkan game seluler multiplayer, e-sports, dan sebagainya.
Patil menegaskan pentingnya kejelasan soal waktu untuk alokasi spektrum pita sedang (mid-band), sekaligus persyaratan alokasi yang ramah investasi sebagai katalisator untuk mempercepat penyebaran 5G di Indonesia.
“5G akan memberdayakan Indonesia untuk mengembangkan potensi Industri 4.0 dan akan menjadi pondasi mewujudkan agenda pemerintah menuju visi Indonesia Digital 2045,” ucap Krishna.
Seperti diketahui, frekuensi 5G terbagi dalam tiga kategori, yakni low-band (600 MHz-6 GHz), Mid-band (24 GHz-52 GHz), dan High-band (mmWave – 60 GHz).
Adapun regulasi spektrum jaringan 5G di tanah air sejak diperkenalkan 2021 lalu belum banyak menunjukkan perkembangan berarti. Penetrasi ponsel pintar 5G masih di bawah 10 persen dan diprediksi baru tumbuh di atas 30 persen pada 2027.
Pelaku industri telekomunikasi sudah mendorong pemerintah mendukung segera terbentuknya ekosistem layanan berteknologi akses seluler 5G, termasuk ketersediaan lebar pita spektrum frekuensi yang memadai beserta insentif pemakaiannya.
Untuk menumbuhkan perluasan jaringan 5G di Indonesia, Ericsson Indonesia disebut akan terus berkomitmen dalam perubahan digital, termasuk dengan melakukan investasi dan kolaborasi teknologi dengan berbagai pihak di Indonesia.
“Ericsson Indonesia terus berkomitmen menyokong Indonesia sekaligus stakeholders dalam menyambut perbaikan dan perubahan digital di Indonesia,” tegas Khrisna.
Krishna menyebutkan bahwa infrastruktur digital kuat dan mumpuni yang dipersiapkan Ericsson di Indonesia akan membantu menjembatani kesenjangan digital, menciptakan lapangan kerja, mendorong perekonomian, serta mentransformasi Indonesia secara digital.
Krishna juga menyatakan bahwa Ericsson akan terus melakukan investasi di Indonesia seperti yang ditunjukkan melalui kolaborasi teknologi 5G perusahaan.
Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mewakili pemerintah mengatakan bahwa saat ini pelaku industri dan masyarakat Indonesia sudah mulai menggunakan layanan internet 5G meski masih terbatas.
Denny menjelaskan jika internet 5G juga sudah dimanfaatkan oleh pelaku industri di Indoensia, seperti di sektor pertambangan, dalam hal ini Freeport. Meski demikian, teknologi 5G masih dalam tahap awal pengembangan di Indonesia dan diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi berbagai sektor industri di masa mendatang.
Inovasi teknologi jaringan dari Ericsson
Ericsson sudah memperkenalkan sejumlah inovasi terbarunya di gelaran akbar Mobile World Conference (MWC) 2024. Kini, teknologi tersebut mulai diperkenalkan ke tanah air di acara Ericsson Imagine Live 2024 di Jakarta.
Krishna Patil menyatakan kehadiran 5G membuka peluang baru bagi para operator, baik dalam bisnis mobile broadband yang sudah mapan maupun eksplorasi kumpulan peluang baru. Berikut ini beberapa inovasi teknolofi yang diperkenalkan Ericsson.
Immersive Sport Fan
Teknologi baru yang diperkenalkan adalah Immersive Sports Fan yakni aplikasi kaya fitur yang memungkinkan klub-klub olahraga berinteraksi secara langsung dengan para penggemar. Jadi, teknologi ini dapat menciptakan sumber pendapatan baru.
Memanfaatkan network slicing dan API, pengguna layanan ini diharapkan dapat menghadirkan fitur yang mampu memberikan pengalaman terbaik bagi penggemar.
Superior Uplink for Live Stream
Di sini Ericsson menawarkan siaran secara real-time tanpa hambatan melalui melalui perangkat XR, AR, atau VR yang tersedia secara komersial. Ericsson juga memperlihatkan inovasinya untuk mengatasi hambatan kecepatan unggahan 5G dengan teknologi Uplink Carrier Aggregation (ULCA).
Dengan teknologi ULCA, kecepatan unggahan dapat ditingkatkan dengan menggabungkan metode duplexing TDD dan FDD untuk ditingkatkan kinerjanya. Hal ini dianggapa dapat mendorong adopsi 5G Standalone (5G SA) dan mengoptimalkan pemanfaatan spektrum.
Enterprise Transformation
Ericsson juga mendemokan bagaimana industri infrastruktur tambang, seperti pembangkit listrik tenaga angin, serta kilang minyak dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi pekerja dengan jaringan 5G.
Bermitra dengan RealWear dan OverIT, Ericsson memungkinkan akses yang aman, andal, dan terhubung secara real time ke data yang kompleks. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman pekerja yang terhubung secara imersif dan dapat digunakan di lingkungan berbahaya, termasuk penempatan posisi secara akurat serta kemampuan menangani sejumlah besar perangkat yang terhubung.
Programmable Networks
Teknologi Ericsson ini dapat mengubah lanskap jaringan seluler dengan memungkinkan diferensiasi layanan yang lebih canggih untuk pengalaman 5G lewat jaminan Service Level Agreement.
Software baru Ericsson menghadirkan kemampuan RAN dan prosesor canggih yang mampu mengakomodir kebutuhan penyedia layanan komunikasi meraih peluang pertumbuhan dengan menyediakan konektivitas skala besar.
Demo juga menunjukkan cara kolaborasi teknologi RedCap dari Ericsson mendukung pertumbuhan bisnis penyedia layanan komunikasi. Kolaborasi ini menghasilkan pengurangan kompleksitas dan ukuran platform perangkat untuk tingkat penggunaan menengah.
Selain itu, kolaborasi ini dapat memperluas ekosistem 5G untuk memenuhi berbagai kebutuhan konektivitas di segmen konsumen dan perusahaan/industri baik pada pita FDD maupun TDD.
Shape Our Future Together
Di sini didemokan penerapan teknologi sebagai solusi bagi perusahaan yang memiliki permintaan tinggi dengan menggunakan QoD API dengan network slicing.
Hal ini mempertegas kepemimpinan Ericsson dalam bidang Network API dan monetisasi 5G yang sejalan dengan strategi perusahaan membangun platform bisnis, sekaligus menjalankan visi dalam mendukung kolaborasi industri dengan para mitra.
Tags: 5G, Ericsson, Ericsson Imagine Live 2024, Ericsson Indonesia, Indonesia, Jaringan, Layanan Digital, Operator Seluler, Starlink, Teknologi, Telekomunikasi