August 26, 2024

Kaspersky Ungkap 61% Responden Khawatir Dampak Digital Afterlife. Dilema antara Kenangan dan Penyalahgunaan

Penulis: Iwan RS
Kaspersky Ungkap 61% Responden Khawatir Dampak Digital Afterlife. Dilema antara Kenangan dan Penyalahgunaan 

Mobitekno – Ada fakta menarik dari studi Kaspersky terbaru berjudul “Excitement, Superstition, and Great Insecurity – How Global Consumers Engage with the Digital World”. Dari studi ini terungkap ada lebih dari separuh konsumen (61%) percaya bahwa identitas orang yang sudah meninggal (digital afterlife) sangat rentan terhadap pencurian identitas.

Terkait penciptaan kembali eksistensi daring seseorang menggunakan kecerdasan buatan (AI), 35% responden menganggapnya dapat diterima, sementara sebagian besar (38%) secara aktif tidak menyetujui, menyoroti masalah privasi dan sebgai bentuk rasa hormat kepada orang yang telah meninggal dunia dalam ranah digital.

Digital afterlife merujuk pada keberadaan dan pengelolaan data digital seseorang setelah kematian fisik mereka. Ini mencakup berbagai aspek seperti akun media sosial, email, foto, video, dan informasi pribadi lainnya yang tersimpan secara online atau di perangkat digital. Konsep ini juga melibatkan warisan digital, termasuk aset seperti cryptocurrency atau konten yang menghasilkan pendapatan, serta upaya untuk melestarikan memori dan warisan seseorang melalui medium digital.

meta uses personal data featured

Fenomena ini memunculkan berbagai pertanyaan etis, hukum, dan filosofis dalam masyarakat modern. Perusahaan teknologi harus mengembangkan kebijakan untuk menangani akun pengguna yang telah meninggal, sementara keluarga dan teman-teman menghadapi tantangan dalam mengelola warisan digital orang yang dicintai.

Perkembangan teknologi juga memungkinkan terciptanya representasi digital dari orang yang telah meninggal, seperti chatbot atau avatar berbasis AI, yang dapat “berinteraksi” dengan orang yang masih hidup. Hal ini menimbulkan perdebatan tentang batas-batas antara kehidupan dan kematian di era digital, serta bagaimana kita memahami dan menghormati privasi dan keinginan orang yang telah tiada.

Studi Kaspersky: 61% konsumen meyakini potensi kerentanan digital afterlife

Menurut “Laporan Tinjauan Global Digital 2024” yang dilakukan oleh Kepios, 95% pengguna internet kini menggunakan media sosial setiap bulan, dengan 282 juta identitas baru bergabung antara Juli 2023 dan Juli 2024. Seiring dengan semakin banyaknya orang yang berinteraksi daring dan jejak digital mereka meluas, kekhawatiran atas privasi, peninggalan, dan penggunaan identitas digital yang etis menjadi semakin penting.

Berdasarkan studi terbaru Kaspersky, mayoritas (61%) konsumen meyakini identitas orang yang telah meninggal (digital afterlife) sangat rentan terhadap pencurian identitas, karena sering kali tidak ada yang memantau apa yang terjadi pada informasi yang diunggah secara daring.

Lebih dari separuh responden (58%) setuju bahwa keberadaan orang yang telah meninggal secara daring dapat diciptakan kembali menggunakan AI. Sikap terhadap hal ini bervariasi, dengan 35% responden meyakini dan dapat menerima penciptaan kembali identitas digital seseorang yang telah meninggal melalui foto, video, atau kenang-kenangan lainnya, sebagian besar (38%) tidak setuju.

Kaspersky Digital Afterlife 02
Menurut studi, 61% konsumen global percaya, identitas orang yang meninggal (digital afterlife) sangat rentan terhadap pencurian identitas karena tidak ada seorang pun yang memantau apa yang terjadi terhadap informasi yang mereka posting di Internet.

Menariknya, sebagian besar orang (67%) meyakini dengan melihat gambar atau cerita tentang orang yang telah meninggal dunia dapat membuat orang-orang terdekat mereka merasa tidak nyaman. Namun, 43% konsumen yakin tidak ada batasan waktu untuk melihat setiap gambar, video, atau rekaman suara yang pernah dipublikasikan secara daring yang berkaitan dengan orang tertentu.

Karena mungkin satu-satunya tindakan yang dapat diambil konsumen untuk mengendalikan jejak digital pengguna setelah kematian adalah dengan menyertakan instruksi dalam pesan wasiat orang yang telah meninggal tersebut, 63% setuju bahwa siapa pun yang memiliki kehadiran daring harus menentukan dalam surat wasiat mereka apa yang harus dilakukan dengan data dan akun sosial nya

Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky menyatakan bahwa masalah pengelolaan jejak digital seseorang sering kali diabaikan dalam aktivitas daring sehari-hari. Namun, hasil survei menggarisbawahi poin penting: sejumlah besar responden menyadari potensi identitas yang dicuri dapat menyebabkan masalah pribadi yang sangat besar bagi pengguna atau orang yang mereka cintai.

“Mengingat risiko ini, adalah bijaksana untuk mengadopsi tindakan proaktif yang meningkatkan privasi dan melindungi identitas digital. Dengan melakukan hal itu, individu dapat memastikan bahwa kehadiran daring mereka tetap aman tanpa mengurangi bentuk rasa hormat , apa pun yang terjadi,” tambah Anna.

Rekomendasi Kaspersky terkait privasi data

Identitas digital seseorang adalah bagian penting dari dirinya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang serius terhadap perlindungan identitas digital, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang terdekat. Dengan semakin berkembangnya teknologi, tantangan dalam menjaga privasi dan keamanan data akan semakin kompleks. Namun, dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, tantangan atau ancaman privasi data digital afterlife seharusnya dapat diantisipasi dengan lebih baik ke depan.

Kaspersky Digital Afterlife 01

Untuk memperkuat privasi data, Kaspersky menyarankan tiga hal:
1. Menggunakan solusi keamanan modern memudahkan pemantauan data pribadi apa yang diproses aplikasi dan juga membatasi pengumpulan data bila perlu.
2. Menjaga sistem operasi, browser, dan perangkat lunak keamanan tetap mutakhir akan membuat perbedaan. Pembaruan sering kali menyertakan patch untuk kerentanan keamanan yang berpotensi dieksploitasi.
3. Karena tidak semua layanan daring menjelaskan data apa yang mereka kumpulkan dan bagaimana mereka menggunakannya, mengikuti petunjuk Online Privacy Checker akan membantu membatasi jumlah informasi yang dibagikan secara daring.

Laporan lengkap Kaspersky “Excitement, Superstition and great Insecurity – How Global Consumers Engage with the Digital World” dapat disimak lebih mendalam melalui tautan ini.

Tags: , , , , , ,


COMMENTS