Mobitekno – Riset terbaru yang dilakukan oleh Salesforce menunjukkan bahwa AI generatif kini menjadi salah satu dari tiga prioritas bisnis utama bagi 82% eksekutif perusahaan (C-Suite) di Indonesia. Penelitian ini menggarisbawahi betapa pentingnya teknologi AI generatif dalam mempengaruhi pengambilan keputusan dan strategi bisnis di berbagai sektor.
Sebelumnya pada Agustus 2023 lalu, Salesforce telah menghadirkan entitasnya di tanah air dengan menghadirkan Hyperforce, infrastruktur public cloud yang dibangun di atas Amazon Web Services (AWS). Ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan (bisnis) di Indonesia dalam melakukan transformasi digital dan meningkatkan daya saing mereka.
Di tengah transformasi digital yang masih terus berlangsung di Indonesia, hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI), utamanya AI generatif (generative AI) memang mulai menarik perhatian eksektutif perusahaan karena dapat menjadi pendorong lahirnya inovasi bisnis di perusahaan mereka.
Riset Salesforce ini melibatkan 207 pimpinan perusahaan berskala besar di Indonesia dalam melakukan riset ini, dan hasilnya menunjukkan bahwa setengah dari mereka (50%) mengklaim bahwa perusahaannya telah memiliki strategi AI generatif yang jelas. Sementara lainnya (42%) menyatakan masih merumuskan strategi yang sesuai untuk bisnisnya. Temuan ini menegaskan bahwa kesadaran dan minat terhadap potensi AI generatif terus meningkat di kalangan pemimpin bisnis di Indonesia.
Sebelum mendalami hasil riset, perlu sedikit memahami makna AI generatif itu sendiri. Secara umum, AI generatif adalah cabang dari AI (kecerdasan buatan) yang mampu menghasilkan konten baru dari data yang telah dipelajari, termasuk teks, gambar, musik, video, atau model tiga dimensi.
Teknologi ini menggunakan teknik seperti model berbasis jaringan saraf (neural network), deep learning (DL), dan natural language processing (NLP) untuk menciptakan sesuatu yang unik berdasarkan input (prompt) yang diberikan penggunanya.
Dalam konteks bisnis, AI generatif dapat membantu perusahaan menciptakan solusi kreatif dan efisien yang mendukung berbagai kebutuhan, mulai dari pemasaran hingga pengembangan produk.
Prioritas bisnis dan faktor pendorong utama adopsi AI generatif
Hasil riset dari Salesforce mengindikasikan bahwa mayoritas eksekutif C-Suite di Indonesia memandang AI generatif sebagai alat penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan menciptakan inovasi baru. Hal ini didukung oleh perubahan signifikan dalam cara perusahaan merancang strategi mereka. Banyak yang mulai mengintegrasikan teknologi ini ke dalam berbagai aspek bisnis untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Ada beberapa faktor yang mendorong adopsi AI generatif sebagai prioritas bisnis utama di Indonesia. Masing-masing aalah menghadirkan pengalaman semakin inovatif bagi pelanggan dan/atau karyawan kepada pasar (49%), memenuhi harapan pelanggan untuk pengalaman yang lebih cepat dan lebih personal (46%), dan permintaan karyawan untuk mulai menggunakan tools AI Generatif (42%).
AI generatif memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data pelanggan secara mendalam dan menghasilkan konten yang disesuaikan dengan preferensi individu. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga memperkuat loyalitas mereka terhadap brand (merek).
AI generatif juga dianggap berperan penting dalam meningkatkan efisiensi internal. Banyak perusahaan menggunakan teknologi ini untuk mengotomatisasi proses yang sebelumnya memerlukan waktu dan sumber daya manusia yang besar, seperti pembuatan laporan, analisis data, hingga desain produk. Dengan kemampuan untuk menghasilkan solusi dengan cepat, perusahaan dapat merespons tren pasar dengan lebih gesit (agile) dan tepat sasaran.
Strategi perusahaan dalam penerapan AI Generatif
Disebutkan sebelumnya bahwa ada sekitar 50% dari eksekutif mengaku bahwa perusahaan mereka sudah memiliki strategi AI generatif yang terstruktur. Strategi ini meliputi berbagai inisiatif untuk memanfaatkan teknologi AI dalam menciptakan keunggulan kompetitif, mulai dari penerapan dalam proses produksi, pemasaran, hingga layanan pelanggan.
Sementara itu, 42% eksekutif lainnya masih dalam tahap menyusun strategi. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun ada kesadaran yang kuat akan pentingnya AI generatif, beberapa perusahaan mungkin masih menghadapi menghadapi beberapa kendala dan isu dalam mengimplementasikan AI Generatid di perusahaan mereka.
Tantangan ini antara lain: Penggunaan data pelanggan dan perusahaan yang tidak lengkap untuk melatih model AI (30%); Tools AI Generatif yang secara konsisten menghasilkan output yang tidak akurat (30%); Penggunaan data publik yang tidak lagi relevan untuk melatih model AI (25%); dan Kurangnya privasi dan keamanan data (19%).
Hasil akurat (98%), data yang holistik serta lengkap sebagai dasar (98%), serta privasi dan keamanan data (97%) dianggap menjadi faktor-faktor yang paling penting dalam membangun kepercayaan dan keyakinan terhadap tools AI Generatif.
Bagi perusahaan di Indonesia, adopsi teknologi AI, terutama AI generatif, memerlukan sistem yang kuat, data yang terorganisir dengan baik, serta talenta SDM/tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital yang mumpuni. Perusahaan yang belum siap perlu berinvestasi lebih lanjut dalam pengembangan infrastruktur dan pelatihan karyawan.
Tantangan lainnya adalah masalah etika dan privasi data pelanggan yang harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa data sensitifnya tidak disalahgunakan. Regulasi perlindungan data pribadi di Indonesia ((UU PDP Nomor 27 Tahun 2022) juga segera diterapkan sehingga perusahaan perlu mengantisipasi agar penerapan AI tetap mematuhi peraturan yang berlaku.
Selain itu, adanya potensi resistensi budaya terhadap perubahan teknologi juga perlu diatasi. Bagi sebagian besar perusahaan, transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana mengubah cara berpikir dan budaya kerja yang sudah ada. Membangun kesadaran di seluruh tingkatan organisasi mengenai manfaat AI generatif adalah langkah penting dalam memastikan kesuksesan implementasi strategi ini.
Agentforce: Agen AI serba bisa Salesforce untuk perusahaan
Salesforce memperkenalkan Agentforce, sebuah inovasi terbaru dalam bidang kecerdasan buatan generatif (AI). Agentforce adalah kumpulan agen AI mandiri yang didesain untuk membantu pekerja dalam berbagai bidang seperti penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan.
Dengan kemampuan menganalisis data, mengambil keputusan, dan bertindak secara otomatis, Agentforce dapat meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan secara signifikan. Perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan dan meluncurkan agen AI mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan spesifik bisnis mereka.
Kunci keberhasilan Agentforce terletak pada Data Cloud Salesforce. Platform ini menyatukan data pelanggan secara real-time, memungkinkan Agentforce untuk memberikan jawaban yang akurat dan relevan. Selain itu, Salesforce juga memperkenalkan Einstein Trust Layer untuk memastikan keamanan dan privasi data pelanggan saat menggunakan AI generatif. Dengan demikian, perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan AI tanpa khawatir akan risiko keamanan data.
Iman Muhammad, Country Leader Salesforce Indonesia, menekankan pentingnya unifikasi data dalam implementasi AI. Beliau menjelaskan bahwa data yang terintegrasi dalam satu tempat sangat penting untuk meningkatkan akurasi dan manfaat dari penggunaan AI.
Dengan adanya inovasi seperti zero copy, perusahaan dapat dengan mudah menyatukan data mereka tanpa harus memindahkan data tersebut. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk membangun ekosistem yang kolaboratif antara manusia, AI, dan agen otonom, sehingga dapat mencapai kesuksesan bisnis dalam skala yang lebih besar.
Huzefa Bandukwala selaku Solutions Leader, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam, Salesforce juga menekankan pentingnya perusahaan di tengah kompetisi yang semakin ketat untuk mengadopsi teknologi AI generatif.
Huzefa menyebutkan bahwa dari survei Salesforce di perusahaan, ditemukan ribuan aplikasi berbeda dimanan setidaknya ada 72% aplikasi tersebut tidak terkoneksi (terhubung). Akibatnya ada data yang ‘terperangkap’ yang otomatis membuat nilai data juga tidak dapat dimanfaatkab bagi perusahaan.
Dengan Agentforce, perusahaan dapat memanfaatkan AI untuk mengelola data dengan lebih efektif, efisien, seklaigus meningkatkan produktivitas. Teknologi ini memungkinkan agen-agen AI untuk berinteraksi dengan pengguna melalui berbagai saluran seperti web, mobile, WhatsApp, dan Slack, serta memberikan dukungan dan layanan yang siap membantu kapan saja.
Agentforce juga membantu perusahaan dalam mengimplementasikan model AI yang dapat diakses dengan mudah melalui low code interface, sehingga mempermudah pengembangan dan penerapan model AI yang khusus untuk kebutuhan bisnis.
Di saksikan awak media, Salesforce juga melakukan demonstrasi bagaimana Agentforce berperan sebagai customer service dan admin lewat chatbot saat berinteraksi dengan pelanggan. Dengan kemapauan AI generatifnya, Agentforce dapat melakukan percakapan interaktif secara alami/luwes layaknya pelanggan yang berinteraski dengan seorang customer service umumnya (manusia). Misalnya menampilkan data pengiriman, penjualan pada periode tertentu hingga membuat contoh/draft order produk.
Tags: adopsi, Agentforce, AI, AI Generatif, Cloud, data, generative AI, Hyperforce, perusahaan, Riset, Salesforce, Teknologi