February 7, 2024

Ponsel 5G Sudah Banyak Tersedia dan Terjangkau Tapi Belum Diimbangi Jaringan 5G. Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Penulis: Iwan RS
Ponsel  5G Sudah Banyak Tersedia dan Terjangkau Tapi Belum Diimbangi Jaringan 5G. Apa yang Sebenarnya Terjadi? 

Mobitekno – Hadirnya jaringan 5G disambut dengan peluncuran beragam ponsel 5G di Indonesia sepanjang 2023. Kini, sudah ada puluhan model ponsel 5G dari berbagai merek yang tersedia di pasaran.

Harapan pengguna ponsel 5G untuk menikmati kecepatan akses Internet yang super cepat dan responsif serta menggunakan berbagai aplikasi inovatif dan revolusioner pun mulai diungkapkan pengguna melalui media sosial. Sayangnya harapan besar untuk ‘melompat’ jauh dalam konektivitas digital masih harus ditahan hingga memasuki 2024.

Sejak jaringan 5G diperkenalkan oleh Telkomsel, operator selurer terbesar di tanah air, tahun 2021 lalu di Jabodetabek dan disusul beberapa kota besar lainnya (Solo, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, Bandung), perkembangan jaringan 5G masih belum sesuai harapan banyak pihak.

5g indonesia 04

Meskipun perkembangan jaringan 5G sudah pasti akan tetap berjalan, perkembangan di Indonesia masih menghadapi banyak kendala yang menghambat penerapannya secara luas.

Memahami tantangan-tantangan penerapan 5G penting bagi pihak yang berkepentingan untuk memetakan jalan ke depan. Di sini penulis akan mencoba menjelaskan secara ringkas faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap peluncuran 5G yang masih kurang ‘greget’ di tahun 2023 dan mengeksplorasi masa depan 5G di Indonesia di 2024.

Kendala utama infrastruktur

Membangun jaringan 5G yang cakupannya merata secara nasional bukanlah perkara yang mudah. Para operator selurer atau mobile network operator (MNO) membutuhkan investasi besar, misalnya untuk menghadirkan menara seluler, kabel serat optik, dan infrastruktur lain yang mendukungnya.

Hal ini juga berlaku bagi Indonesia yang merupakan negara luas dan beragam secara geografis dengan banyak daerah terpencil. Pada tahun 2023, cakupan 5G terutama terkonsentrasi di kota-kota besar, menyebabkan sebagian besar penduduk tidak memiliki akses 5G. Jangkauan yang terbatas ini sangat membatasi sederet potensi dampak positif teknologi 5G.

5g

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel, Sigit Puspito Wigati Jarot pada suatu acara media pernah menyatakan bahwa jaringan 5G seharusnya digelar di frekuensi yang sesuai dengan kondisi geografis dan kepadatan populasi pengguna.

Salah satu rekomendasi yang di terpakan di beberapa negara adalah menerapkan jaringan 5G digelar bersamaan di frekuensi yang tinggi untuk transmisi data besar dan frekuensi yang lebih rendah untuk jangkauannya yang lebih luas.

Masalah biaya lisensi yang berkepanjangan

Tingginya biaya lisensi spektrum 5G memberikan beban pada operator jaringan seluler (MNO), sehingga memaksa mereka membebankan biaya ini kepada konsumen melalui paket data premium.

Proses alokasi spektrum frekuensi 5G yang belum tuntas menyebabkan operator telekomunikasi belum memiliki kepastian tentang spektrum yang akan mereka gunakan untuk layanan 5G. Ketidakpastian ini dapat menghambat investasi operator dalam membangun infrastruktur 5G.

Di pasar yang sensitif terhadap harga seperti Indonesia, hal ini dapat menjadi penghalang utama. Selain itu, tingginya biaya awal perangkat ponselyang kompatibel dengan 5G dibandingkan dengan opsi 4G semakin membuat calon pengguna enggan melakukan upgrade. Meskipun faktor ini sudah mulai teratasi dengan mulai marakanya ponsel 5G di pasaran yang terjangkau sejak tahun lalu.

Sosialisasi manfaat jaringan 5G: No killer app?

Selain daya tarik kecepatan yang lebih tinggi, banyak konsumen mungkin tidak melihat manfaat nyata dari peningkatan ke 5G. Meskipun teknologi ini memiliki potensi besar untuk memungkinkan aplikasi inovatif seperti cloud gaming dan realitas virtual, kasus penggunaan ini masih dalam tahap awal dan belum diadopsi secara luas. Kurangnya alasan kuat untuk beralih ke 5G dapat meredam antusiasme konsumen.

Sebagai generasi kelima dari teknologi seluler nirkabel, 5G menawarkan kecepatan unggah dan unduh yang lebih tinggi, koneksi yang lebih konsisten, dan peningkatan kapasitas dibandingkan jaringan sebelumnya. 5G jauh lebih cepat dan lebih andal daripada jaringan 4G yang populer saat ini dan berpotensi mengubah cara kita menggunakan internet untuk mengakses aplikasi, media sosial, dan informasi.

Teknologi kemudi otomatis (autonomous driving), aplikasi game canggih, dan media streaming langsung yang membutuhkan koneksi data berkecepatan tinggi yang sangat andal akan mendapat manfaat besar dari konektivitas 5G.

Hambatan regulasi

Peraturan pemerintah Indonesia seputar alokasi spektrum 5G dan pembagian jaringan juga disebut-sebut berpotensi menghambat perkembangan jaringan 5G.

Proses alokasi spektrum frekuensi 5G di Indonesia juga masih belum tuntas. Hal ini menyebabkan operator belum memiliki kepastian tentang spektrum yang akan mereka gunakan untuk layanan 5G. Ketidakpastian ini dapat menghambat investasi operator dalam membangun infrastruktur 5G.

5g indonesia 02

Namun, pemerintah juga sudah menyadarinya dan sedang melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah ini. Diharapkan dengan regulasi yang lebih baik, 5G dapat berkembang pesat di Indonesia dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Operator masih pragmatis

Pihak MNO (mobile network operator) yang beroperasi di tanah air mungkin masih memprioritaskan ekspansi 4G dan peningkatan jaringan sebelum mengalihkan fokusnya ke implementasi jaringan 5G.

Hal ini mungkin disebabkan oleh tantangan-tantangan yang disebutkan di atas seperti keterbatasan infrastruktur, biaya tinggi, dan kurangnya permintaan pengguna terhadap 5G. Meskipun pendekatan ini memastikan cakupan 4G yang lebih luas, namun hal ini dapat menunda adopsi 5G secara luas.

Jaringan 5G ibarat lomba maraton

Peluncuran 5G di Indonesia bisa diibaratkan sebuah lomba lari maraton dan bukan lari cepat yang selesai dalam sekejap. Meskipun tahap awal masih jauh dari harapan, tantangan yang dihadapi telah diatasi.

Dengan memperluas infrastruktur telekomunikasi, menjadikan jaringan 5G akn lebih terjangkau dan mendorong inovasi. Pad akhirnya Indonesia pun dapat membuka masa depan dengan adopsi 5G karena dampak positifnya bagi perkembangan ekonomi digital.

Seiring dengan semakin matangnya teknologi dan semakin maraknya kasus penggunaan, 5G berpotensi merevolusi konektivitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjembatani kesenjangan digital di negara kepulauan ini.

Outlook 5G: 2024 dan selanjutnya

Terlepas dari tantangan yang dihadapi pada tahun 2023, penting untuk diingat bahwa peluncuran 5G di Indonesia masih akan berlangsung meski dengan progres yang belum sesuai harapan di tahun-tahun politih hingga akhir 2024.

Pemerintah dan operator secara aktif harus terus berupaya mengatasi hambatan dan mempercepat adopsi. Berikut ini adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah menargetkan jaringan internet 5G yang merata di Indonesia pada 2024 hingga 2025. Untuk itu, Kominfo gencar melakukan penataan spektrum atau refarming hingga membangun ekosistem 5G. Meskipun mencapai tujuan ini mungkin sulit, hal ini menunjukkan komitmen untuk menjembatani kesenjangan digital.

laki2

Para operator harus lebih aktif menjajaki berbagai model harga dan opsi bundling paket untuk menjadikan 5G lebih mudah diakses oleh lebih banyak pengguna. Hal ini dapat mencakup paket data yang fleksibel, promosi yang ditargetkan, dan subsidi perangkat.

Pengembangan aplikasi 5G yang menarik sangat penting untuk mendorong adopsi. Mendukung pengembang dan startup lokal yang mengerjakan kasus penggunaan inovatif di berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, dan layanan kesehatan dapat menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan.

Tags: , , , , ,


COMMENTS