May 31, 2023

Fortinet: Solusi SASE Vendor Tunggal Dapat Atasi Komplesiksitas Pengelolaan Sistem Keamanan Jaringan di Era Hybrid Working

Penulis: Iwan RS
Fortinet: Solusi SASE Vendor Tunggal Dapat Atasi Komplesiksitas Pengelolaan Sistem Keamanan Jaringan di Era Hybrid Working 

Mobitekno – Fortinet, penyedia solusi keamanan siber global dan IDC mengungkapkan temuannya terkait ancaman keamanan siber dalam satu tahun terakhir dalam acara media briefing Fortinet Accelerate Asia 2023 dengan tema “Experience a Secure Future” di Jakarta (30/5/2023).

Edwin Lim selaku Country Director, Fortinet Indonesia mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil survei responden, lebih dari 66 persen terkena dampak hingga US$ 1 juta akibat insiden pelanggaran keamanan (security breach) yang dialami mereka. Hasil survei juga memaparkan bahwa 82% responden di Indonesia pernah mengalami sekurang-kurangnya 2 kali peningkatan insiden keamanan.

Insiden terbanyak terjadi antara lain phishing, denial of service (DoS), pencurian data/identitas, ransomware, dan kehilangan data. Faktanya, hanya 49% perusahaan di Asia yang memiliki personal/tim keamanan khusus sehingga lebih rentan terhadap ancaman keamanan siber.

Fortinet Accelerate 2023 02

Fortinet Accelerate 2023 03

Indonesia yang ekonomi digitalnya bertumbuh pesar harus menyadari dampak lainnya, yaitu meningkatnya frekuensi dan kecanggihan serangan siber dan pelanggaran data. Kurangnya tenaga ahli dalam industri keamanan siber semakin mempersulit situasi ini.

Fortinet menyatakan komitmennya menjembatani kesenjangan talent atau tenaga ahli dan memberikan pengetahuan dan kesadaran yang diperlukan tentang keamanan siber kepada seluruh karyawan perusahaan di tanah air.

Untuk itu, Edwin menyatakan bahwa Fortinet berinisiatif menghadirkan solusi SASE (Secure Access Service Edge) Vendor Tunggal yang dapat menyederhanakan pengelolaan kebijakan keamanan dan meningkatkan pengalaman pengguna bagi karyawan jarak jauh, guna membantu perusahaan Indonesia mengatasi tantangan keamanan akibat perubahan tenaga kerja.

Strategi ini diambil Fortinet berdasarkan survei terbaru IDC di sembilan negara Asia/Pasifik yang menjajaki perspektif para pemimpin keamanan siber tentang kerja hybrid, khususnya dampaknya bagi perusahaan selama setahun terakhir dan strategi untuk memitigasi tantangan keamanan dari pelaksanaan kerja hybrid.

Fortinet Accelerate 2023 04

Fortinet Accelerate 2023 05

Menurut survei, perpindahan ke model kerja jarak jauh ini mengakibatkan para karyawan menjadi sejumlah ‘branch office of one’ atau ‘kantor cabang berpegawai satu orang’, yang bekerja dari rumah atau lokasi lain di luar kantor tradisional. Akibatnya, 86% responden di Indonesia mengantisipasi terjadinya lonjakan jumlah perangkat terkelola hingga lebih dari 100% dalam dua tahun mendatang, bahkan bisa mencapai 400%.

Selain itu, 80% responden di Indonesia memperkirakan jumlah perangkat tidak terkelola akan tumbuh lebih dari 50%, sehingga kompleksitas dan risiko pelanggaran keamanan kian bertambah dan memperberat beban tim keamanan TI yang saat ini pun telah kelebihan beban.

Saat ini, lebih dari 30% perangkat yang terhubung ke jaringan di Indonesia tidak terkelola, sehingga memperbesar potensi pelanggaran keamanan. Survei di Indonesia memperkirakan angka ini akan terus bertambah, dengan 80% responden memperkirakan peningkatan sebesar 50% hingga 2025.

Responden survei juga mengindikasikan bahwa karyawan di Indonesia memerlukan hampir 30 koneksi ke aplikasi cloud pihak ketiga, dan ini memperbesar peluang terjadinya pelanggaran keamanan.

Dalam dua tahun ke depan, 100% responden di Indonesia memperkirakan adanya peningkatan dua kali lipat, sementara lebih dari 74% responden menyatakan akan meningkat tiga kali lipat. Menjaga keamanan jaringan dan konektivitas karyawan ke layanan pihak ketiga dan cloud merupakan tantangan besar mengingat pengamanan tradisional belum memadai.

Fortinet Accelerate 2023 06

Fortinet Accelerate 2023 07Kerja hybrid dan pertumbuhan koneksi terkelola dan tidak terkelola menyebabkan lonjakan besar dalam jumlah insiden keamanan, dengan 74% perusahaan yang disurvei di Indonesia melaporkan peningkatan pelanggaran keamanan lebih dari tiga kali lipat.

Banyak perusahaan di Indonesia berencana berinvestasi pada solusi SASE Vendor tunggal untuk mengatasi tantangan kerja hybrid, dan meningkatkan postur keamanan sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang konsisten bagi karyawan jarak jauh.

Kebutuhan akan solusi komprehensif yang memberikan postur keamanan yang konsisten bagi pengguna, baik di dalam maupun di luar jaringan, dengan tetap menyederhanakan pengelolaan kebijakan keamanan dan meningkatkan pengalaman pengguna bagi karyawan jarak jauh telah mendorong banyak perusahaan menjajaki SASE.

“Saat menerapkan SASE untuk mengelola layanan jaringan dan keamanan, perusahaan mencari platform yang terkonvergensi untuk merampingkan proses operasionalnya. Berdasarkan survei, 86% responden di seluruh Indonesia lebih menyukai vendor tunggal untuk kapabilitas jaringan dan keamanan, sementara 68% mengonsolidasikan vendor keamanan TI mereka” pungkas Edwin.

Lebih dari setengah (80%) responden memilih vendor tunggal untuk layanan keamanan yang diberikan melalui cloud dan SDWAN dengan menyebutkan berbagai manfaat seperti berkurangnya kesenjangan keamanan, peningkatan kinerja jaringan, kemudahan penerapan, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan integrasi dan penskalaan.

Tags: , , , , , , , , , , ,


COMMENTS