Mobitekno – Kaspersky, perusahaan keamanan siber global, baru saja mengadakan Cyber Security Weekend (CSW) Asia Pacific tahunan yang ke-9 di Bale Banjar Ballroom, Le Meridien Bali Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali dari tanggal 23 hingga -26 Agustus 2023.
Tujuan utama dari ajang Kaspersky CSW 2023 adalah untuk mempertemukan para profesional keamanan siber dari seluruh dunia untuk mendiskusikan dan berbagai ilmu tetang tren dan ancaman keamanan yang terjadi akhir-akhir ini.
Kaspersky CSW 2023 dianggap menjadi acara penting bagi para profesional keamanan siber global. Pasalnya, CSW dapat memberikan kesempatan untuk mempelajari ancaman dan tren terkini, menjalin jaringan dengan pakar lain di bidangnya, dan mendapatkan pelatihan langsung mengenai teknologi keamanan terkini. Konferensi ini juga menampilkan pidato utama dari para pakar industri dan sesi pelatihan langsung.
Tema Deus Ex Machina: Dampak AI terhadap keamanan siber
Tema yang diangkat pada CSW 2023 adalah “Deus Ex Machina: Setting Secure Directives for Smart Machines”. Tema ini bertujuan untuk menggali lebih jauh dampak kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terhadap keamanan siber.
Tema “Deus Ex Machina” untuk Kaspersky CSW 2023 di Bali mengacu pada gagasan bahwa solusi teknologi dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang tampaknya tidak dapat dipecahkan. Dalam konteks keamanan siber, hal ini dapat berarti penggunaan teknologi baru untuk bertahan melawan ancaman yang muncul, seperti kecerdasan buatan (AI) atau komputasi kuantum.
Tema ini juga mengingatkan bahwa teknologi bukanlah obat mujarab. Ini dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, dan penting untuk menggunakannya secara bertanggung jawab. Para profesional keamanan siber perlu menyadari ancaman dan tren terkini, dan mereka perlu menggunakan teknologi yang tepat untuk melindungi organisasi mereka.
Tema “Deus Ex Machina” juga merupakan seruan untuk bertindak. Hal ini merupakan pengingat bahwa kita harus proaktif dalam pendekatan kita terhadap keamanan siber. Kita tidak bisa menunggu ancaman berikutnya muncul sebelum kita mengambil tindakan. Kita perlu terus berinovasi dan mengembangkan cara-cara baru untuk melindungi diri kita sendiri.
Poin penting dari nara sumber
Salah satu pembicara dalam acara tersebut adalah Noushin Shabab, Senior Security Researcher APAC Global Research and Analysis Team (GReAT). Menurutnya, AI adalah alat yang ampuh yang dapat diaplikasikan di berbagai bidang. Namun, dalam konteks keamanan siber, AI adalah pedang bermata dua. “AI dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara oleh para pembela siber. Tetapi, AI juga dapat digunakan dalam berbagai tahap serangan,” ungkapnya¹.
Contoh penggunaan AI dalam serangan adalah untuk membuat e-mail spear phishing atau situs web palsu menjadi lebih meyakinkan. Selain itu, AI juga bisa dimanfaatkan untuk memprofilkan calon korban dengan lebih efisien dan mengembangkan komponen malware dengan fitur yang lebih canggih.
Di sisi lain, semakin banyak perusahaan yang menyadari kekuatan AI dan menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi aset dan kualitas produk serta merampingkan rantai pasokan demi keuntungan yang lebih baik.
Berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC), China, Australia, dan India adalah tiga negara yang paling banyak melakukan belanja AI di kawasan APAC. Diperkirakan, belanja AI negara-negara tersebut akan meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun, dari US$9,8 miliar pada tahun 2023 menjadi US$18,6 miliar pada tahun 2026.
Eugene Kaspersky tawarkan konsep Kaspersky Cyber Immunity
Dalam pidato utamanya di Kaspersky CSW 2023 di Bali, Eugene Kaspersky membahas konsep Kaspersky Cyber Immunity. Dia mengatakan bahwa Cyber Immunity atau Imunitas Siber adalah pendekatan baru terhadap keamanan siber yang bertujuan untuk membuat sistem dan perangkat yang nyaris tidak dapat disusupi.
Dijelaskannya, Cyber Immunity didasarkan pada prinsip-prinsip anatara lain Secure by design (mempertimbangkan aspek keamanan sejak awal); Defense in depth (sistem dan perangkat harus memiliki keamanan berlapis);
Pemantauan berkelanjutan (dipantau secar kontinyu); dan Rapid response (merespons serangan siber dengan cepat).
Eugene juga menyoroti tren yang terjadi di dunia siber mulai dari semakin canggihnya serangan siber, peningkatan penggunaan AI oleh pelaku kriminal, peningkatan keterhubungan infrastruktur penting, dan pentingnya kerja sama internasional di bidang keamanan siber.
Managing Director Asia Pasifik Kaspersky, Adrian Hia mengatakan bahwa pihaknya tengah memetakan roadmap atau peta jalan yang aman terhadap penggunaan AI di kawasan Asia Pasifik agar perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut dapat menerapkan imunitas siber.
“Kami siap untuk memetakan roadmap yang aman saat ini terkait penerapan dan adopsi AI di APAC untuk memastikan bahwa kami memanfaatkan keunggulannya tanpa mengorbankan keamanan siber,” ujarnya.
Seperti diketahui, kawasan APAC berada di garis depan dalam revolusi teknologi AI. Menurut studi IDC terungkap bahwa belanja AI di negara ini akan meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun. Dari belanja senilai US$9,8 miliar pada tahun 2023 menjadi US$18,6 miliar pada tahun 2026.
CSW 2023 yang digelar Kaspersky di Bali memberikan wawasan dan diskusi yang cukup mendalam tentang dampak AI terhadap keamanan siber serta pentingnya imunitas siber sebagai pendekatan baru dalam menghadapi tantangan tersebut.
Kaspersky akan melanjutkan diskusi tentang masa depan keamanan siber di Kaspersky Security Analyst Summit (SAS) 2023 yang diadakan di Phuket, Thailand, pada tanggal 25 hingga 28 Oktober.
Acara ini menghadirkan peneliti anti-malware berkaliber tinggi, lembaga penegak hukum global, Tim Tanggap Darurat Komputer, dan eksekutif senior dari layanan keuangan, teknologi, layanan kesehatan, akademisi, dan lembaga pemerintah dari seluruh dunia.
Bagi yang tertarik mengetahui lebih jauh terkait ajang SAS 2023 dapat mengunjungi URL ini.
Tags: AI, CSW 2023, Cyber Security Weekend 2023, Deus Ex Machina, Eugene Kaspersky, kaspersky, Kaspersky Cyber Immunity, keamanan siber