September 11, 2023

Akhir Oktober 2023 Rampung, PLTS Terapung Cirata akan Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

Penulis: Iwan RS
Akhir Oktober 2023 Rampung, PLTS Terapung Cirata akan Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara 

Mobitekno – Informasi terkini terkait proyek pembangunan PLTS terapung Cirata yang sempat mengalami penundaan akhirnya bakal rampung. Hal ini disampikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo.

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) terapung (floating solar power plants) ini sendiri dibangun di kawasan Purwakarta, Jawa Barat. Nantinya PLTS ini akan memiliki kapasitas 192 megawatt peak (Mwp). Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara subholding PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi dari Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

PLTS terpung Cirata 02

Melalui kerja sama ini, proyek PLTS tersebut dapat menyerap lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal dan menerapkan teknologi canggih, yang juga membantu meningkatkan kompetensi PLN.

PLTS terapung merupakan PLTS yang rangkaian panel suryanya berada atau terapung di atas air, seperti di waduk, danau, atau laut. Layaknya PLTS umumnya, panel surya pada PLTS terapung menangkap radiasi sinar matahari saat pagi hingga sore hari. PLTS Cirata juga menghasilkan energi listrik dari sumber yang dapat diperbarui dan bersih, yaitu sinar matahari. Ini berarti bahwa PLTS terapung dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga fosil.

Keunggulan PLTS terapung

Ada beberapa keunggulan PLTS Cirata jika ingin dibandingkan dengan PLTS biasa (tidak berada di atas air). Pertama, PLTS Cirata dianggap lebih efisien karena air memiliki efek pendinginan pada panel surya pada instalasi pembangkit. Ini berarti juga meningkatkan kemampuannya untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi.

PLTS terpung Cirata 05

Keunggulan lainnnya adalah PLTS terapung tidak membutuhkan lahan/daratan yang biasanya lebih mahal dibandingkan di atas permukaan air. Pencegahan Alga: PLTS terapung juga dapat membantu menjaga air tetap bersih dan mencegah pertumbuhan alga secara berlebihan berlebihan karena dapat menghabiskan oksigen dari air.

Terakhir, PLTS terapung juga dapat meminimalisir shading dibandingkan PLTS yang berlokasi di daerah gunung atau bukit. Pada daerah berbukit, modul surya rawan terhadap efek shading karena permukaannya yang tidak rata. Hal tersebut berpengaruh tehadap output daya yang dihasilkan. Oleh karena berlokasi di atas permukaan air, efek shading shading dapat diminimalisir pada PLTS terapung.

Dirut PLN: PLTS Cirata siap beroperasi akhir Oktober 2023

Darmawan Prasodjo pun sempat meninjau langsung proyek ini pada Kamis (8/9/2023) lalu. Pada kesempatan tersebut Darmawan melihat kesiapan PLTS terapung Cirata sebelum diresmikan.

“Saya ingin memastikan kesiapan PLTS terapung Cirata untuk dapat dioperasikan. Saat ini kami sedang melakukan berbagai uji coba dan memastikan listrik dari PLTS ini bisa terdistribusi dengan baik. Kami optimis akhir Oktober 2023, sekaligus memperingati Hari Listrik Nasional, PLTS ini bisa diresmikan,” ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dalam keterangan resminya (9/9/2023).

Darmawan menjelaskan PLTS terapung Cirata merupakan hasil kolaborasi antara subholding PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

PLTS terpung Cirata 03

Berkat kerja sama ini, proyek pembangunan PLTS mampu menyerap lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal.

“Tadi saya bertemu dengan beberapa personel, lulusan universitas terbaik negeri ini,” kata Darmawan.

“Saya tanya setahun yang lalu apakah mereka paham bagaimana membangun dan mengoperasikan PLTS terapung ini? They nothing know about this.”

“Banyak sekali tantangan yang harus diselesaikan, namun tantangan tersebut, berhasil kami petakan, dan kami cari jalan keluarnya,” lanjutnya.

Produksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dengan investasi Rp1,7 triliun

PLTS Cirata ini sendiri nantinya mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dan mampu memasok listrik setara lebih dari 50 ribu rumah, serta akan menekan emisi karbon lebih dari 200 ribu ton per tahun.

Dengan nilai investasi mencapai Rp 1,7 triliun, proyek ini mampu menghasilkan pengembalian investasi yang menarik, meningkatkan kepercayaan investor serta sekaligus menjawab tantangan energi bersih.

“Ini juga menjadi bukti bahwa PLN mampu menghadirkan skema kerja sama investasi yang menarik.”

“Sehingga berhasil mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek energi terbarukan di wilayah lain,” tutup Darmawan.

PLTS terpung Cirata 04

Tags: , , , ,


COMMENTS