Mobitekno – Hypernet Technologies, perusahaan Managed Service Provider (MSP), mengumumkan akan memperkuat fokusnya pada keamanan siber di Indonesia mulai tahun depan. Hal ini dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa digitalisasi membawa tantangan penting, yaitu masalah siber.
Hypernet menilai Indonesia belum begitu siap dengan digitalisasi saat ini karena tingkat keamanannya yang masih sangat rendah.
“Keamanan siber di Indonesia masih menjadi masalah utama, terlihat dari banyaknya berita mengenai kebocoran data sepanjang tahun ini,” kata Director of Digital Economy Celios Nailul Huda saat berbincang dengan wartawan, Jumat (8/12).
“Dalam konteks keamanan siber, Indonesia berada di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kita sama dengan Filipina. Indonesia merupakan negara yang masih relatif under capacity di (bagian) cyber security untuk negara security,” jelas Nailul.
Keamanan digital yang masih lemah ini membuat Hypernet semakin sadar dengan urgensinya. Meski perusahaan sudah berusaha menjaga keamanan pelanggan, mereka berencana lebih memperkuat di tahun depan.
“Dari data setiap tahun, pasti jumlah case selalu bertambah. Kami sudah aware dan sangat paham mengenai risiko-risiko ini. Itulah salah satu fokus produk tahun depan itu mengenai cyber security,” kata Chief Operating Officer (COO) Hypernet Sudino Oei.
Hypernet Tawarkan Layanan Keamanan Siber Terintegrasi
Komitmen Hypernet dalam menjaga keamanan pelanggan terlihat dari salah satu produk mereka, yaitu Security Opening System (SOS). SOS adalah sebuah tim yang akan memonitor seluruh perangkat firewall atau server pelanggan dengan sistem protect, deteksi, dan recover.
Aspek protect mencakup upaya untuk melindungi sistem dan data dari serangan siber. Hypernet menggunakan berbagai teknologi keamanan untuk melindungi pelanggan, seperti firewall, antivirus, dan intrusion detection system (IDS).
Aspek detect mencakup upaya untuk mendeteksi tanda-tanda serangan siber dengan menggunakan berbagai tools dan teknik untuk mendeteksi anomali pada sistem dan data pelanggan.
Aspek recover mencakup upaya untuk memulihkan sistem dan data jika terjadi serangan siber. Hypernet memiliki tim yang siap untuk melakukan pemulihan dengan cepat dan efisien.
“Kita melakukan protect dari sisi teknologi dan sebagainya. Setelah protect, kita melakukan deteksi. Kita monitor seluruh perangkat atau environment yang ada di pelanggan. Saat kita mendeteksi ada anomali, kita akan melakukan respons. Lalu yang terakhir kita melakukan recover jika terjadi data breach,” jelas Sudino.
Sebagai informasi, ekonomi digital Indonesia mengalami peningkatan pesat sepanjang 2023 dan diproyeksikan akan terus mempertahankan momentum pertumbuhannya pada tahun 2024 mendatang. Di sisi lain, masih ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh pelaku usaha dalam mengadopsi teknologi digital guna menunjang performa serta efisiensi bisnis.
Dengan memperkuat fokusnya pada keamanan siber, Hypernet berharap dapat membantu meningkatkan tingkat keamanan digital di Indonesia.
Tags: Cybersecurity, Hypernet, keamanan siber, XL Axiata