Mobitekno – Meski di beberapa negara kini sedang dilanda krisis, peluang pertumbuhan industri teknologi di Indonesia masih tetap terbuka. PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dalam paparan publik 2022 (Public Expose 2022) dan pembagian dividen tunai hari Rabu lalu (11/5/2022) menyampaikan optimistisnya terus bertumbuh ke depan.
Perseroan melaporkan berhasil membukukan laba bruto Rp437,58 miliar dan laba tahun berjalan Rp260,87 miliar. Ini berarti naik 62,39 persen dari tahun sebelumnya, serta membagikan dividen sebesar Rp253,13 miliar atas 1.875.000.000 saham (Rp135/lembar saham).
Salah langkah strategis MLPT untuk bertumbuh sudah terungkap melalui divestasi perusahaan data center PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) miliknya ke Edgeconnex Europe B.V. Pihak Multipolar Technology dan rekan kongsinya di GTN, Mitsui & Co Ltd juga telah melakukan penandatanganan “conditional sale and purchace agreement” dengan pihak Edgeconnex pada 14 Februari 2022 lalu.
Selanjutnya, langkah disvestasi juga telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 April 2022. Pihak MLPT menargetkan dana Rp 521,38 miliar dari penjualan saham GTN center dan 40 ribu meter persegi lahan di Cikarang, Jawa Barat dari Edgeconnex. Dana tersebut nantinya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi informasi (IT) dan pengembangkan layanan perusahaan bagi perseroan dan anak usahanya.
Wahyudi Chandra, Presiden Direktur MLPT menyatakan bahwa target pertumbuhan perusahaan sejalan dengan prospek bisnis teknologi informasi yang semakin menjanjikan.
“Kami optimis tahun ini akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kita menargetkan pertumbuhan at least dengan rata-rata market yakni sekitar 5%,” ujarnya melalui acara yang berlangsung secara online.
Target ini akan tercapai di tahun ini dengan strategi dan rencana ekspansi yang telah disiapkan. Namun demikian, perseroan melihat adanya kendala yang dihadapi, seperti rantai pasokan chip dan perangkat IT sehingga perlu adanya langkah antisipasi dan mitigasi.
Untuk memitigasinya, MLPT sudah menyiapkan empat strategi bisnis sepanjang tahun 2022 ini. Pertama, memperkuat dan memperluas basis pelanggan dengan mengembangkan fokus vertikal baru dan memperluas produk layanan ke pelanggan yang existing.
“Kami juga akan memperbanyak mitra dan principals tahun ini supaya impact dari keterlambatan pasokan chip bisa di minimalisasi tahun ini,” tambahnya. Untuk pelanggan baru, perseroan akan menerapkan sistem penjualan konsultatif dan mengatur strategi bersama partner. MLPT juga mulai fokus ke institusi finansial, telekomunikasi dan sektor publik, termasuk BUMN, rumah sakit, dan pendidikan.
Strategi kedua, perseroan akan meningkatkan kapabilitas di teknologi baru yang sejalan dengan produk atau layanan perseroan seperti penyediaan cloud, data analytics, digital banking hingga solusi cloud based security atau keamanan.
Ketiga, perseroan akan mengembangkan SDM dengan memperkuat karakter dan kompetisi tim, serta memperluas portofolio digital dan teknologi. Perseroan juga akan fokus melakukan investasi pada perusahaan startup yang berpotensi besar dalam lima tahun ke depan.
Strategi yang juga dilakukan adalah menyiapkan belanja modal atau CAPEX sepanjang tahun 2022 ini.
Direktur MLPT, Hanny Untar merincinya dengan menyatakan bahwa , perseroan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 210 miliar. Di mana untuk MLPT sendiri dianggarkan sekitar Rp 6 miliar.
“Untuk Multipolar Technology akan digunakan untuk kebutuhan internal yakni mengganti laptop atau PC yang memang dilakukan setiap 3 tahun sekali dan keperluan barang-barang IT lainnya,” tambahnya.
Sementara sisanya diperuntukkan bagi anak usahanya, PT Visionet Data International dengan capex sebesar Rp 204 miliar. Dana itu akan difokuskan untuk penyewaan teknologi seperti printer, EDC untuk kartu kredit hingga PC.
Tags: Data Center, Lippo Group, Multipolar, Multipolar Technology, Strategi Bisnis, Visionet Data International