[section_title title=”Tantangan Implementasi Ekosistem IOT di Indonesia “]
Terdapat sejumlah tantangan yang terjadi untuk ekosistem IoT di Indonesia. Setidaknya ada 4 tantangan yang dihadapi oleh pengembang IoT. Tantangan pertama adalah soal literasi di kalangan executive level dan masyarakat umum mengenai IoT.
“Banyak yang belum mengerti mengenai IoT sehingga perlu adanya edukasi dan sosialisasi secara masif dan terstruktur,” jelas Teguh.
Tantangan kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih minim, khususnya SDM yang telah memiliki sertifikasi dan spesialist di bidang IoT. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya training, assessment dan pembinaan yang menyeluruh, mulai dari pendidikan dasar hingga vokasi.
“Minimnya SDM menjadi kendala dan jawabannya adalah melakukan training dari pendidikan dasar hingga vokasi. Hal ini dapat dilakukan oleh lembaga formil maupun mandiri dan online. Tujuannya agar banyak SDM yang mempunyai skill IoT,” sambungnya.
Ketiga adalah keterbatasan kapital baik dalam bentuk investasi awal dan insentif mengenai IOT. Jawaban dari tantangan ini yakni dengan fleksibilitas pola implementasi mulai dari OPEX, Bagi Hasil, Hibah/Socialpreneur dan Sponsorship.
Keempat adalah masalah komponen elektronik seperti importasi, dan kelangkaan supply. Teguh menyarankan agar perlu adanya kemudahan dan pemberian insentif impor komponen.
“Hal ini dinilai diperlukan untuk pembuatan industri komponen elektronik seperti chip di Indonesia. Kita berharap bisa mengatasi kelangkaan supply, dengan menggunakan produk chip lokal yang ada,” saran Teguh.
Dia menyimpulkan bahwa IoT akan terus bertumbuh dengan pesat sejalan dengan pengembangan otomatisasi di semua sektor kehidupan masyarakat. Selain itu, pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pengembang IoT untuk bisa membentuk ekosistem yang saling bersinergi agar dapat bertumbuh dengan cepat.
Tags: Asosiasi IOT Indonesia, ekosistem IoT, IoT, tantangan implementasi 5G, Telkomsel