November 8, 2022

Isu Metaverse dan Perdagangan di Media Sosial Masih Jadi Tren di Asia Tenggara

Penulis: Desmal Andi
Isu Metaverse dan Perdagangan di Media Sosial Masih Jadi Tren di Asia Tenggara  

Mobitekno – Kenyataan ini berdasarkan dari laporan Studi Talkwalker dan Khoros terbaru. Talkwalker sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang consumer intelligence dan deep listening. Sementara Khoros adalah penyedia software dan servis yang bergerak di bidang customer engagement berbasis digital. Keduanya baru saja merilis Laporan Social Media Trends 2023. Laporan ini diterbitkan setelah kedua perusahaan mengumumkan kemitraan strategis dalam penyediaan solusi deep listening dan manajemen media sosial yang mulus melalui satu pengalaman terpadu.

Laporan Social Media Trends 2023 yang dikeluarkan Talkwalker dan Khoros ini berjudul from insights to action: how to disrupt a disruptive consumer. Laporan ini menyoroti tren-tren media sosial yang paling penting untuk diamati di tahun mendatang bagi brand, marketer (pelaku pemasaran), dan ahli PR. Studi dibuat dengan memanfaatkan kemampuan social listening dan analitik AI dari Talkwalker untuk mengungkap 10 tren media sosial paling berpengaruh di tahun 2023, serta menunjukkan bagaimana konsumen mendorong tren ini di Asia dan di seluruh dunia. Informasi di balik setiap tren ini didukung aksi keterlibatan sosial (social engagement) spesifik sesuai industrinya yang bisa dilakukan marketer dari tim Layanan Strategis Khoros. Laporan ini juga menampilkan kontribusi dari 70+ pakar industri dan pemimpin industri di tingkat regional dan global, di antaranya Samit Malkani dari Google SEA and India, Ervin Ha dari YouGov, dan Tom Simpson dari Mobile Marketing Association (MMA) APAC.

Perdagangan melalui media sosial menjadi populer – Pertumbuhan digital pasca pandemi dan naiknya biaya hidup mendorong meningkatnya permintaan produk dan layanan yang harganya lebih terjangkau. Konsumen semakin ingin mencoba saluran-saluran belanja baru seperti media sosial. Namun, beberapa negara lebih siap untuk mengadopsi perdagangan melalui media sosial dibandingkan negara-negara lain.

Di Asia Tenggara, pandemi mendorong lebih banyak pembelanja online tahun lalu, dengan jumlah perdagangan elektronik (e-commerce) dan perdagangan melalui media sosial mencapai lebih dari 50% dari pembelian online pada tahun 2021, menurut data laporan M&C Saatchi Performance. Tren ini akan mengalami akselerasi pada tahun 2023 dan seterusnya. Platform media sosial akan membuat pengalaman berbelanja di media sosial semakin mulus bagi konsumen.

Serbuan metaverse akan membuahkan hasil – Topik metaverse menjadi tren di kalangan pemirsa Asia Tenggara dengan lebih dari 5,9 juta percakapan yang direkam dari saluran media sosial sepanjang tahun lalu. Indonesia mencatatkan jumlah mention dan engagement tertinggi di antara negara-negara yang dimonitor, mencapai 60% dari seluruh percakapan, dan sepertiga dari engagement terkait topik ini. Filipina menempati urutan kedua dengan hampir 24% mention dan 29% engagement di seluruh Asia Tenggara.

Brand-brand yang ingin meluncurkan kampanye metaverse harus tetap berada dalam tren percakapan terbaru, dan memastikan realita baru ini terhubung dengan kebutuhan konsumen di dunia nyata.

WhatsApp Image 2022 11 08 at 21.22.04

Lingkungan akan diprioritaskan – Meningkatnya kesadaran terhadap kenaikan suhu global, dan semakin banyaknya konsumen yang menghadapi dampak langsung dari perubahan iklim membuat mereka mengharapkan berbagai brand menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas. Menurut Wunderman Thompson, konsumen di Asia Pasifik telah lebih menyukai brand yang memiliki tanggung jawab lingkungan dibandingkan dengan rata-rata global. Thailand dan Indonesia adalah pasar terdepan dimana sebagian besar konsumen menuntut pilihan produk yang berkelanjutan, yakni masing-masing sebesar 83% dan 82%.

Untungnya, penelitian Talkwalker mendapati bahwa brand belajar mengucapkan bahasa yang sama dengan konsumennya, karena keduanya semakin sering menggunakan kata kunci yang sama untuk mendorong percakapan mengenai keberlanjutan. Hal ini mengindikasikan adanya kesamaan visi yang terpadu antara konsumen dan brand, dan menunjukkan bahwa semakin banyak brand bertekad untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan di tahun 2023 untuk membuat perbedaan nyata terhadap situasi ini.

“Para pelaku pemasaran saling kejar-kejaran dengan konsumen akibat perubahan lanskap digital yang sangat cepat,” ucap David Low, CMO, Talkwalker. “Ini terlihat jelas di kawasan Asia Pasifik yang beberapa negaranya merupakan basis populasi konsumen digital terbesar di dunia, dan memimpin dalam belanja online di dunia.”

“Di lingkungan baru ini, para pelaku pemasaran harus fokus membangun hubungan simbiosis melalui pemahaman yang lebih baik mengenai percakapan online dan mengambil aksi lebih cepat. Ini adalah pemahaman baru yang akan membantu brand menciptakan pengalaman berarti dan menjadi semakin dekat dengan konsumen mereka.”

“Sebagai pelaku pemasaran, kami tahu nilai dari data dan pentingnya mendengarkan konsumen kami. Namun, kami harus lebih berorientasi pada aksi dan menggunakan wawasan tersebut dengan lebih efektif,” ucap Dillon Nugent, CMO, Khoros. “Level kenyamanan konsumen dalam melakukan hal-hal secara online – berbelanja, melakukan riset, bersosialisasi – tidak berkurang saat dunia mulai terbuka. Mereka juga lebih peduli dengan komunitas mereka – global, lokal, dunia nyata, dan online. Pelaku pemasaran harus memahami tren-tren dan perilaku ini secara lebih mendalam untuk mempersonalisasi pengalaman konsumen dan menciptakan strategi yang lebih berdampak untuk memberdayakan brand Anda agar tetap terhubung dengan konsumen dan meningkatkan keberadaan Anda di pasaran.

Tags: , , ,


COMMENTS