Mobitekno – Kasus PHK karyawan kembali terjadi. Kali ini menimpa start up Audio Visual, Clubhouse. Sempat jadi primadona di masa pandemi, Clubhouse mengaku punya alasan. Karyawan mereka diizinkan pergi secara sukarela untuk mengejar peluang di luar perusahaan.
Kebijakan tersebut adalah pemotongan pada beberapa area program yang sudah dikategorikan sebelumnya di antaranya: olahraga, berita dan internasional. Clubhouse juga kehilangan komunitas dan pemimpin internasionalnya. Tapi, PHK ini dilakukan sebagai bagian restrukturisasi yang lebih luas dan memikirkan kembali strategi aplikasi audio yang sempat terkenal saat awal pandemi Covid-19.
Maka dari itu, juru bicara Clubhouse menyatakan memang beberapa bagian dihilangkan untuk perampingan tim.
“Sejumlah peran dihilangkan sebagai bagian dari perampingan tim, dan beberapa individu memutuskan untuk mengejar peluang baru.” kata juru bicara Clubhouse, dilansir Bloomberg.
Jumlah staf yang dilepaskan perusahaan belum terungkap jelas, tetapi ada beberapa pekerja yang terkenal seperti Nina Gregory, mantan editor National Public Radio.
Sebelum kasus PHK ini, Clubhouse telah melakukan upaya terbaik untuk menawarkan pengalaman audio langsung terbaik, seperti menambahkan fitur teks real-time dan streaming audio berkualitas tinggi untuk menandingi dan melampaui pesaing.
Padahal November 2021, Clubhouse baru saja menghadirkan pengaturan bahasa Indonesia dan menyediakan untuk pengguna Android untuk memudahkan komunitas Tanah Air. Selain itu Clubhouse juga meluncurkan Creator Commons, sebuah platform dimana para kreator dapat menemukan panduan yang mereka butuhkan kesuksesan mereka.
Tags: Aplikasi, Clubhouse, pemecatan, PHK Karyawan, start-up